Friday, April 16, 2010

BILA SI KECIL BATUK


Jika musim hujan tiba, batuk kerap menyerang anak dan kadang disertai flu serta pilek.
Batuk yang disebabkan infeksi virus semisal flu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 3 atau 5 hari. Yang penting, istirahat cukup dan minum air yang banyak.

Jangan beri minum/makanan yang merangsang timbulnya batuk, seperti es,permen, atau makanan berlemak. Beri minuman/makanan dalam porsi kecil tapi cukup sering pada saat batuk agak mereda agar tak timbul muntah. Olesi dada si kecil dengan minyak kayu putih/telon agar ia merasa sedikit lebih nyaman.


Pemberian obat batuk bebas disesuaikan “jenis” batuknya, berlendir atau tidak. Untuk batuk tak berlendir, pilih yang mengandung antitusif (zat yang bersifat menahan batuk). Sementara untuk batuk berlendir, pilih obat batuk khusus untuk batuk berlendir, karena lendirnya harus dikeluarkan. Jika batuk tak juga reda setelah 2-3 hari diobati sendiri, segera bawa ke dokter.
Jika terdapat tanda atau gejala-gejala berikut, tak perlu tunggu 1-2 hari segera bawa si kecil ke dokter.

Usia dibawah 6 bulan

Kemungkinan ia mengalami bronkiolitis, yakni peradangan pada bronkiolus (cabang saluran napas yang paling kecisl danpaling ujung, yang bersambungan dengan alveolus atau jaringan paru. Penyakit yang disebabkan RSV (respiratory syncytial virus) ini hanya terjadi pada bayi atau anak yang masih kecil. Gejalanya timbul jika ia batuk terus menerus selama 1 jam lebih.
Dari batuk-pilek biasa hingga menjadi bronkiolitis, butuh waktu antara 3-10 hari. Gejalanya yang khusus adalah timbulnya mengi dan waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan napas jadi lebih panjang. Umumnya, bronkiotlitis dapat disembuhkan dengan tuntas asalkan penderita segera dibawa ke dokter sebelum infeksinya meluas dan menjadi berat.

Dibarengi demam dan batuk malam hari.

Biasanya merupakan gejala awal batuk rejan (pertusis/kinkhoest). Awam menyebutnya batuk 100 hari. Penyebabnya, kuman bordetella pertusis. Penyakit ini mudah sekali timbul, menyebar dan jug amenular. Cara penularannya melalui udara yang mengandung kuman-kuman pertusis.

Batuk rejan terbagi dalam 3 stadium dengan gejala masing-masing :

1. Stadium awal/ katarhalis, lamanya 1-2 pekan dengan gejala lain, demam ringan dan batuk pilek, seperti gejala flu.
2. Stadium kedua/paroksismal, lamaya 2-4 pekan dengan gejala:

• Batuknya mulai nyata dan kuat’ batuk panjang secara terus menerus yang berbeda dengan batuk biasa.
• Pada beberapa anak, muncul whooping. Sehabis batuk panjang dengan membuang napas, lalu anak menarik napas panjang.
• Kadang, saking kuatnya batuk, anak bisa sampai menungging, muntah-muntah, mata merah dan berair, mukanya merah karena batuknya sampai mengejan, napasnya susah sehingga muka anak tampak kebiru-biruan. Bahkan, diantara batuknya anak tak bisa bicara.
• Bisa timbul komplikasi perdarahan di hidung/mimisan, batuk berdarah akibat batuk yang kuat sehingga menyebabkan luka pada saluran napas, perdarahan di dalam kedua mata, terutama pada bagian putih mata, perdarahan diotak yang berakibat kejang-kejang atau bahkan kelumpuhan, kolaps paru, terjadi radang paru-paru atau pneumonia, pada bayi umumnya terjadi gangguan sesak napas.

3. Stadium perbaikan/konvalesen lamanya 1-2 pekan. Batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih. Umumnya setiap penderita akan melewati ketiga stadium ini.


Disertai napas cepat dan sesak

Ini gejala pneumonia, yakni radang atau infeksi paru-paru yang disebabkan kuman atau bakteri. Pada balita dapat menyebabkan kematian. Gejala paling utama adalah sesak napas. Anak usia di bawah 2 bulan, frekuensi napasnya tak boleh lebih dari 60 kali per menit, usia 2-12 bulan, frekuensinya 50 kali per menit, dan usia 1-5 tahun, 40 kali per menit. Anak dibawah 2 bulan yang frekuensi napasnya lebih dari 60 kali per menit harus segera dibawa kedokter, karena kemungkinan menderita pnemunia.

Untuk mengetahui apakah si kecil sesak napas bisa dilihat dari tarikan dinding dada ke dalam. Normalnya, saat bernapas, dada tak sampai cekung. Tetapi pada keadaan sesak pnemunia, karena usaha napas yang ekstra, dinding dada tertarik sehingga cekung ke dalam. Makin berat ia bernapas, makin dalam tarikannya. Pada pnemunia yang sudah berat, anak pun biasanya tak bisa minum saking sesaknya. Mukanya juga kebiru-biruan pucat, serta tangan dan kakinya dingin.

Disertai suara serak, tenggorokan sakit dan sulit bernapas.

Ini gejala difteria. Bila menyerang tenggorokan, napas akanberbunyi oleh membrane yang menempel di sana. Itu sebab, orang kerap menyelahartikan penyakit ini sebagai penyakit tenggorokan biasa. Padahal bila radang tersebut merupakan gejala difteria, perlu penanganan tepat agar dapat diantisipasi, hingga tak kadung jadi parah, misalnya keburu menjalar ke jantung.

Penyakit yang disebabkan kauman corynebacterium diphtheriae ini, ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara pada orang di sekelilingnya. Bisa juga ditularkan langsung lewat udara yang mengandung bakteri ini, misalnya udara kotor dan lembab dimana bakteri ini hidup subur.

Jika bakteri masuk melalui mulut atau hidung, ia menempel di selaput lender tenggorokan tempat amandel berada. Masa inkubasinya antara 1-6 hari. Saat bakteri tersebut mengeluarkan toksin, timbullah kerusakan pada jaringan sekitar. Rasa nyeri dan bengkak pun akan dirasakan penderita.

Untuk menghindari penyakit lebih parah atau menimbulkan kematian, pasien harus segera mendapatkan obat antitoksin difteria dan antibiotika yang sesuai ketika gejala awal mulai dirasakan. Tentunya, gejala ini tak dapat hanya dirasakan sendiri, tapi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. (NABILA/1/2004)


No comments:

Post a Comment