Friday, April 30, 2010

8 KIAT ATASI PERUT KEMBUNG


Ketukkan jari secara perlahan dan lembut pada dinding perut. Dengarkanlah suaranya, jika nyaring dapat dipastikan perut anak kembung.

Kembung disebabkan penumpukan gas di dalam perut. Meski perut memiliki daya tampung gas, jika volumenya berlebih dapat menyebabkan gangguan. Biasanya perut tampak membuncit, timbul rasa tidak nyaman, bahkan rasa sakit di perut dan dada. Ini terjadi karena gas yang menumpuk di lambung mendesak diafragma yang membatasi rongga perut dengan rongga dada.
Ada banyak penyebab kembung pada anak, bisa makanan, minuman, radang lambung, dan infeksi lainnya. Bagaimana mengatasinya? Cobalah langkah-langkah ini:

1. CARI POSISI NYAMAN

Cari posisi yang memudahkan anak mengeluarkan udara dari dalam saluran cerna, baik dalam bentuk sendawa atau kentut. Anak dapat diminta duduk atau dibaringkan dengan posisi telungkup.

2. BERI TEPUKAN ATAU PIJATAN

Beri pijatan pada tubuh anak. Utamanya di daerah punggung, seputar perut, dan dada. Beberapa tepukan pada bagian punggung juga sangat bermanfaat memancing timbulnya sendawa.

3. GUNAKAN BALSAM ATAU PENGHANGAT

Balurkan penghangat di daerah perut, dada, dan punggung. Kalau anak alergi terhadap kandungan balsam atau minyak telonnya, manfaatkan kantong karet air hangat dan letakkan di atas perut anak. Selain itu, lakukan pijatan dengan lembut pada punggung, seputar perut, dada, atau telapak kakinya. Jangan sampai anak kesakitan. Penghangat dan pijatan membantu gas di lambung keluar.

Kerokan belum tentu mengurangi gejala kembung pada anak. Lagi pula, mengerok akan membuat pori-pori kulit terbuka, sehingga berisiko menyebabkan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Tindakan mengerok juga berisiko membuat pembuluh darah tepi pecah, yang ditandai warna kemerahan di kulit.

4. HINDARI MAKANAN PENGHASIL GAS

Ada beberapa macam makanan dan minuman yang dapat memicu timbulnya gas di lambung. Untuk sementara, hindari mengonsumsi makanan dan minuman terrsebut, yaitu minuman dingin, es krim, minuman bersoda, makanan pedas, kacang-kacangan (kacang tanah, kaang polong, buncis), dan kol. Hindari juga aneka produk susu sapi bagi anak yang mengalami intoleransi laktosa. Makanan berlemak dan gorengan juga dapat memicu perut kembung.

5. BERI MINUMAN HANGAT

Minuman hangat dapat menyamankan perut yang kembung dan memancing sendawa atau kentut. Gunakan gelas. Minum dari gelas berarti udara yang ikut masuk lebih sedikit volumenya daripada minum melalui sedotan atau dari botol yang mulutnya kecil.

6. JANGAN TERGESA-GESA SAAT MAKAN DAN MINUM

Ketergesaan menelan akan memperbanyak jumlah gas yang tertelan bersama makanan. Minta anak mengunyah makanan secara perlahan hingga lembut. Jangan langsung makan dalam jumlah banyak karena akan membuat organ pencernaan bekerja lebih keras.

7. TIDAK MAKAN SAMBIL BERBARING

Berbaring membuat gas di lambung yang masuk selama proses makan dan mencerna sulit keluar dalam bentuk sendawa. Jika perut sudah kembung, tentu akan memperparah kondisinya.

8. GUNAKAN OBAT PENGHILANG GAS

Jika diperlukan, konsumsilah obat-obatan yang dapat mengatasi perut kembung, tentu dengan mengonsultasikannya terlebih dahulu pada dokter. Hati-hati jika kembung disertai keluhan sulit buang air besar, tidak bisa buang angin, mual, dan muntah. Jika itu terjadi, periksakan ke dokter.

Saeful Imam/berbagai sumber. Ilustrasi Pugoeh/NAKITA


SENDAWA DAN KENTUT

Berikut hal yang perlu diketahui:

1. KENTUT

Usus besar menghasilkan sebagian besar gas yang umumnya keluar saat buang air besar. Mengeluarkan gas adalah gejala yang normal. Gas dalam usus sendiri terdiri atas oksigen, nitrogen, hidrogen, karbondioksida, dan metan. Bau busuk dihasilkan sejumlah kecil gas-gas lainnya seperti sulfida dan amonia.

2. SENDAWA

Setiap kali makan atau minum, umumnya seseorang akan bersendawa. Itu cara normal untuk melepaskan udara yang ditelan saat makan/minum. Sendawa merupakan reaksi pengeluaran gas dari lambung dengan memaksa udara melewati kerongkongan dan kemudian keluar lewat mulut.

"BUNDA, KAKAK TADI MUKUL AKU"



Cermati apa "pesan" anak di balik pengaduannya.
Sering, kan, begitu pulang ke rumah kita langsung mendapatkan dari si prasekolah, "laporan pandangan mata""Bunda, Kakak tadi mukul aku." Bukan hanya di rumah, di sekolah pun guru sering mendapatkan pengaduan dari anak-anak didiknya, "Bu Guru, Tito nakal!" atau "Bu Guru, Rio enggak mau menggambar tuh."
Umumnya, anak mengadukan hal-hal yang berasumsi negatif, seperti ketika mendapat perlakuan tak menyenangkan. Anak pun kemungkinan mengadukan nilai-nilai tertentu yang dianggap tidak sesuai dengan pesan orangtua serta gurunya, contohnya mengadukan kakaknya yang berkata kasar/kotor.

5 ALASAN

Sebenarnya, perilaku mengadu yang ditemukan di usia sekitar 3-5 tahun adalah wajar. Selain didukung oleh perkembangan bicara anak yang sudah lancar, perilaku ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1. Pembentukan Citra Diri

Menurut Kohlberg, dalam perkembangan moral di tahap awal, anak berusaha melihat apa yang boleh dan tidak boleh menurut aturan atau kebiasaan lingkungan. Hal ini juga terkait dengan perkembangan anak dalam proses pembentukan citra dirinya—untuk menunjukkan apakah ia anak baik ataukah tidak baik—dan si prasekolah sedang dalam tahap mengikuti nilai-nilai lingkungan jika lingkungan biasa memberikan respons positif terhadap perilaku anak yang positif. Dengan menunjukkan bahwa ia melakukan yang positif, maka anak berharap mendapatkan pujian atau penerimaan positif dari orang lain. Penerimaan diri ini merupakan hal penting baginya.

2. Cari Perhatian

Mengadu bisa juga dipakai sebagai salah satu cara untuk mendapatkan perhatian orangtua/guru. Bukankah dengan mengadu, maka orangtua/guru akan menanggapi dan memerhatikan kebutuhannya?

3. Memanipulasi Keadaan

Adakalanya anak mengadu untuk memanipulasi keadaan agar teman/adik/kakaknya dimarahi/dihukum. Jadilah ia mengadukan hal-hal yang tak benar. Contoh, dia mengadu dicubit oleh kakaknya sampai sakit padahal si kakak tidak melakukannya. Di sini ada unsur merugikan agar orang tersebut mendapatkan konsekuensi negatif. Biasanya terjadi karena hubungan anak dengan saudara tidak dekat. Jika anak merasa kurang diterima oleh lingkungan, maka cara itu dipakai untuk mendapatkan perhatian positif.

4. Minta Bantuan

Anak mengadu karena ingin minta tolong dari orang lain untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Misal, anak mengadu pada guru di sekolahnya karena temannya tidak mau berbagi mainan pasel. Ini terjadi karena anak kurang memiliki keterampilan sosial dalam menghadapi teman, yaitu melakukan negosiasi sederhana, mengajak anak lain, dan lain sebagainya.

5. Meniru

Tanpa disadari, sering kali perilaku mengadu dicontoh anak dari orangtua/lingkungan sekitarnya. Anak kerap melihat ayah/ibunya mengadukan hal-hal tak menyenangkan pada pasangannya. Bisa juga ketika si anak berlaku tak baik, ibu sebentar-sebentar berkata, "Nanti Mama bilangin ke Papa, lo!" Tak heran bila akhirnya anak pun ikut-ikutan "gemar" mengadu.

WAJAR & BER-LEBIHAN

Dalam batas wajar, perilaku mengadu memiliki nilai positif. Anak jadi tahu harapan lingkungan terhadap dirinya sehingga dia bisa bersikap seperti yang diharapkan oleh lingkungannya. Selain itu, anak memiliki sifat terbuka; dia mengungkapkan apa yang dihadapi dan diketahuinya.
Namun jika perilaku mengadu sudah berlebihan—anak selalu mengadukan apa pun, siapa pun, dan kapan pun—tentu jadi tak baik buat si anak. Dia bukan hanya akan dilabel sebagai "si pengadu" oleh lingkungan sekitarnya, tetapi juga dijauhi/tidak diterima oleh teman-temannya lantaran perilakunya itu banyak merugikan teman dan orang lain. Akibatnya, anak tidak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan keterampilan sosialnya.

Dampak negatif lainnya, anak berkembang jadi sosok yang kurang mandiri, tidak punya konsep diri yang baik, kurang tahan banting dan jadi pribadi yang cengeng serta kurang percaya diri. Anak juga bisa terbentuk menjadi pribadi yang terbiasa cari selamat sendiri, bahkan tega "mengorbankan" orang lain. Apalagi bila orangtua/guru termasuk orang yang mudah termakan oleh pengaduan anak.

BERSIKAP BIJAK

Seiring bertambahnya usia dan perkembangan emosi yang berjalan baik, perilaku mengadu perlahan-lahan menghilang. Terutama di usia sekolah dimana anak sudah memiliki kelompok sebaya, selain juga keterampilan sosial dan kemandirian yang baik.

Akan tetapi, bukan berarti perilaku mengadu ini boleh diabaikan saja, karena anak akan merasa tak dipercaya. Akibatnya, bisa jadi ia malas bercerita dan menghindari sikap terbuka pada orangtua.

Sebaliknya, perilaku mengadu juga tak boleh ditanggapi secara reaktif karena anak akan merasa didukung. Akibatnya, anak akan mengulang-ulang perilaku tersebut. Ingat lo, dampak negatifnya!

Itulah mengapa, orangtua dituntut bersikap bijak dalam menghadapi pengaduan anak. Orangtua harus jeli melihat "pesan" apa yang disampaikan anak lewat perilaku mengadunya dengan mencari tahu faktor penyebabnya. Selain juga perlu menyaring, mana pengaduan yang memang harus ditanggapi serius dan mana yang tidak. Umpama, anak mengadukan dirinya mengalami kekerasan fisik, tentu perlu ditangani segera.

BILA TAK PERNAH MENGADU

Ada juga lo anak yang tak pernah mengadu. Bisa jadi karena dia tergolong tipe tertutup, tapi bisa juga karena memang tak ada masalah sehingga tak ada yang perlu diadukan. Walau begitu, orangtua tetap perlu waspada. Apalagi bila terlihat si anak sering murung. Bisa jadi dia punya masalah namun tidak berani bicara. Orangtualah yang perlu mendorong keberanian anak untuk bicara dan bercerita.

Ada banyak kemungkinan penyebab ketidakberanian tersebut. Bisa karena si anak adalah korban kekerasan teman/saudara/orang di sekitarnya. Biasanya, anak takut mengadu lantaran yang menjahilinya berbadan lebih besar, mengancam dan sebagainya. Akhirnya, ia memilih tak mengadu karena dianggapnya lebih aman.

Bila hal ini berlangsung terus, tentu sangat mengganggu, bahkan merugikan si kecil. Pastinya, anak akan merasa tak aman, tak nyaman dan selalu cemas. Ia tak punya tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Karenanya, orangtua harus peka mengenali setiap perubahan anak, sekecil apa pun.

Dedeh Kurniasih. Foto: Ferdi/nakita
Narasumber:
Indri Savitri, M. Psi.,
Kepala Divisi Konseling dan Edukasi LPT UI

TIP MENYIKAPI PENGADUAN ANAK

* Ketahui "pesan" di balik pengaduan anak.
  • Jika berkaitan dengan keterampilan sosial anak, maka ajari dan latih anak untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai kemampuannya. Misal, anak mengadukan temannya yang tak mau berbagi, nah, ajari anak untuk berani bicara seperti, "Ayo dong giliran. Aku kan juga ingin main perosotan."
  • Bila terkait dengan kemandirian, semisal, "Mama, si Mbak tuh tadi enggak mau ambilin baju Supermanku," maka ajari dan latih anak untuk mandiri. Anak perlu diberi pengertian mengapa dia harus belajar mengambil baju sendiri, memakai sepatu sendiri, makan sendiri, dan sebagainya.
  • Jika merupakan usaha mencari perhatian ataupun memanipulasi keadaan, maka orangtua perlu melibatkan orang lain yang ada di sekitar anak untuk memberi masukan dan mengonfirmasi kebenaran pengaduan si anak contoh, menanyakan pada pengasuhnya tanpa diketahui.
  • Jika pengaduannya berkaitan dengan pembentukan citra diri, misalnya, si prasekolah mengadukan kakaknya, yang mungkin tidak melakukan sesuatu yang dikatakan si adik. Maka, yang pertama kali orangtua harus lakukan adalah tidak memarahi anak secara berlebihan apalagi dengan sebutan pembohong. Kita tenangkan anak, ajak bicara baik-baik, "Dik, tadi Ibu sudah tanya sama Kakak, tapi ternyata kakak tidak melakukan seperti yang Adik bilang, ya? Kenapa Adik bicara ke Ibu seperti itu?" Lalu baca bahasa tubuh anak, kalau dia cemberut maka kita bantu dengan mengarahkan anak, "Adik gak suka Kakak, ya? Boleh Ibu tahu, kenapa?" Nah, dari situ kita bisa gali lagi informasi dari anak. Setelah anak menjelaskan alasannya dan masalahnya jelas, peluk anak sambil katakan, "Kalau Adik tidak suka, bilang saja tidak suka. Kita tidak boleh bilang hal-hal jelek yang orang lain tidak lakukan. Janji untuk tidak ulangi, ya?"
  • Jika pengaduan anak berkaitan dengan peniruan, maka orangtua harus melakukan introspeksi, bagaimana sikap dan perilakunya selama ini dan kemudian bagaimana mengubahnya.
* Tanggapi dengan wajar.

Orangtua tidak perlu menyikapi pengaduan anak secara berlebihan atau menganggapnya luar biasa. Jangan sampai anak merasa bangga karena pernyataan orangtua semisal, "Wah, Mama senang kamu mau menceritakan yang Mama tidak ketahui seperti itu." Atau dengan mengatakan, "Mama senang deh kalau kamu selalu melaporkan apa saja kelakuan si Mbak di rumah. Jadi, Mama bisa tahu si Mbak ngapain saja di rumah kalau Mama enggak di rumah." Bila seperti ini, maka anak akan merasa perilakunya dibenarkan. Nah, karena mendapatkan penguatan, maka ia akan lebih sering melakukannya.

Sebaiknya, tanggapi dengan wajar. Contoh, anak mengadu, "Bunda, Ari enggak mau beresin mainannya." Orangtua bisa meresponsnya dengan mengatakan, "Oh, iya terima kasih sudah diingatkan. Sekarang, yuk kita sama-sama bantu Ari membereskan." Jadi kita tidak perpanjang lagi pengaduan si anak. Atau di sekolah misalnya, "Bu Guru, Rio makanannya enggak dihabiskan." Guru bisa merespons dengan mengatakan, "Yuk, kita semangati Rio biar cepat menghabiskan makanannya."

* Tidak terpancing.

Jangan pula terpancing dengan pengaduan anak, melainkan terima saja informasi tersebut untuk jadi bahan referensi yang akan dikonfirmasikan kebenarannya. Umpama, si kecil mengadukan temannya yang mendorongnya di taman sehingga dirinya terjatuh. Orangtua jangan lantas percaya 100% begitu saja, tetapi coba cek dan klarifikasi dengan si teman yang diadukan oleh anak.

* Bila pengaduan si anak benar, minta ia bercerita.

Meski pengaduan anak benar dan orangtua merasa bangga dengan keterbukaan anak, namun jangan perlihatkan kekaguman tersebut di hadapan anak. Tapi mintalah anak menceritakan seperti apa detail kejadian yang diketahuinya, apa yang dilakukannya serta bagaimana perasaannya terkait dengan hal yang dia adukan. Jika orangtua melihat anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, berilah ia pujian. Dengan begitu anak terpacu untuk tidak lagi mengadu karena dia yakin bisa menyelesaikan konflik yang terjadi dengan teman, kakak, ataupun adiknya. Kebiasaan anak bercerita mengenai pengalamannya, apa yang membuatnya kecewa, senang dan sebagainya, akan mengurangi perilaku mengadunya. Setelah anak bercerita, alihkan perhatiannya pada aktivitas lain. Yang penting orangtua sudah tahu masalahnya dan anak sudah bisa menyelesaikan problemnya.

* Bersikap sebagai penengah.

Bila anak mengadukan kakak/adiknya, orangtua harus bisa bersikap sebagai penengah. Klarifikasi pengaduan tersebut dengan memberi kesempatan pada masing-masing anak untuk membicarakan permasalahannya. Orangtua harus jeli melihat situasinya. Jika memang yang diadukan tidak benar, berilah teguran secara langsung kepada anak sehingga dia tahu bahwa perilakunya salah. Kemudian minta anak yang mengadu untuk meminta maaf. Orangtua harus berada di pihak yang netral, tidak memberi menghakimi dengan membela salah satu pihak.

* Perlu kerja sama dengan guru di sekolah.

Bila anak di rumah sering mengadu tentang temannya di sekolah, orangtua perlu berkomunikasi dengan guru sekolahnya. dengan begitu dapat diketahui masalah yang mendasarinya dan dilakukan penanganan yang tepat.

6 HAL BARU YANG DIPAHAMI SI BATITA


Melalui pengamatan, pembiasaan dan peniruan, anak memahami satu per satu hal-hal yang bersinggungan dengan kehidupannya.

Perkembangan batita selalu menarik untuk diikuti. Di usia ini selalu saja ada kemampuan baru yang dikuasainya setiap hari. Mungkin juga salah satu di antara 6 hal berikut ini adalah kemampuan yang baru dikuasai batita Anda. Apa sajakah itu? Ikuti penjelasan yang disampaikan Vera Itabiliana, Psi., dari Yayasan Pembina Pendidikan Adik Irma, Jakarta.

1. MELAMBAIKAN TANGAN SAAT ADA YANG MENGATAKAN, "DAAHH...."

Saat ada orang yang melambaikan tangan sambil mengatakan, "Daahh...", batita sudah bisa membalas melambaikan tangan. Beberapa juga bisa mengatakan, "Daahh...," bahkan ada yang sudah bisa menirukan gerakan kiss bye alias mencium tangannya sebelum dilambaikan.

* Bagaimana batita memahami perintah ini?

Dengan melihat pengulangan aksi ini sehari-hari, batita bisa memahami kemudian menirukannya karena cara belajar batita adalah dengan meniru selain bereksplorasi. Ia bisa meniru suatu aksi jika melihatnya berulang kali. Terkadang ada yang sekali melihat, langsung meniru gerakan tangannya saja. Tapi biasanya untuk dikaitkan dengan kata, "Daahh...," perlu pengulangan beberapa kali.

Menurut tokoh psikologi perkembangan kognitif, Jean Piaget, sejak usia 8 bulan ke atas, anak sudah mengembangkan perilaku yang memiliki maksud tertentu atau goal directed behavior. Jadi, anak sudah paham bahwa perilaku tertentu akan mengakibatkan reaksi tertentu. Contoh, ia tahu kalau ia menunjuk gelas, ibu akan mengambilkan air minum untuknya. Begitu juga dengan melambaikan tangan. Anak sudah paham jika saatnya berpisah, maka lambaikan tangan.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Cukup dengan pembiasaan saja. Setiap kali akan berpisah, tunjukkan lambaian tangan dan katakan, "Daahh...." Tunjukkan secara jelas pada anak bagaimana telapak tangan membuka dan lalu ucapkan, "Daahh...," secara perlahan agar jelas terdengar oleh anak dan mudah ditirukannya. Anak juga dapat dibantu dengan mengangkatkan tangannya lalu melambaikannya. Tapi jangan dengan paksaan. Karena jika dipaksa, anak malah menolak dan semakin tidak mau melakukannya.

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Anak belum bisa melakukannya karena beberapa sebab, di antaranya:

- Merasa dipaksa
Solusi: Jadikan kegiatan ini sebagai suatu hal yang menyenangkan. Kalau anak tidak mau, jangan memaksanya. Cukup lakukan di hadapannya sebagai contoh sampai terjadi pembiasaan.

- Malu
Solusi: Lakukan bersama-sama sehingga anak tidak merasa "aneh sendiri" saat melakukannya.
- Ada hambatan pada otot tangan.
Solusi: Untuk yang terakhir ini, orangtua dapat membantu anak dengan mengajak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan motoriknya seperti mengelap kaca sambil bermain, mencuci mobil sambil bermain, membelai boneka (agar telapak tangannya membuka), dan sebagainya.

Tapi umumnya melambaikan tangan sambil mengatakan, "Daahh..." adalah kemampuan yang mudah dikuasai semua anak sehingga jarang sekali perlu perlakuan khusus untuk melatihnya.

2. MEMAHAMI PERINTAH SATU LANGKAH

Di usia ini anak sudah bisa memahami perintah satu langkah. Umpama, "Ambil bolanya," "Letakkan piringnya," "Minum susunya," dan perintah satu langkah lainnya.

* Bagaimana batita memahami perintah satu langkah ini?

Dengan semakin berkembangnya kemampuan komunikasi khususnya perkembangan bahasa, anak dapat melakukan komunikasi dua arah atau interaktif. Dengan demikian ia mampu memahami bahwa ada sesuatu yang harus ia lakukan di balik instruksi yang ia dengar. Ketika orangtua mengatakan, "Ambil bolanya," anak akan mengambil bola dan memberikannya kepada orangtua. Anak batita tanpa gangguan pendengaran atau gangguan perkembangan lainnya, seperti ADHD dan autisma selayaknya dapat mengikuti perintah tunggal tanpa kesulitan.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Dengan mengajaknya bermain bersama, ada banyak rangsangan berupa instruksi yang dapat diberikan kepada anak. Orangtua juga bisa berganti peran dengan anak sehingga dapat memberikan contoh bagaimana cara melaksanakan instruksi. Mengikutsertakan anak dalam aktivitas "sekolah" atau kelompok bermain juga bermanfaat untuk melatih kemampuan ini.

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Karena kemampuan ini terkait dengan kemampuan bahasa, maka orangtua harus terus memberikan stimulasi yang merangsang anak menambah database kosakatanya. Caranya dengan terus mengajaknya ngobrol, membacakan dongeng, mengajaknya bernyanyi, dan sebagainya. Sedangkan anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran, gangguan konsenstrasi, dan autisma harus segera mendapat intervensi berupa penanganan yang
komprehensif dari ahlinya.

3. PAHAM KEABADIAN OBJEK

Anak batita tahu bahwa kucing yang menghilang di balik pintu bukan benar-benar "lenyap" ditelan bumi, melainkan tetap ada meski tak terlihat lagi olehnya.

* Bagaimana batita memahami keabadian objek ini?

Menurut Piaget, di usia 8-12 bulan, anak sudah paham tentang object permanence, yaitu benda tak akan hilang meskipun hilang dari pandangan mata. Di usia ini anak mulai mengembangkan skema perilakunya yang terjadi melalui pengalaman yang dialaminya sendiri. Dengan mengeksplorasi dan mengamati, dia akan tahu bahwa benda itu masih ada. Tapi jika benda tersebut dipindahkan dari tempat persembunyiannya ke tempat kedua, anak masih terus akan mencari di tempat pertama. Kemampuan ini terus berkembang sampai anak bisa paham permainan petak umpet di usia selanjutnya.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Melalui permainan cilukba atau menyembunyikan suatu benda dengan saputangan, anak belajar keabadian objek. Tunjukkan pada anak begitu saputangan dibuka, ternyata bendanya masih ada.

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Bila tak ada gangguan khusus, pemahaman ini pasti bisa dikuasai anak dengan sendirinya. Jarang sekali perlu perlakuan khusus untuk melatihnya.

4. PAHAM BEBERAPA EKSPRESI EMOSI

Di usia batita, anak paham beberapa ekspresi emosi sederhana, seperti marah, sedih, senang, antusias, terkejut.

* Bagaimana batita memahami ekspresi emosi ini?

Pemahaman ini didapat sejalan dengan perkembangan sistem saraf otak, pengalaman emosi dalam kehidupannya, reaksi/respons emosi dari orang-orang terdekatnya.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Tunjukkan ekspresi emosi yang tepat untuk setiap kejadian dan sebutkan label emosinya. Misal, "Wow, Mama senang sekali karena kamu makan sampai habis!" Katakan ini dengan ekspresi muka berseri di hadapan anak. Bantu anak memahami perasaannya dengan menyebutkan label emosinya. Contoh, anak menangis karena mainannya rusak, orangtua bisa mengatakan, "Kamu sedih ya karena mainanmu rusak...."
Orangtua juga bisa menstimulasi kemampuan ini melalui bahasa gambar. Sediakan beberapa gambar yang menunjukkan ekspresi sedih, senang, marah, antusias, terkejut. Minta anak untuk memilih gambar yang sesuai dengan apa yang dirasakannya saat itu.

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Orangtua juga harus ekspresif terhadap emosinya sendiri, tapi tentu saja dengan ekspresi yang tepat dan tidak berlebihan. Orangtua juga harus jeli menangkap sinyal emosi anak lalu bantu ia memahami emosinya. Dengarkan keluhannya lalu identifikasikan emosi yang sedang ia rasakan dan beri masukan bagaimana reaksi/ekspresi yang tepat untuk emosi yang sedang ia rasakan.

5. MEMAHAMI ADA SESUATU DI DALAM

Anak tahu bahwa dalam lemarinya tersimpan pakaian-pakaiannya, di dalam boks mainan ada mainan-mainannya, di dalam kulkas ada makanan dan sebagainya.

* Bagaimana batita bisa memahami ada sesuatu dalam sesuatu?

Melalui pengalaman dan pengamatan sehari-hari, anak paham bahwa di dalam sesuatu mungkin ada sesuatu. Setiap hari ia melihat ibu atau pengasuhnya membuka kulkas lalu mengambil makanan dari dalamnya, atau membuka lemari dan mengambilkan pakaian untuknya. Itu semua membuatnya mengerti bahwa di dalam wadah tertutup ada ruang untuk menyimpan sesuatu.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Sambil membuka kulkas, orangtua bisa mengatakan, "Mama mau mengambil keju dari dalam kulkas, Adek mau?" Jelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak apa yang tengah dilakukan supaya ia lebih mudah mengerti. Bisa juga melalui latihan, umpamanya, "Ayo, Adek buka lemarinya, biar Mama ambilkan bajunya." Atau, "Yuk, kita masukkan mainan yang sudah selesai digunakan ini ke dalam boksnya."

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Ulang-ulang terus stimulasi di atas setiap ada kesempatan. Bisa juga saat membacakan dongeng, orangtua menjelaskan bahwa dalam sesuatu yang tertutup bisa jadi ada sesuatu yang tersimpan di dalamnya.

6. PAHAM FUNGSI SUATU BENDA

Batita paham beberapa fungsi benda, semisal sepatu untuk alas kaki, bantal untuk tidur, piring untuk makan dan sebagainya.

* Bagaimana batita bisa memahami fungsi suatu benda?

Semua benda yang bersinggungan atau digunakan dalam aktivitas sehari-harinya, seperti saat makan, mandi, tidur, bermain, satu per satu akan dipahami fungsinya. Hal ini terjadi melalui pengamatan, pembiasaan dan peniruan. Ia melihat sebelum pergi orangtuanya selalu mengenakan sepatu, ia jadi paham bahwa sepatu adalah alas kaki yang harus digunakannya untuk bepergian, begitu juga dengan benda-benda lainnya.

* Stimulasi apa yang bisa diberikan untuk melatih pemahaman ini?

Sambil mengenalkan benda yang digunakan sehari-hari, sebutkan fungsinya dan peragakan cara menggunakannya. Lakukan ini ketika anak mulai belajar bicara, sekaligus untuk menambah kosakatanya. Umpamanya waktu mandi, "Mana sabun mandinya? Oh, ini ya? Yuk, Mama sabuni dulu supaya badan Adek jadi bersih dan wangi."

* Bila anak belum bisa melakukannya, apa yang harus dilakukan orangtua?

Secara umum anak pasti akan memahami benda-benda yang digunakannya dalam keseharian. Lakukan terus stimulasi di atas bila anak belum juga paham.
Marfuah Panji Astuti. Ilustrasi Pugoeh/NAKITA

PSIKOLOG JUGA PUNYA SPESIALISASI


Ingin curhat masalah psikologi? Datanglah ke psikolog yang tepat.

Seorang ibu tengah gundah. Sudah beberapa hari ini ia merasakan adanya perubahan pada sifat dan perilaku anaknya, Dewi 4 tahun. Jika ada yang tidak sreg di hatinya, Dewi memang selalu emosional. Kadang ia berteriak marah, cemberut, bahkan membanting benda yang sedang dipegangnya. Sang ibu ingin membawanya ke seorang psikolog, tapi psikolog mana yang bisa menangani masalah anaknya. Sebab yang ia tahu, tidak semua psikolog sama, masing-masing punya spesialisasi sendiri.

KEAHLIAN BERBEDA

Betul. Seperti halnya dokter, psikolog juga memiliki spesialisasi masing-masing. Jika di kedokteran ada dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter gigi, dokter kejiwaan, demikian pula dalam dunia psikologi. "Untuk pendidikan di tingkat magister, baik sains maupun profesi, ada kekhususan atau yang dikatakan ’spesialisasi’," ungkap Prof. Hera L. Mikarsa, PhD., dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta.

Untuk mendapatkan spesialisasi, seorang psikolog harus menempuh pendidikan lanjutan (Strata 2 atau spesialisasi) setelah ia lulus dari program strata 1 (S1). Jika ingin lebih mendedikasikan ke bidang akademik, maka sebaiknya si calon psikolog menempuh pendidikan Magister Sains. "Sedangkan untuk yang lebih ke arah praktik, sebaiknya mengambil magister profesi psikologi," kata Hera.

Seseorang yang hanya berhenti sampai di program S1, belum bisa dinyatakan sebagai psikolog. Ia pun belum boleh berpraktik. Kelulusannya pun masih bersifat umum. Hal ini mirip dengan mahasiswa kedokteran. Jika hanya lulus program S1 namun belum mengikuti pendidikan lanjutan, ia hanya berhak menyandang gelar sarjana kedokteran dan belum bisa dikatakan sebagai dokter.

Berikut beberapa bidang spesialisasi atau kekhususan dalam dunia psikologi:

1. Magister Sains

Magister Sains adalah jenjang pendidikan S2. Jenjang ini akan mempelajari teori-teori dari psikologi manusia. Mahasiswa jurusan apa pun, sastra, sosial politik, matematika, kedokteran, boleh masuk ke Magister Sains. Hanya saja para lulusan dari sini tidak mendapat lisensi untuk membuka praktik psikologi. Mereka mendalami teori dan bukan praktik. Gelar yang biasanya ada dibelakang nama adalah M.Si.

Spesialisasi dalam Magister Sains dibedakan menjadi:
  • "Industri & Organisasi" yang mempelajari teori-teori psikologi industri dan berorganisasi.
  • "Perkembangan" yang mendalami teori-teori tentang perkembangan manusia dari lahir sampai meninggal dunia. Seperti kapan bayi bisa berbicara, berinteraksi, bersosialisasi, dan seterusnya.
  • "Pendidikan" yang berkutat di seputar teori tentang pendidikan manusia, baik di rumah, di sekolah, atau di lingkungannya.
  • "Sosial" yang mempelajari teori-teori tentang psikologi masyarakat, budaya, membahas isu-isu yang berkembang, dan lainnya.
2. Magister Profesi

Magister profesi adalah jenjang pendidikan S2. Selain mempelajari teori-teori psikologi manusia, di jenjang ini akan dipelajari pula bagaimana caranya memberikan stimulasi atau menerapkan terapi terhadap pasien. Bedanya, di jurusan ini hanya mereka yang lulus dari fakultas psikologi saja yang boleh masuk. Lulusannya pun berhak mendapat lisensi untuk membuka praktik psikologi. Gelar yang biasanya ada di belakang nama adalah M. Psi.

Berikut beberapa spesialisasi di magister profesi:

  • "Klinis" (Anak dan/atau Dewasa) yang mempelajari teori sekaligus penanganan terhadap masalah-masalah psikologi yang dialami anak maupun kalangan dewasa. "Industri & Organisasi" yang mempelajari teori dan praktik. Mereka ini biasanya bekerja di Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah perusahaan. Mereka akan menganalisis kondisi psikologis para (calon) pegawai saat menjalani serangkaian tes, ataupun memberikan pelatihan kepada para karyawan.
  • "Pendidikan" yang mempelajari teori dan cara penanganan terhadap perkembangan pendidikan serta masalah yang muncul, baik di sekolah maupun di rumah.
PILIH AHLINYA

Ketika mengalami persoalan dan butuh pertolongan seorang psikolog, sebaiknya datanglah ke spesialis yang tepat. Misalnya, menghadapi anak yang bermasalah dengan perilakunya dan kita ingin anak mendapat terapi, pilihannya datanglah ke seorang psikolog lulusan Magister Profesi spesialisasi Klinis. Dia adalah seorang psikolog yang sudah mengkhususkan penanganan kasusnya pada bidang anak dan remaja, serta dewasa.

Menurut Hera, untuk mencari tahu spesialisasi apa yang dimiliki, bisa dengan melihat gelar. Namun untuk lebih detail tanyakan langsung kepada sang psikolog sebelum menggunakan layanannya. Jika Anda datang ke klinik psikologi, hal ini tentu dapat ditanyakan kepada petugas yang berwenang di sana. Bahkan, masyarakat dapat mencari informasi spesialisasi ini pada organisasi Himpunan Psikolog Indonesia atau HIMPSI.

Kesesuaian antara masalah yang sedang kita hadapi dengan ahli yang kita datangi tentu sangatlah penting. Pasalnya, "Kalau psikolog tersebut tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan masalah, mungkin akan terjadi kesalahan dalam pemberian nasihat, bimbingan, hasil tes, dan sebagainya," kata Hera. Nah, agar masalah kita bisa tertangani dengan baik, sangat dianjurkan untuk datang ke ahli yang tepat.

Irfan Hasuki. Ilustrasi Pugoeh & NAKITA

Thursday, April 29, 2010

SATU... DUA... TIGA...EMPAT....







Mengenal bilangan, melatih daya ingat anak. Latihlah tanpa paksaan dan dengan cara menyenangkan.



Dalam sebuah wawancara, fisikawan Prof. Yohanes Surya, menceritakan bahwa putri keduanya, Marie Felicia Surya, sudah bisa melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perhitungan matematika sederhana lainnya di usia 2 tahun. Kemampuan ini terus berkembang. Di saat anak-anak seusianya baru bisa melakukan penjumlahan sederhana, Marie sudah bisa menghitung akar suatu angka! Mencengangkan? Tentu saja. Ketika ditanya bagaimana mengajarinya, dengan santai Pak Yo, panggilan akrabnya, menjawab, "Biasa saja. Seperti anak-anak lain, saya memulainya dengan mengenalkan angka. Ternyata ia sangat suka."



MANFAAT KENAL BILANGAN



Usia batita adalah saat yang tepat untuk mengenalkan anak pada bilangan dan angka. Jangan khawatir anak akan "pusing" atau menolaknya. Yang penting caranya harus menyenangkan. Banyak manfaat yang didapat anak dengan mengenal bilangan, di antaranya: anak menjadi familiar dengan angka yang akan ditemui di sepanjang kehidupannya, dan selanjutnya lebih mudah memberi pemahaman arti angka. Selain itu, mengenal bilangan bisa menjadi salah satu cara untuk melatih daya ingat anak.



Memang semakin cepat dikenalkan semakin baik. Namun jangan memaksa anak terlalu jauh, misalnya langsung mengenalkan operasi hitungan tambah dan kurang. Meski ada satu-dua anak yang bisa menguasainya di usia batita, itu adalah kasus khusus. Yang juga harus diperhatikan adalah kesiapan fungsi mental anak. Secara umum pada tahap pertama, batita cukup mengenal bilangan 1-10. Setelah kemampuan tersebut dikuasainya, sebaiknya dilanjutkan dengan pemaknaan. Contoh, saat memegang satu buah apel jelaskan bilangan dan simbol angkanya. Dengan demikian anak bisa mengkoding angka satu dalam bentuk jumlah. Melalui benda konkret anak lebih mudah mencapai pemahaman. Setelah itu, anak boleh dikenalkan dengan angka yang lebih besar, umpamanya sampai 20.



Secara teori, seperti halnya membaca dan menulis, bila anak tidak memiliki gangguan apa pun, dengan sendirinya ia bisa menghafal angka. Meski demikian bukan berarti orangtua tidak perlu memberikan stimulasi sama sekali pada anak. Stimulasi diberikan dengan cara-cara yang menyenangkan sehingga anak bisa mengenal bilangan dan angka di usia batita. (Lihat boks: 5 Permainan yang Menyenangkan.) Hindari cara-cara yang memaksa karena akan membuat anak menolak dan menghindari pembelajaran selanjutnya. Jangan lupa beri dukungan untuk setiap kemampuan yang dikuasainya.



Marfuah Panji Astuti. Foto: Iman & Ferdi Dok. nakita



Narasumber:

Sani B. Hermawan, Psi.,

Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani.



5 PERMAINAN YANG MENYENANGKAN

Untuk memudahkan orangtua mengenalkan angka pada anak, berikut 5 permainan menyenangkan yang bisa digunakan:

1. Sate bola

Bahan yang dibutuhkan:

Sterofoam berbentuk bulat yang dicat dengan warna berbeda-beda dan dilubangi tengahnya, sumpit bekas yang ujungnya tumpul.

Cara bermain:

Ajari anak membuat sate bola sambil menghitungnya saat menusukkan bola sterofoam. "Ayo kita membuat sate, satu... dua... tiga... empat....," lakukan terus sampai bola-bola habis. "Yuk, sekarang kita hitung, ada berapa sate yang dimiliki Adek?" Latihan ini sekaligus bermanfaat untuk melatih motorik halus anak.

2. Menggantung jepit jemuran

Bahan yang dibutuhkan:

Jepit jemuran, tali kira-kira sepanjang 1 meter.

Cara bermain:

Bentangkan, misalnya diikatkan pada dua sandaran kursi. Minta anak untuk menjepitkan jepit jemuran di bentangan tali sambil menghitung 1-10. Permainan ini sekaligus bermanfaat untuk latihan motorik halusnya.

3. Menjaring benda di ember

Bahan yang dibutuhkan:

Ember besar diisi air, aneka mainan yang kedap air, saringan yang agak besar.

Cara bermain:

Isi ember dengan air, masukkan aneka mainan. Dengan menggunakan saringan minta anak "menjaring" mainannya sambil berhitung. "Satu...dua...tiga...empat..." Permainan ini bisa dilakukan di halaman atau di kamar mandi saat mandi.

4. Menyortir benda besar-kecil

Bahan yang dibutuhkan:

Aneka mainan dalam berbagai ukuran, boks mainan.

Cara bermain:

Minta anak menyortir mainannya berdasarkan ukuran. Yang besar dikelompokkan dengan yang besar, yang kecil dikelompokkan dengan yang kecil. Kemudian minta padanya untuk menghitung berapa jumlah mainan yang besar dan berapa jumlah mainan yang kecil. Penyortiran juga bisa dilakukan berdasarkan warna/bentuk/bahan dan sebagainya. Aktivitas ini bisa dilakukan sekaligus untuk membereskan mainannya setelah selesai digunakan.

5. Lagu-lagu yang menyenangkan

Bahan yang dibutuhkan:

CD/kaset yang syairnya berisi pengenalan angka.

Cara bermain:

Setelkan CD/kaset ini untuk menemani aktivitas bermain anak, bangun tidur atau di dalam mobil saat bepergian. Melalui lagu lebih mudah bagi anak untuk menghafal angka.

MENGENAL ANGKA DALAM BAHASA ASING

Boleh-boleh saja orangtua mengenalkan angka dalam bahasa asing pada batita, tapi lakukan "satu set-satu set". Maksudnya kenalkan anak pada angka 1-10 dalam bahasa ibu. Di lain waktu, kenalkan dalam bahasa lainnya. Yang penting jangan mencampurnya karena hasilnya anak akan meniru tata bahasa yang kacau. Misal, menyuruh anak mengambil sesuatu, "Adek kok ambil apelnya tiga, tadi kan Mama minta one. Only one."

"



LIBURAN ROMANTIS BERDUA


Jeda sesaat dengan berlibur dapat membuat perkawinan Anda selalu hidup. Ayo, tentukan pilihan tempat berdasarkan kesepakatan berdua.

Berlibur romantis tak perlu menunggu waktu yang khusus. Lo, bagaimana mungkin? Ya mungkin saja, karena yang dimaksud libur romantis adalah mengisi waktu berdua saja dengan pasangan tanpa anak-anak. Tak harus pergi ke luar kota atau ke luar negeri dalam waktu yang panjang, melainkan cukup singkat saja. Yang penting, acara berdua ini dapat membelokkan Anda berdua dari rutinitas.

Coba bayangkan, Anda berdua tak perlu repot-repot bangun pagi menyiapkan anak-anak, tak perlu membuat sarapan, tak perlu mengawasi anak-anak, juga tak dipusingkan urusan kantor. Satu-satunya "gangguan" hanyalah pasangan yang ada di samping Anda. Hmmm, asyik bukan?

Sebelum berlibur romantis, Anda berdua dapat mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Perencanaannya meliputi apakah pergi ke luar kota atau cukup "mojok" di rumah, bergaya hemat atau foya-foya, ke laut atau ke gunung, dan bermalas-malasan atau melakukan aktivitas bersama.

Ingatlah, libur romantis ini merupakan kegiatan yang dapat menyegarkan cinta Anda dan dia. Untuk membantu memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan libur romantis, berikut panduan yang dapat digunakan:

• Perencanaan

Libur romantis, meski sifatnya kejutan sekalipun, tidak akan terjadi begitu saja tanpa direncanakan sama sekali. Semakin baik perencanaannya, liburan itu akan semakin berkesan karena dipastikan tak ada gangguan apa pun. Sekarang ini, perencanaan libur romantis semakin mudah karena Anda dapat minta bantuan biro perjalanan, baik yang tersedia langsung maupun lewat internet. Semakin mudah lagi karena banyak tersedia paket yang meliputi tiket PP, hotel, penjemputan ke bandara, makan malam romantis, dan tempat serta peralatan yang dapat digunakan untuk aktivitas berdua. Hotelnya pun bisa disesuaikan dengan kantong Anda. Dari hotel berbintang, resor, sampai kelas melati yang resik tapi cukup terisolasi.

• Waktu

Tak ada waktu yang tepat untuk berlibur romantis karena setiap waktu dapat digunakan sesuai kesepakatan berdua. Bahkan di tengah minggu pun Anda berdua dapat mengambil cuti lalu berlibur romantis sejenak. Apalagi kebanyakan maskapai penerbangan memberikan diskon khusus bukan di akhir pekan. Jadi, biaya perjalanan bisa lebih murah. Sangat disarankan untuk tidak berlibur romantis justru di saat hari raya atau libur sekolah karena umumnya tempat-tempat wisata juga menjadi ramai yang tentu mengurangi suasana romantis.

Hanya saja, yang perlu diperhitungkan adalah cuaca setempat. Lewat internet, Anda bisa mengetahui kondisi cuaca di sana. Kalau musim hujan, tentu menghalangi aktivitas Anda berdua di sana. Kecuali tujuan Anda memang hanya ingin bermesraan di kamar. Gemericik air hujan di luar kamar malah bisa menambah suasana romantis.

• Tempat

Teorinya, menentukan tempat harus dibarengi dengan penentuan kegiatan yang hendak dilakukan. Kalau Anda ingin makan pagi di ranjang sambil memandangi matahari terbit, tempat yang paling tepat tentu di pantai. Begitupun bila ingin diisi dengan berenang di pantai atau mengambil kursus windsurfing berdua. Kalau Anda ingin terisolasi sambil mendengarkan suara-suara alam seperti kicauan burung dan bunyi jangkrik sembari leyeh-leyeh berdua di kamar, tempat yang pantas adalah pegunungan.

Kalau Anda berdua penggemar seni, ingin belajar melukis bersama atau ingin berjalan-jalan menyusuri berbagai galeri dan bangunan kuno, mungkin tempat yang tepat adalah kota-kota yang menyimpan sejarah kesenian. Kalau ingin berfoya-foya sambil berbelanja dan menikmati kehidupan malam sampai pagi berdua, tentu tujuannya adalah kota-kota besar yang aktivitasnya tak pernah mati.

• Aktivitas

Bila tak ingin hanya berduaan di kamar terus, pilih aktivitas yang sama-sama belum dikuasai tapi sama-sama diminati. Misalnya saja, ke Bali lalu mengambil kursus diving singkat, melukis, atau ikut kelas memasak di hotel.
Yang jelas, jangan terlalu capek beraktivitas. Bisa dibayangkan, ketika sampai di kamar hotel, yang tinggal hanya kelelahan dan berujung dengan tidur. Sayang kan?

• Barang bawaan

Penentuan tempat bulan madu membantu Anda menentukan barang bawaan. Buatlah daftar barang bawaan yang sesuai dengan tempat tujuan. Sebaiknya bawa yang ringkas dan mudah dilipat. Sebisa mungkin jangan terlalu banyak karena akan merepotkan Bawalah pakaian yang sesuai dengan iklim tempat tujuan Anda.

Jangan lupakan baju dalam yang seksi. Apalagi kalau Anda hanya ingin berduaan terus di kamar. Siapkan juga baju malam yang istimewa karena pasti setidaknya satu kali Anda akan menikmati makan malam romantis berdua.

Beberapa benda yang dapat membantu meningkatkan suasana romantis dapat juga dibawa seperti satu set aromaterapi (loofah, spongebath, sabun, lilin wangi, dan dupa wangi), dan sebagainya.

Peralatan dokumentasi berupa kamera foto dan video perlu juga dibawa supaya jangan sampai ada momen indah yang terlewatkan.

Saat berada di tempat tujuan, nikmati waktu bersama dengan pasangan. Berikan kejutan-kejutan kecil kepada pasangan dengan menyediakan sarapan pagi, menyuapinya, mandi bersama, dan saling membacakan puisi di malam hari. Saat akan makan malam, pesan terlebih dahulu menu kesukaan pasangan dan beritahu kepada pegawai penginapan, Anda sedang berlibur romantis berdua.

Sering kali, hotel memberikan kejutan yang manis jika kedatangan tamu yang sedang berlibur romantis. Semisal minuman selamat datang untuk berdua, cokelat yang dikemas khusus, rangkaian bunga yang ditata manis, sabun mandi khusus untuk berendam, dan sarapan istimewa di kamar.

Terakhir, jangan lupa pasang tanda "Do Not Disturb" pada pintu kamar sehingga Anda berdua tak perlu diganggu petugas room service.

Santi Hartono (sumber: www.romanticgetaway.com)

PORSI MAKAN IBU HAMIL SAAT PUASA




Pada trimester pertama umumnya akan ada penambahan berat tubuh sebanyak 1 kg yang sepenuhnya tertuju untuk kebutuhan ibu, meski bukan berarti janin dalam kandungannya tidak tumbuh dan tidak membutuhkan suplai makanan. Selama trimester kedua, terjadi penambahan berat sekitar 3 kg. Porsi penambahan berat ini adalah 60% untuk ibu sebagai "tabungan" lemak dan kebutuhan lain, sementara untuk janin sekitar 40%. Sedangkan di trimester ketiga idealnya ada penambahan sebanyak 6 kg, dimana 60% dari penambahan berat tersebut untuk janin, sementara 40% sisanya untuk ibu.

DILARANG BERPUASA JIKA...

  • Ibu hamil penderita diabetes karena penderita diabetes amat rentan mengalami hipoglikemia yang akan sangat membahayakan dirinya.
  • Ibu hamil yang menderita penyakit serius atau kronis yang mengharuskannya minum obat secara teratur selama jam-jam puasa. Alpa minum obat akan berakibat fatal bagi si ibu maupun janinnya.
  • Ibu hamil yang janinnya dinyatakan mengalami IUGR/Intra Uterine Growth Retardation alias keterlambatan pertumbuhan. Memaksakan diri berpuasa sama saja artinya semakin membatasi suplai makanan ke janin yang jelas-jelas pertumbuhannya terhambat akibat adanya kelainan fungsi plasenta.
  • Ibu hamil yang mengidap gangguan lambung kronis. Kondisi lambung yang kosong terus-menerus akan membuat asam lambung semakin mengiritasi dan memperparah kondisi lambung. Bila berlanjut bisa saja menimbulkan perforasi atau kebocoran pada dinding lambung.

DAMPAK PADA JANIN

Sejauh ini belum ada penelitian mengenai ada tidaknya imbas negatif ibu berpuasa terhadap janinnya. Dalam arti, apakah fluktuasi kadar gula darah maupun lemak darah ibu selama berpuasa akan memengaruhi metabolisme dan fluktuasi hormon-hormon janin yang selanjutnya akan berpengaruh pada percepatan/perlambatan pertumbuhan janin atau tidak.

TABEL KEBUTUHAN NUTRIEN

Berikut tabel kebutuhan gizi wanita pada umumnya plus tambahan nutrien yang dibutuhkan saat hamil, diambil dari Angka Kecukupan Gizi Tahun 2004 bagi Orang Indonesia.


NAKITA

IBU HAMIL BOLEH BERPUASA JIKA....


Selama hamil ibu memerlukan tambahan kalori. Mungkinkah terpenuhi jika ibu hamil berpuasa?

Wanita dewasa usia 19-49 tahun rata-rata membutuhkan energi sebesar 1.800-1.900 kalori per hari. Dalam keadaan hamil, kebutuhan kalori ini bertambah sekitar 300 kkal. Nah, ibu hamil boleh berpuasa jika kebutuhan kalori tersebut tetap terpenuhi dari hari ke hari. Apalagi, sebenarnya dalam puasa Ramadan yang berlaku hanyalah perubahan pola makan utama dari 3x menjadi 2x dalam sehari. Idealnya, setiap individu memiliki pola makan yang teratur berupa 3x menu utama ditambah 2x camilan di antara sarapan, waktu makan siang, dan waktu makan malam.

Dengan begitu, setiap kali makan, ibu hamil dengan BB cukup sebaiknya mengonsumsi 2 porsi nasi, 1 porsi lauk berupa daging/ikan/tahu/tempe 50 gram, sayur 1 porsi dan buah 1 porsi, ditambah 2 gelas susu, serta snack berupa kue ataupun roti isi. Masalahnya, dalam keadaan puasa, menu 2.000 kalori tentu mustahil langsung dibagi 2 sama banyak untuk saat berbuka dan sahur. Apalagi saat sahur biasanya orang kurang berselera makan, tidak lapar dan cenderung mengantuk.

Nah, agar perubahan pola makan selama puasa tidak jadi masalah untuk ibu hamil, hal ini bisa disiasati dengan pembagian porsi menjadi 5x selama rentang waktu berbuka hingga sahur dengan selalu memerhatikan prinsip 4 Sehat 5 Sempurna. Mengapa harus 5 kali? Tak lain karena makan sekaligus banyak juga tak baik bagi metabolisme tubuh, terutama bagi kondisi gula darah. Agar tetap stabil, aturlah waktu makan 5 kali (makan utama dan selingan) di antara waktu berbuka, usai tarawih, dan saat sahur.

HATI-HATI HIPOGLIKEMIA

"Jadi, pada prinsipnya, asalkan kebutuhan kalori ibu hamil tercukupi sebetulnya enggak masalah kok untuk berpuasa," kata Drupadi Dillon MD., Ph.D., dari SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization)–Tropmed (Tropical Medicine) Regional Centre for Community Nutrition, Bagian Gizi FKUI.

Namun, hal itu tidak berlaku jika ibu hamil mengalami hipoglikemia. Inilah yang paling dikhawatirkan. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah hingga mencapai bawah normal (kurang dari 60). Perasaan lapar yang amat sangat hingga ibu hamil merasa pusing dan lemas merupakan sinyal tubuh bahwa kondisi gula darah sudah mendekati hipoglikemia.

  • Ibu hamil penderita diabetes karena penderita diabetes amat rentan mengalami hipoglikemia yang akan sangat membahayakan dirinya.
  • Ibu hamil yang menderita penyakit serius atau kronis yang mengharuskannya minum obat secara teratur selama jam-jam puasa. Alpa minum obat akan berakibat fatal bagi si ibu maupun janinnya.
  • Ibu hamil yang janinnya dinyatakan mengalami IUGR/Intra Uterine Growth Retardation alias keterlambatan pertumbuhan. Memaksakan diri berpuasa sama saja artinya semakin membatasi suplai makanan ke janin yang jelas-jelas pertumbuhannya terhambat akibat adanya kelainan fungsi plasenta.
  • Ibu hamil yang mengidap gangguan lambung kronis. Kondisi lambung yang kosong terus-menerus akan membuat asam lambung semakin mengiritasi dan memperparah kondisi lambung. Bila berlanjut bisa saja menimbulkan perforasi atau kebocoran pada dinding lambung.

Dalam kondisi demikian sebaiknya ibu hamil jangan memaksakan diri untuk terus berpuasa.Hipoglikemia jelas lebih berbahaya ketimbang hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam darah), meski kondisi ini bersifat individualistik. Buktinya, ada orang yang kadar gulanya hanya 40 tapi tidak apa-apa. Namun begitu, sikap waspada tetap harus ditunjukkan, karena dalam keadaan normal (tidak sedang hamil dan tidak sedang berpuasa) hipoglikemia bisa mengancam nyawa. Ironisnya, masyarakat luas belum banyak tahu kalau hipoglikemia bisa berdampak sefatal itu.

Berbeda halnya dengan ibu yang tak hamil dan dalam kondisi sehat. Mereka umumnya masih bisa menanggulangi keluhan lapar. Meski merasa lemas dan pusing, tubuh normal yang sehat tidak akan memberi sinyal berupa lapar yang sangat hebat dan tidak sampai jatuh pingsan. Ini lantaran saat kadar glukosa turun, tubuhnya akan langsung bertindak korektif dengan cara memecah lemak atau protein tubuh untuk dijadikan energi gula darah.
Theresia Puspayanti. Ilustrasi Dok. nakita

HARUSKAH PUASA BERCINTA?


Tidak bercinta selama sebulan, padahal si dia ada di samping kita, rasanya gimanaaa gitu. Mau tahu siasatnya?

Bulan Ramadan tidak hanya identik dengan menahan lapar dan haus, tapi juga menahan keinginan bercinta di waktu subuh hingga menjelang magrib. Wajar saja kalau frekuensi seks jadi menurun hingga 50%, seperti dibuktikan Klinik Pasutri Jakarta pada 2006.

Meski begitu, bukan berarti selama bulan puasa, suami istri yang menjalankan ibadah Ramadan harus kehilangan waktu bercinta. Sama halnya dengan makan dan minum, seks merupakan sebuah kebutuhan, selain sebagai ekspresi cinta. Tinggal pandai-pandainya suami istri mengatur waktu, bukan?

Kalau kata dr. Ferryal Loetan, ASC&T, Sp.RM, M.Kes., MMR., waktu yang tepat untuk bercinta di bulan puasa adalah selepas Tarawih dan sebelum sahur. Pertimbangannya, menurut seksolog dari RS Persahabatan, Jakarta ini, waktu selepas Tarawih dapat digunakan karena rentang waktunya panjang, selain pasangan juga biasanya sudah selesai menunaikan semua rutinitas ibadah. Sedangkan sebelum sahur setelah tidur beberapa jam, kondisi fisik pasangan sudah segar. Agar tidak terburu waktu beduk subuh, sebaiknya pasangan bangun 2 jam sebelum sahur sehingga masih tersedia waktu untuk membersihkan diri, menyiapkan hidangan, dan makan sahur.

Nah, waktu mana yang akan dipilih, tergantung kepada setiap pasangan. "Ini menyangkut aktivitas, kondisi fisik, dan waktu luang yang dimiliki," ujar Ferryal. Pasangan yang keduanya ada di rumah saat berbuka tentu memiliki keleluasaan lebih dalam mengatur waktu bercinta, apakah selepas Tarawih ataupun sebelum sahur. Berbeda dari pasangan yang keduanya bekerja sampai malam, lebih baik memilih waktu sebelum sahur. Pertimbangannya, ya kondisi fisik. "Setelah beristirahat tidur di malam hari hingga beberapa jam menjelang sahur kondisi fisik sudah kembali bugar. Seks hangat dan menggairahkan pun siap dimulai. Setelah itu, pasangan dapat melakukan mandi besar bersama, dengan air hangat pula. Kemudian menyiapkan santap sahur dan makan bersama. Menyenangkan bukan?" urai Ferryal.

Meski begitu, Ferryal menyerahkan sepenuhnya pemilihan waktu ini kepada pasangan. "Masing-masing pasanganlah yang paling tahu waktu terbaik untuk saling memuaskan." Yang pasti, pemilihan waktu sangat berdampak pada kepuasan seks. Jika waktu yang dipilih tepat, maka pasangan bisa saling memuaskan. Sebaliknya, pemilihan waktu yang salah berisiko seks terganggu sehingga tidak memuaskan salah satu pasangan.
Saeful Imam. Ilustrasi Pugoeh & NAKITA

AGAR SEKS MENYENANGKAN

  • Hindari seks di saat perut kenyang.




  • Hubungan seks saat kenyang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya sakit perut karena makanan dalam lambung belum sepenuhnya dapat dicerna. Itulah mengapa, meskipun ada waktu luang yang dapat dimanfaatkan, hindari berintim-intim langsung sehabis berbuka puasa. "Okelah pasangan tidak makan makanan berat, melainkan hanya camilan, tapi apakah fisik pasangan sudah siap untuk memulai ’pertempuran’ setelah belasan jam perut keroncongan?" ujar Ferryal. Lagi pula seusai berbuka ada banyak ritual ibadah yang sebaiknya dilakukan, seperti tadarus dan Tarawih sehingga konsentrasi untuk berintim-intim mungkin tidak optimal. Selepas Tarawih yang umumnya berada pada 2-3 jam setelah berbuka, makanan sudah dicerna. Fisik pun sudah pulih setelah seharian berpuasa. Karenanya, berintim ria setelah makan sahur pun tak dianjurkan. Selain karena mungkin waktunya terbatas, perut pun dalam keadaan kenyang.



  • Hindari quick sex atau seks instan di bulan puasa.


  • Memang, bukan berarti sama sekali dilarang, tapi keseringan melakukan seks cepat dikhawatirkan membuat salah satu pasangan tidak terpuaskan. Ini karena seks cepat hanya memuaskan suami, tapi jarang sekali istri. Jika ini dilakukan terus-menerus, bukan tak mungkin nilai hubungan seks jadi berkurang.



  • Gairah seks jangan dihilangkan, melainkan cukup diredam.
  • Ada banyak aktivitas yang dapat meredam gairah, seperti fokus pada pekerjaan, melakukan berbagai kegiatan, giat beribadah, bahkan berolahraga di sore hari menjelang berbuka puasa. Nah, bila tiba waktunya tunjukkan dan ungkapkan gairah seks ini pada
NAKITA

Wednesday, April 28, 2010

MERAMAL TINGGI TUBUH ANAK


Menurut ahli dari AS, kemungkinan tinggi tubuh setelah dewasa dapat diprediksi sejak usia kanak-kanak. Caranya?

*Anak Perempuan:
Hitung tinggi ayah, kurangi 13 cm = X
Hitung tinggi ibu, tambahkan X = Y
Bagi 2 jumlah Y (Y : 2). Hasil inilah yang menjadi taksiran tinggi tubuh anak Anda kelak.

Anak Lelaki:
Hitung tinggi ibu, tambahkan 13 cm = X
Hitung tinggi ayah, tambahkan X = Y
Bagi 2 jumlah Y (Y : 2). Hasil inilah yang menjadi perkiraan tinggi tubuh anak laki-laki Anda kelak.


Santi Hartono, dari berbagai sumber & NAKITA

Monday, April 26, 2010

MENJAGA GAIRAH CINTA


Banyak hal yang dilakukan agar gairah cinta tetap membara. Soalnya bila tidak pandai-pandai, bisa runyam hubungan seami istri.
Nah, sebelum telanjur, agar suasana hubungan kasih dan cinta suami istri tetap bergairah terutama ditempat tidur perlu dipahami beberapa etika dibawah ini.

Sembunyikan rasa kecewa

Jangan membuat suami merasa bersalah dengan kekecewaan bila suatu ketika dia tak dapat memuaskan anda. Entah itu berupa kata-kata maupun sikap cemberut. Cobalah untuk tak terlalu memperhatikan kekurangan pasangan. Ingat, tempat tidur bisa jadi tempat yang tak nyaman sama sekali bila sikap anda seperti itu. Tempat tidur pun dapat membuat anda dan suami sama sekali tak bersentuhan bila anda tak pernah merasa puas.

Pandai-pandailah menilai sikap dansifat suami. Tak semua suami cukup berbesar hati menerima katerus-terangan anda. Memang, ada beberapa suami yang bisa berterus-terang seperti itu, namun tak ada yang lebih baik kecuali bersikap lembut.

Lupakan masa lalu

Membicarakan masa lalu ditempat tidur adalah sesuatu yang tabu. Apalagi menyangkur kegemaran yang kurang baik dalam pergaulan. Mengungkit kisah lama tak hanya menurunkan kayakinan diri suami, tetapi jugamenciptakan suasana tak enak ditempat tidur. Bahkan juga dikehidupan sehari-hari. Mungkin tak anda sadari, kisah “seru” masa lalu hanya akan membuat pasangan membandingkan diri anda dengan yang lain. Akibatnya, konsentrasi bukan lagi pada anda, melainkan pada masa lalu anda. Disaat tertentu, pasangan juga jadi bimbang terhadap kesetiaan anda.

Ironisnya, banyak istri merasa cemas, apakah suami masih mencintai, memperhatikan dan sebagainya. Karena itulah, mereka lantas mengumbar kisah-kisah lama yang entah terjadi atau tidak. Mengumbar kecemasan, justru berbahaya. Jika keraguan muncul, berarti anda juga mulai bimbang terhadapa diri sendiri.

Sibuk sendiri

Sungguh tak bijaksana cibuk mengisi teka teki, membenahi kotak perhiasan atau nonton teve sementara suami ingin bersama anda. Tindakan seperti itu hanya menunjukkan penolakan anda. Tempat tidur memang untuk melepas lelah. Jadi, sah-sah saja bila anda mulai mengantuk, tetapi usahakan tidak tidur lebih dahulu ketika suami masih ingin berbagi cerita dengan anda.

Ciptakan ketenangan

Keterangan mutlak dibutuhkan dikamar tidur. Kalau kebetulan ada pesawat telepon atau sms kecilkan nada deringnya. Pasalnya, baik isi pembicaraan maupun siapa yang menelpon, kerap membuat hubungan yang tengah hangat-hangatnya jadi menguap.

Jangan bawa persoalan

Tak ada satu pun keluarga yang tak punya masalah. Tetapi masalah hendaknya tidak dibawa atau diselesaikan di tempat tidur. Membawa sakit hati atau kemarahan ke dalam kamar tidur tak akan membawa penyelesaian, bahkan akan membuat persoalan menjadi berlarut-larut. Cobalah untuk menjadikan tempat tidur sebagai tempat nyaman. Kehidupan sehari-hari sudah membuat suami capek danstres. Dan tempat tidur merupakan untuk melepas segala tekanan. Jadi, jika memang anda harus menyelesaikan suatu masalah, lakukan sebelum berangkat tidur.

Tidak pura-pura

Pernahkan anda melakukan sesuatu bersama suami tetapi sebenarnya anda sendiri tidak menyukainya. Susah, memang untuk tak berpura-pura apalagi dengan suami sendiri. Tetapi kejujuran selalu lebih baik. Dengan berpura-pura, anda juga telah menghilangkan kesempatan baginya untuk lebih mengenal anda. Lagi pula, apa sih enaknya melakukan hal yang sebetulnya tak anda sukai?

Tanya yang perlu

Kadang, saat bermesraan ditempat tidur, tanpa sadar kita melontarkan pertanyaan yang sebenarnya tak perlu. Mungkin maksud anda sebenarnya untuk membuat suasana menjadi sebenarnya untuk membuat suasana menjadi semakin mesra, tetapi justru membuat suami terbengong-bengong. Pertanyaan seperti “apakah kamu mencintaiku”, bisa membuat suami kebingungan. Apa sih, yang sebetulnya anda inginkan. Apalagi jika anda baru saja menikah. Pertanyaan lain yang sebaiknya juga tak usah dilontarkan antara lain, “apakah aku wanita tercantik yang pernah kami kenal?” atau “apakah kita kan bersama selamanya?

Bersikap wajar

Kita kerap tak sadar, waktu berlalu begitu cepat. Tahu-tahu anda mendapat tubuh tak lagi langsing, atau kerut di sudut mata semakin banyak. Anda jadi sering bertanya-tanya apakah saya terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kecil, atau tak dapat memuaskan suami. Pertanyaan semacam itu sebetulnya tak perlu muncul. Tempat tidur adalah tempat yang sangat berharga, apagi jika anda melihat suami anda tetap “bersemangat” melayani anda. Tak bijaksana rasanya terlalu khawatir atau kritis akan kondisi anda.

Bersikap wajar di hadapan suami. Seburuk-buruknya kondisi anda, di depansuami tunjukkanlah bahwa anda menerima diri anda seperti apa adanya. Karena memang begitulah jika usia bertambah tua. Dengan sikap wajar, suamipun akan menanggapi perubahan fisik anda sebagai sesuatu yang normal pula.

Jadi diri sendiri

Tata karma di tempat tidur memang penting. Tetapi terlalu banyak aturan juga justru bisa merusak suasana akrab, yang perlu dicamkan adalah bahwa tempat tidur merupakan tempat dimana kita bisa menikmati kebersamaan dengan suami. Menjadi diri sendiri adalah kunci suasana kamar tidur yang sehat. NABILA/1/2004

LANGKAH AWAL ATASI MENCRET


Jangan anggap remeh diare, karena diare dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi). Kehilangan cairan dalam jumlah besar jika tak segera diganti akibatnya fatal, baik pada bayi, anak-anak atau bahkan orang dewasa.

Menjaga kesehatan anak-anak penting sekali, karena kesehatan anak adalah kunci kebahagiaan keluarga. Guna menjaga kesehatan anak tentunya harus memiliki daya tahan tubuh yang kuat agar tak mudah terserang penyakit.

System pencernaan yang sehat ikut menentukan daya tahan tubuh si kecil terhadap penyakit, terutama diare. Anak-anak, khususnya usia 1-3 tahun sangat rentan terhadap gangguan pencernaan. Asupan makanan pada anak-anakharus benar-benar diperhatikan. Agar anak dapat tumbuh sehat, kuat dan bebas penyakit.

Diare merupakan satu bentuk mekanisme perlawanan dari tubuh untukmengeluarkan kuman penyakit, virus, parasit dan racun yang masuk ke saluran pencernaan. Seseorang dikatakan terserang diare bila buang air besar lebih dari 5-6 kali sehari. Akan tetapi tidak semua mencret dikatakan diare. Misalkan pada bayi yang berusia kurang dari 1 bulan, bisa buang air besar hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak.

Lalu bagaimana diare yang perlu diwaspadai? Biala volume feses atau kotoran dalam jumlah banyak, sangat encer seperti air beras, berbau busuk, berlendir atau berdarah dan warnanya berubah. Jika kondisi seperti ini, maka bawalah bayi atau anak anda segeera ke dokter.

Yang dikhawatirmkan dari diare adalah kehilangan cairan dan eletrolit ( dehidrasi ). Ada tanda-tanda dehidrasi yang bisa dikenali, seperti :
  • Anak menunjukkan gejala kehausan
  • Berat badan turun
  • Elastisitas kulit berkurang
  • Mata dan ubun-ubun cekung
  • Selaput lender pada bibir, mulut dan kulit tampak kering

Bila salah seorang anggota keluarga ada yang terserang diare, ada beberapa pertolongan pertama yang dapat diberikan sebagai berikut :
  • Sebagai pertolongan pertama jika terserang diare, usahakan anak minum 1 (satu) gelas oralit atau cairan gula dan garam setiap kali buang air. Air tajin juga sangat baik untuk mengatasi diare. Ini berguna untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar.
  • Apabila diare menyerang anak atau bayi, maka jangan sembarangan mengganti susu formula. Tetapi mintalah saran dari dokter anda. Mengganti susu sembarangan bisa jadi pencetus diare pada anak.
  • Bila bayi anda masih meminum ASI, sebaiknya pertahankan ASI agar kekebalan tubuh bayi tetap optimal.
  • Jika masih diare, hindari makanan yang sukar dicerna,m seperti serat, lemak, dan vitamin. Sebagai gantinya beri bubur, daging atau ikan halus, apel dan pisang. Boleh juga beri balita sisi rendah lemak (susu formula khusus)
  • Jika keadaan tak juga membaik, segera bawa ke dokter untuk pertolongan lebih lenjut. IBU&ANAK januari2007

MENGHITUNG-MENGHITUNG BIAYA PERNIKAHAN


Sekarang, berapa sih kira-kira yang perlu disiapkan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan? Kita bahas saja satu per satu.

KUA dan Penghulu

Biaya ini resminya sih tidak terlalu mahal tapi total biayanya jauh lebih besar daripada biaya resmi. Berapa ratus ribu perlu disiapkan.

Pendukung acara

(MC, nasyid, qori, dll), bisa yang professional yang tarifnya dinegosiasikan di awal, bisa juga dengan meminta saudara atau teman dengan imgbalan ala kadarnya.

Mahar

Ini mutlak ada, dan tidak boleh dihemat . mahar adalah hak mempelai perempuan yang diminta pada suaminya.selayaknya calon suami menanyakan mahar apa yang ia inginkan dan menyediakan sebagai bukti cintanya.
Akan lebih baik jika mahar dalam bentuk materi memang berasal dari hasil keringat sang calon suami. Walaupun terpaksa minta bantuan sana-sini untuk biaya resepsi, usahakan bahwa mahar adalah hasil kerja jeras sendiri. Insyaallah lebih terasa nilainya bagi yang memberi, dan lebih bermanfaat bagi yang menerima.

Seserahan (jika ada)

Sesuai dengan adapt masing-masing, keluarga pria membawa seserahan kepada keluarga wanita untuk memulai hidup baru. Seserahan ini biasanya berupa pakaian dari ujung kepala tangga, dan lainnya. Ini memang hanya kebiasaan, tidak ada patokan pastinya.

Konsumsi

Nah, inilah komponen paling besar dalam biaya pernikahan. Bahkan, biaya konsumsi ini bisa mencapai setenah dari total biaya.
Kalau memasak sendiri, sulit diperkirakan berapa anggarannya. Namun jika menggunakan catering, dirumah maupun di gedung, biayanya akan mudah dihitung di awal.
Biaya catering bervariasi dalam rentang cukup jauh, tergantung dari menu yang dipilih, kualitas layananmm, pengalaman, dll. Untuk wilayah Jabotabek dan sekitarnya, harga catering berkisar antara Rp.15000 sampai dengan berapa ratus ribu rupiah per porsinya.

Tempat

Jika rumah memang memadai, biaya pernikahan bisa ditekan, meski harus ditambah kerepotan. Kalau rumah tidak memadai, atau tidak mau repot, sewa gedung juga tidak ada salahnya. Biaya gedung biasanya tidak terlalu mahal, mulai dari beberapa ratus ribu sampai beberapa juta. Namun, kalau sudah masuk gedung, kadang ada biaya tambahan untuk catering, dekorasi dsb.

Dekorasi, busana dan riasan

Kadang, biaya ini kurang diperhitungkan. Padahal, biaya busana dan riasan bisa membengkak. Untuk pernikahan yang sederhana, busana dan riasan hanya untuk pasangan pengantin dan orang tua saja, sehingga tidak terlalu banyak biaya. Namun kadang ditengah jalan timbul pemikiran untuk menyeragamkan panitia dan keluarga. Alhasil, yang tasinya hanya niat sewa beberapa pasang pakaian adat, bisa jadi akhirnya membeli beberapa pasang busana untuk semua panitia dan saudara. Untuk menekan munculnya biaya di tengah jalan ini, koordinasikan dengan para saudara dan panitia. Busana, terutama untuk perempuan, bisa ratusan ribu per orang.

Transportasi

Memang tak afdal rasanya menikah tanpa mengundang keluarga besar. Kalau masih dalam kota munmgkin tidak masalah, tapi mengundang keluarga besar dari luar kota, akan perlu biaya besar . namun, jangan terlalu memaksa. Insyaallah keluarga besar bisa mgnerti asalkan kita tidak gengsi menjelaskan berapa isi kantong kita.

Dokumentasi

Meski sifatnya tambahan, album pernikahan akan masuk anggaran. Besarnya mulai ratusan ribu sampai beberapa juta. (ummi maret 2008)

KECELAKAAN : SESUATU YANG TAK TERDUGA



Persediaan alat dan obat P3K

Setiap orangtua tentu akan sedih melihat anak kesayangannya mengalami kecelakaan, misalnya terbentu sesuatu, terjatuh dari sepeda, atau terjatuh dari kursi. Terlebih lagi jika anaknya itu masih berusia balita (dibawah lima tahun). Akibat kecelakaan, si buah hati dapat menderita dan terancam jiwanya jika tidak segera ditangani dengan baik. Seharusnya kecelakaan itu tidak terjadi. Jika terjadi, orangtua harus mengetahui cara-cara mengatasi atau menanganinya.

Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah salah satu hal yang harus dipelajari orangtua. Jika perlu, orangtua harus hafal. Dengan mempelajari dan menghafalkannya, orangtua akan mengerti langkah-langkah yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami kecelakaan, yakni menyelamatkan jiwa anak sebelum mendapat bantuan dokter. Selain pengetahuan tentang berbagai masalah P3K, di dalam rumah orangtua harus mempersiapkan atau menyediakan beberapa peralatan dan berbagai jenis obat.

  1. Peralatan meliputi perban, kassa, plester, plester (elastis perban), kapas thermometer, gunting, alat penjepit, alat kompres panas, alat kompres dingin.
  2. Obat-obatan meliputi obat luar, obat dalamm, penangkal racun, dan penangkal muntah.
  • Obat luar antara lain meliputi salep, antiseptic, yodium tincture (obat merah), balsam.
  • Obat dalam antara lain meliputi obat penurun panas, obat batuk, obat anti-alergi, oralit, antidiare.
  • Penangkal racun antara lain kimia seperti arsen dan asetosal, larutan sabun untuk mempersihkan luka, cuka dapur untuk meluruhkan kaporit, putih telur ditambah susu untuk melunakkan berbagai racun, susu, tepung kanji untuk melarutkan yodium, dan norit untuk menyerap racun makanan.
  • Perangsang muntah terutama garam dapur. Cara menggunakannya adalah dengan melarutkan 2 sedok garam dapur ke dalam 1 gelas air masak.

Langkah-langkah pertolongan


Selain menyediakan peralatan atau piranti dan obat-obatan, orang tua harus mengetahui langkah-langkah atau tindakan penyelamatan, perawatan, penganggulangan perdarahan, pemberian pernapasan buatan jika anak pingsan, dan pemahaman tentang waktu menemani dokter atau menghubungi bagian gawat darurat rumah sakit. Langkah-langkah atau tindakan penyelamatan ini bertujuan sebagai berikut.
  1. Mempertaruhkan penderita agar tetap hidup
  2. Menghilangkan rasa sakit
  3. Menghibur penderita
  4. Menjaga kestabilan kondisi fisik penderita.

Beberapa hal yang harus segera dilakukan jika terjadi kecelakaan antara lain adalah memriksa denyut jantung jika penderita atau balita dalam keadaan pingsan, menghentikan perdarahan akibat terpotong atau benturan, memberi pernapasan buatan bagi yang tenggelam, mengeluarkan benda-benda di dalam kerongkongan jika anak tersedak.

Ada beberapa hal penting yang harus selalu diingat saat terjadi kecelakaan.
  1. Jika pernapasan berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan otak dan dalam 4-6 menit akan terjadi kematian.
  2. Meminta seseorang untuk segera memanggil ambulans atau dokter.
  3. Jika pernapasan berhenti, segera lakukan pernapasan dari mulut ke mulut dan menekan dada untuk merangsang denyut jantungnya (resusitasi) untuk menyelamatkan jiwa penderita.
  4. Usahakan menhentikan perdarahan jika penderita mengalaminya. Sebab, darah yang kaluar dari pembuluh darah besar dapat berakibat kematian jika dibiarkan berlangsung 3-5 menit. Cara menghentikan perdarahan adalah dengan menggunakan kain yang bersih, menekan tempat mengalami luka kemudian mengikatnya dengan sapu tangan, dasi, tali, atau perban untuk menekan luka. Selanjutnya meletakkan bagian yang luka lebih tinggi daripada bagian tubuh yang lain, kecuali keadaannya tidak mengizinkan.
  5. Jika ada dugaan cedera tulang belakang, jangan mengubah posisi penderita. Tunggu petugas yang ahli untuk menanganinya agar tidak terjadi kesalahan fatal. Kerusakan tulang belakang biasanya terjadi akibat jatuh dari gedung atau kecelakaan lalu-lintas. Gejala yang muncul biasanya penderita tidak mampu menggerakkan anggota badan danmerasa kebal atau hilang rasa pada tubuh dan punggung.
  6. Jika penderita pingsan, tetapi tidak mengalami cedera punggung, baringkan dalam posisi istirahat.
  7. Penderita harus terus terjaga, jangan ditinggalkan sedirian sebelum petugas atau paramedic datang.

Tindakan pencegahan dan pengamanan bagi balita

Kecelakaan dapat dicegah jika orangtua mengerti hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari anak dari kecelakaan. Beberapa hal di bawah ini adalah cara-cara menghindarkan balita dari kecelakaan secara umum.
  1. Tidak meletakkan pisau atau benda tajam sebarangan.
  2. Menjauhkan atau mnyimpan zat-zat berbahaya sehingga jauh dari jangkauan anak-anak.
  3. Memberi pengamanan pada stop kontak listrik.
  4. Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan menidurkan bayi di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh.
  5. Mengganti popok bayi di lantai atau di atas kasur berselimut tebal, sehingga kemungkinan bayi jatuh tidak ada.
  6. Jika menggunakan paniti untuk popok, pastikan ujung peniti sudah tertutup dengan baik. Jika perlu, hindari pemakaian peniti.
  7. Anak yang agak besar harus dijauhkan dari obat-obatan, pembersih lantai, insektisida, dan peralatan mandi. Barang-barang tersebut harus diletakkan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Sebab, anak-anak sangat menyukai benda-benda yang mencolok dan dapat dijadikan mainan.
  8. Tidak membiarkan anak bermain sendiri di dalam air, di kolam, atau di ember. Anak memang mempunyai sifat suka bermain air dan selalu ingin tahu dengan hal-hal baru.
  9. Jika rumah dekat dengan jalan raya, pintu rumah dan pintu pagar diberi pembatas yang tidak dapat dilangkahi anak-anak.
  10. Jika dirumah terdapat tangga, sebaiknya diberi pintu agar anak tidak dapat naik-turun sendiri.
  11. kabel-kabel listrik dan peralatan elektronik tidak ada yang terbuka, lecet, atau putus yang dapat menyebabkan anak terkena strum.
  12. Jika berkunjung ke rumah famili, kerabat, teman, atau kenalan, sebaiknya perhatikan juga faktor keamanan di tempat tersebut.

a. Pengamanan di dalam rumah
  • Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatuh akibat lantai yang terlalu licin atau terlalu kotor.
  • Di dalam ruangan tidak ada perabot yang bersudut runcing. Disamping itu harus diusahakan tidak meletakkan benda-benda berbahaya, seperti pot bunga atau lampu di tempat-tempat yang mudah dijangkau anak.
  • Jangan ada benda-benda beracun disekitar ruangan.
  • Usahakan bayi tidur di boks, bukan di tempat tidur. Pastikan bahwa boks tempat tidur aman, berpagar kuat, catnya tidak beracun atau nontoxic, jeruji pagarnya tidak terlalu renggang agar bayi tidak dapat memasukkan kepalanya ke sela-sela jeruji. Anak yang agak besar usahakan tidak tidur di tempat tidur bertingkat bagian atas.
  • Tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan main air dan dapat tenggelam atau tersedak air.
  • Jika sedang memandikan bayi, tetapi mendadak ada tamu yang datang, segera keringkan bayi secepatnya.
  • Jauhkan peralatan dapur yang berisi air panas atau minyak panas dari jangkauan anak-anak.
  • Simpan benda-benda yang tajam dan berbahaya di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Periksa peralatan masak agar tetap berfungsi baik : kompor tidak bocor, tabung gas memiliki pengaman, selang atau pipa gas tidak rusak, termos terletak di tempat yang aman.
  • Jika memiliki anak kecil, hindari penggunaan taplak meja karena anak senang dan mudak menariknya, dan benda-benda yang ada diatas meja akan berhamburan menimpa anak.
  • Letakkan obat-obatan dan berda beracun di tempat yang aman,m seperti di kotak obat yang diletakkan aman dari jangkauan anak.

b. Pengamanan di luar rumah

  • Sebaiknya tidak membiarkan anak bermain sendiri di luar rumah.
  • Jika anak bermain diluar rumah, pastikan bahwa tempat main dan jenis permainannya aman atau tidak berbahaya.
  • Sebaiknya anak dilarang bermain di jalan raya atau bermain panjat-panjatan tanpa pengawasan.
  • Alas tempat bermain harus empuk, hindari tempat bermain yang memiliki permukaan kasar, seperti lantau yang kasar atau tanah yang keras.
  • Jika anak mendapat kecelakaan segera lakukan penanggulangan. Orang tua harus mengetahui pengetahuan dasar yang menyangkut cara-cara menangani kecelakaan pada anak.

Bebat pembalut

Bebat atau balut digunakan untuk melindungi luka dari infeksi. Di samping itu untuk menahan posisi tulang agar tidak bergeser dan menahan pembengkakan. Ada tiga macam bebat, yakni balut meitella (balut segi tiga), gulung, dan plester.

2. Mitella

Bebat jenis mitella terbuat dari kain yang berbentuk segi tiga sama kaki dengan panjang kaki masing-masing 90 cm. mitella banyak digunakan dalam P3K dan berguna untuk menggantung lengan yang cedera.
• Mitella kepala
• Mitella siku
• Mitella bahu
• Mitella untuk tangan
• Mitella untuk lengan


3. Pembalut gulung

Pembalut gulung dapat berupa perban, kain katun, atau bahan elastis, yang penting mudah menyerap air.
• Pembalut gulung untuk kaki
• Pembalut gulung untuk kepala
• Pembalut gulung untuk telapak tangan
• Pembalut gulung untuk siku
• Pembalut gulung untuk luka lengan
• Pembalut gulung untuk luka betis


4. Plester

Plester lebih banyak digunakan untuk masalah terkilir dan patah tulang. Untuk luka sederhana, banyak plester yang dilengkapo dengan obat. Plester jenis ini banyak diperjualbelikan di warung-warung dengan harga relative murah.
• Plester untuk pergelangan kaki


Pernapasan dari mulut ke mulut (Resusitasi)

Resusitasi adalah mencoba “menghidupkan” dengan pernapasan buatan. Sebelum melakukan resusitasi, sebaiknya diraba terlebih dahulu denyut nadi dan pergelangan tangan atau nadi pada leher untuk mengetahui jantung masih berdenyut atau tidak. Untuk mengetahui adalanya pernapasan, kita letakkan telapak tangan bawah lengkungan tulang rusuk diatas kulit perut. Jika napas masih ada, turun naiknya perut akan terasa. Kita juga dapat meletakkan tangan di depan mulut atau hidung. Jika napas ada, akan terasa ada embusan yang keluar.

Jadi, sebelum melakukan pertolongan dengan pernapasan buatan, harus diketahui terlebih dahulu denyut jantung atau masih aktif tidaknya pernapasan. Jika ternyata jantung tidak berdenyut lagi, baru lakukan pernapasan buatan. Cara ini pada awalnya hanya dilakukan pada anak dan bayi, tetapi kemuadian menjadi sangat popular.

Cara melakukan pernapasan buatan sebagai berikut :
  1. Biarkan penderita tidur terlentang dengan kepala diregangkan kearah belakang. Pada penderita patah leher, kepalanya tidak boleh didorong menengadah.
  2. Bersihkan mulut penderita dari kotoran.
  3. Tempelkan mulut ke lubang mulut penderita. Tiup atau beri embusan sebanyak lima kali.
  4. Jika belum berhasil, ulangi terus sampai terlihat rongga dada penderita terangkat keatas.
  5. Jika tidak berhasil, segera bawa pemnderita ke dokter.

Untuk memberikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut pada anak, tangan kanan penolong harus ikut mendorong gerakan dadanya.


Sumber : Buku Kesehatan Anak “P3K Untuk Balita
Pengarang : dr.M.C. Widjaya
Penerbit : Kawan Pustaka (cetakan I, 2002)