Seks yang misterius
Kebutuhan terhadap seks, nyaris sama misteriusnya dengan hasrat dan selera terhadap makanan. Saat sebagian orang blingsatan menikmati makanan yang super pedas, sebagian orang justru menganggap sebagai sensasi unik yang menggelitik lidah. Saat sebagian orang menganggap rasa manis hanya layak untuk makanan sampingan, sebagian orang menikmatinya dalam lauk-pauk dan makanan pokok mereka. Kenapa anda suka ini, dan kenapa anda tak menyukai itu? Sulit di jawab, dan bila pun dujawab, tak akan mudah begitu saja diteruma oleh orang lain.
Maksud saya, begitu pula seks. Ada sebagian keluarga yang justru menikmati saat-saat indah dalam melakukan hubungan seks, satu tahun setelah pernikahan. Ada orang yang begitu menggebu-gebu menikmati seks di usia satu hingga dua tahun pernikahannya, lalu kata sebagian mereka gairah itu menurun hingga 5-10 kali lipat dari sebelumnya. Ada yang secara konstan manikmati masa indah itu mulai dari awal pernikahan, hingga masa menopause sang istri. Ada yang bisa bertahan 5,6 hingga sepuluh tahun, baru memudar. Ini misteri yang sulit dipecahkan, meski penelitian ilmiah berkata lain.
Hal tersebut sedikit diungkap dalam sebuah hadits Rasul. Rasulullah saw menegaskan :
“Salah seorang Nabi berperang, lalu bersabda kepada kaumnya, ‘Seorang lelaki yang sudah memiliki kamaluan istrinya, sementara ia memiliki hasrat menggauli istrinya itu, namun ternyata tidak juga menggaulinya, maka tidak usah jadi pengikutku”
Itu artinya, terkadang orang memiliki pasangan, istri atau suami, namun ia tidak memiliki hasrat, atau hanya sedikit saja. Namun terkadang ada hasrat, naum menikah pun belum, budak juga tak punya. Maka, orang yang memiliki pasangan yang halal, lalu hasrat pun ada pada usia berapa pun, ia dituntut untuk memenuhi hasratnya tersebut secara halal, agar kesuciannya terjaga. Karena itulah poligami diperbolehkan bagi kaum pria yang secara umum memiliki masa pensiun di dunia seks halal lebih lambat ketimbang wanita.
Penelitian ini dilakukan oleh sebuah tim dari Universitas Pisa di Italia. Mereka menemukan bahwa daya tarik jasmani kita terhadap pasangan hanya akan bertahan selama 2 tahun. Ketika pasangan memasuki fase hubungan yang semakin mapan, hormone seksualitas umumnya berkurang. Sebagai gantinya muncul hormone lain.
Skala cinta dalam tubuh kita ditentukan oleh sebuah hormone yang bernama neotrophins. Hormone yang berada dalam aliran darah kita itulah yang mengendalikan tingkat hasrat kita terhadap pasangan. Neotrophins akan meningkatkan saat seseorang sedang dilanda asmara.
Kesimpulan ini diambil dari sample darah relawan penelitian Universitas Pisa. Dari hasil analisa, hormone neotrophins yang dipercaya bisa membangkitkan gairah seksual, menurun pada orang-orang yang menikah lebih dari dua tahun.
Selain neotrophins ada sebuah bagian di dalam tubuh yang juga bisa membangkitkan gairah seksual. Nerve Growth Factor atau lazim disebut NGF meningkat sejalan dengan aktivitas romantis suatu pasangan. Pada penelitian ini ditemukan, setelah satu sampai dua tahun menikah, tingkat NGF dalam tubuh manusia kembali ke level normal.
Meski demikian, hormone-hormon yang menghilang tersebut akan berganti dengan hormone yang lebih penting. Pasca hormone nerotrophins muncul hormone oxtocyn.
Jika hormone neotrophins membakar gairah seksual, hormone oxtocyn lebih kuat menimbulkan rasa cinta. Reaksi yang sering timbul lebih kepada keinginan untuk memberi kehangatan seperti pelukan.
Tapi, benarkan penelitian itu bergandengan akrab dengan realitas? Tidak juga. Bisa jadi, itu adalah hal-hal umum yang sering terjadi. Tapi, seperti sudah saya paparkan, gairah seks itu adalah hal yang misterius, seperti juga selera terhadap makanan. Umumnya orang sakit berkurang nafsu makannya. Tapi, saat dipondok pesantren dulu, saya memiliki sorang teman dari wilayah Sumatera, yang apabila dirawat dirumah sakit, nyaris tak ada yang mau menemaninya. Kenapa? Semua makanan dirumah sakit itu yang dihidangkan kepadanya, selalu disikat habis. Termasuk juga yang diantarkan oleh para penjenguk, dan itu masih ditambah lagi dengan kerewelannya yang luar biasa. Saat ini minta dibelikan bakso, nanti nasi goreng, beberapa saat lagi sate, wuih, bikin repot saja!
Ibadah, di semua usia
Ketika dimasa muda seseorang terdorong untuk melakukan ibadah sebanyak-banyaknya, maka dimasa tua niatan itu tentu semakin menggebu-gebu, karena setiap kita tentu ingin menghadap Allah dengan kondisi baik.
Bila demikian, maka setiap kesempatan beribadah yang di masa muda selalu digunakan, di masa tua tentu juga demikian, selama hayat masih dikandung badan, dan selama seseorang masih memiliki kemampuan. Termasuk di antaranya, berhubungan seks secara halal.
Nabi saw bersabda, “Dan pada kemaluan salah seorang diantara kalian terdapat sedekah…” (hadits riwayat Muslim)
Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan, betapa karena semangat melakukan amal shalih yang demikian hebat, mereka (para sahabat) merasa sedih bila tidak sempat melakukan kebajikan, padahal orang lain mempu melakukannya.”
Dan dalam hadits ini Rasulullah saw memberikan kiat melakukan berbagai amal shalih, termasuk dengan hal-hal yang seringkali dianggap kurang bernilai oleh sebagian orang, diataranya adalah berhubungan intim dengan istri yang sah.
Saat muda orang ingin menjaga kesuciannya dengan melalui hubungan seks yang halal, di masa tua tentu keinginan itu tidak berkurang (catat: keinginan, bukan kemampuan). Kecuali, ketika hasrat seksual itu Allah kurangi bahkan Allah cabut dari diri seseorang, di usia menopouse yang itu pun beragam pada masing-masing orang.
Beberapa alternatif hubungan seks bagi manula
Saat sudah berusia lanjut, terutama bagi kaum pria yang umumnya mengalami penurunan gairah seks jauh lebih lambat dibandingkan wanita, tentu setiap orang memiliki kesempatan dan kemampuan berbeda dalam melampiaskannya. Maka ada beberapa alternatif yang mungkin diambil, sesuai dengan sekali lagi kesempatan dan kemampuan tersebut.
Pertama, poligami. Syariat memperbolehkan poligami dalam banyak kondisi, bahkan terkadang menganjurkan dan menekannya, dengan syarat kemampuan berlaku adil. Saat seseorang menginginkan keturunan yang tidak bisa didapat dari istri pertama, saat si istri jatuh sakit dan tak mampu lagi memenuhi kebutuhan seksnya, dan saat si istri mengalmi penopouse lebih awal, sementara gairan seks suami masih menggebu-gebu. “ Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan Yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (An-Nisa:3)
Kedua, meminta kebijakan istri untuk memberi pelayanan seks sebatas yang mempu memberi kepuasan kepada suami, meski dia sendiri sudah nyaris tidak membutuhkannya lagi. Itu dilihat dari dua sudut pandang.
- Karen istri berkewajiban melayani suami, sebatas yang dia mampu.
- Karena sorang istri juga bisa menikmati kemesraan dan romantisme suami, saati ia bercengkerama, merki tanpa melakukan sexual intercourse.
Itu dalam arti, bahwa sikap bijak seorang istri yang melayani suami, tidak harus dengan pelayanan seks yang diakhiri dengan penetrasi. Namun ia bisa saja memberikan kepuasan kepada suami melalui sentuhan-sentuhan dan sejenisnya, sehingga si suami mengalami orgasme.
Cara ketiga, adalah alternatif, bila sorang istri tak lagi mampu melayani suaminya karena kondisi fisik, mungki sakit ketuaan, atau karena hal-hal lain, maka sorang suami yang masih memiliki gairah kuat bila melakukan pemuasan seks dibagian tubuh istri yang tidak bersifat menyakiti atau menyusahkan sang istri. Tujuannya jelas, agar seseorang tetap bisa menjaga kesucian diri, di usia tua, dengan melakukan hal yang bernilai pahala. Hal ini perlu ditegaskan, karena betapa banyak kaum tua yang terjerumus pada perselingkuhan, atau pemuasan seks melalui cara haram, seperti onani dan sejenisnya. Betapa banyak, orang yang lari dari cara yang diisyaratkan, justu terjebak dalam keharaman.
Sumber :NIKAH (Majalah Keluarga Islam)
No comments:
Post a Comment