Tuesday, May 25, 2010
CINTA SMU “HEBOH ADA BAYI DI SEKOLAH”
Masyarakat gempar, disebuah kota kecil di ujung timur Bandung. Pasalnya seorang siswi sebut saja Melati, kelas 2 SMU Negeri pendarahan seperti habis melahirkan. Ketika datang ke bidan yang tetangganya itu, sempat mengelak saat bidan menanyakan bahwa yang bersangkutan habis melahirkan.
Setelah bidan bicara dengan ibu Melati untuk memeriksa ada apa di rumahnya? Betapa kagetnya sang ibu, ternyata di kamar mandi ditemukan ember yang ditutup switer yang berisi bayi yang baru lahir. Sayang, bayi tersebut tak dapat tertolong, meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Setelah diusut, bayi itu hasil “hubungan” dengan seorang mahasiswa ikatan dinas di sebuah kawasan pendidikan kota J. Anehnya, Melati tak sedikitpun ada rasa penyesalan.
Kasus diatas seolah-olah mengingat kita kembali akan sebuah penelitian yang sempat menyentak semua kalangan beberapa tahun silam. Di kota yang terkenal sebagai kota pendidikan, meskipun hasil penelitian tersebut mengundang perdebatan dan menuai banyak kritik karena diragukan validitasnya 97,05% mahasiswa Yogya telah kehilangan keperawanannya, luar biasa!
Atau di Malang, sebuah penelitian meski ukuran samplenya dirasa masih terlalu sedikit untuk mempresentasikan jumlah mahasiswa yang ada disanam, menyebutkan 15% dari 2002 mahasiswa pernah melakukan hubungan seks diluar nikah.
Baru-baru ini seperti dilansir sebuah Koran terbitan Jakarta, 64 % remaja mengakui secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar nilai dan moral agama. Tetapi, kesadaran itu ternate tidak mempengaruhi perbuatan dan perilaku seksual mereka.
Alasan para remaja tersebut melakukan hubungan seks, karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Informasi tentang seks yang banyak mereka perolah adalah 65% dari teman, 35% fim porno, sementara untuk sekolah danorang tuan masing-masing 19% dan 5%.
Ragam reaksi
Tanggapan para siswa dan mahasiswa terhadap seks bebas beragam. Bagi sebagian siswa, perbuatan ini dianggap dapat mencoreng citra mereka sebagai pelajar. Namun, sebagian justru menganggap hal tersebut wajar-wajar saja. Seperti pernah diungkapkan oleh media kampus disebuah kawasan pendidikan Jatinangor, walau secara normative, kebanyakan mengatakan tidak untuk seks bebas meskipun mereka sendiri termasuk salah satu pelaku.
Sebut saja Anis, menurutnya sejak dulu yang namanya seks bebas itu sudah ada hanya saja tidak terekspose. Tapi, lanjut Anis saya sendiri tidak setuju dengan seks bebas karena itu tidak menghargai diri sendiri.
Beda halnya dengan Lutfil yang punya pendapat lebih miris lagi, bila dilihat dri sudut pandang agama memang tidak bisa dibenarkan tapi hal itu bagi sebagian individu mungkin adalah hal yang wajar-wajar saja. “Itu kan hak pribadi seseorang dan kita nggak bisa melarangnya,” ujarnya.
Bahkan menurut Maya, seks bebas itu adalah pilihan individu yang sangat pribadi. Lagi pula tambah Maya, mereka yang melakukannya pasti sudah tahu risikonya. “Gue tidak bilang satuju atau tidak”. Tapi kalau memang sudah terjadi, ya sudah. Soalnya seks bebas itu bisa terjadi dengan atau tanpa pacaran.
Maraknya seks bebas akhir-akhir ini tak hanya didominasi oleh kalangan high class saja, melainkan sudah merambah semua kalangan. Lebih parah lagi, ternyata banyak pelajar SLTP seperti dilansir olah sebuah survey telah melakukan hubungan seks pra nikah dengan persentasi yang cukup fantastis, 17%. Fenomena apa ini? Inikah sebuah peradaban baru yang sering didengung-dengungkan oleh berbagai cendekiawan? Ataukah cermin dari sebuah peradaban yang telah rusak dan hancur, dimana semua orang bebas melakukan atas dasar suka sama suka dan hak pribadi tanpa memperhatikan nilai agama?
Aneka sebab
Banyak hal yang menyebabkan seks bebas makin marak akhir-akhir ini. Diantaranya adalah, lemahnya kesadaran terhadap agama. Keringnya rohani dan kosongnya jiwa dan bergantung kepada Allah swt, berdzikir kepada Allah dan mencintai Allah. Barang siapa hatinya penuh dengan ketakwaan dan berdzikir kepada Allah swt, maka tidak ada tempat di hatinya untuk mencintai selain Allah. Bahkan keberadaan hatinya hanya untuk Allah, lisannya hanya untuk berdzikir kepada Allah swt dan pikirannya disibukkan hanya untuk merenungkan keagungan ciptaan Allah swt.
Faktor kedua adalah, kurangnya rasa kasih sayang. Mungkin saja seorang remaja putri merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya karena kedua orangtuanya dianggap tidak mampu mencurahkan rasa kasih sayang dan perhatian. Padahal barangsiapa bertakwa kepada Allah swt, maka Allah swt akan menjadikan baginya orang-orang yang memberi sentuhan kasih sayang.
Terkadang setelah tidak menemukan kasih sayang danperhatian di rumah, maka anak-anak remaja mencoba mencari diluar rumah sehingga berteman dengan remaja putrid atau serigala buas berbadan manusia yang membuat dirinya hancur bersama temannya.
Selanjutnya adalah karena faktor memandang secara berlebihan. Berlebihan dalam memandang, berpikir dan berangan-angan dapat menyebabkan sesuatu yang dikhawatirkan bisa terjadi. Bukankah pandangan itu tidak lain hanyalah jalan bidikan setan yang menggoda hati manusia.
Karena teman dan salah figure
Teman pergaulan yang buruk merupakan salahsatu dampak dan pengaruh yang sangt nyata yang ditimpakan oleh teman pergaulan dalam merusak pribadi dan menjatuhkan seseorang ke dalam berbagai kemungkaran, padahal sebelumnya termasuk orang yang baik dan sangat akrab dengan kebaikan.
Terakhir karena salah satu dan salah figure. Sebagian remaja putei sekarang ini melewati masa hidupnya yang seba susah dan memilukan, sebab yang menjadi curahan danperhatian utamanya hanyalah mode dan corak pakaian. Akibatnya idola mereka adalah wanita yang mampu berpenampilan memikat, seksi dan trendi yang menjadi pusat perhatian media massa serta mendapatkan pujian dan sanjungan manusia dimana-mana. Dari sana para remaja yang memiliki kepribadian yang kerdil mencoba meniru dan mencontoh sosok dan idola kesayangannya serta berusaha untuk meraih posisi seperti itu dengan segala cara.
Karena itu menjadi penting membentengi anak-anak kita dengan keimanan yang benar. Sejak dini ditanam dan dididik agar memiliki pondasi yang kuat sebelum tumbuh merekah agar tak sembarang orang dapat memetiknya karena mekarmu hanya sekali. NABILA/1/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment