Monday, April 26, 2010

KECELAKAAN : SESUATU YANG TAK TERDUGA



Persediaan alat dan obat P3K

Setiap orangtua tentu akan sedih melihat anak kesayangannya mengalami kecelakaan, misalnya terbentu sesuatu, terjatuh dari sepeda, atau terjatuh dari kursi. Terlebih lagi jika anaknya itu masih berusia balita (dibawah lima tahun). Akibat kecelakaan, si buah hati dapat menderita dan terancam jiwanya jika tidak segera ditangani dengan baik. Seharusnya kecelakaan itu tidak terjadi. Jika terjadi, orangtua harus mengetahui cara-cara mengatasi atau menanganinya.

Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah salah satu hal yang harus dipelajari orangtua. Jika perlu, orangtua harus hafal. Dengan mempelajari dan menghafalkannya, orangtua akan mengerti langkah-langkah yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami kecelakaan, yakni menyelamatkan jiwa anak sebelum mendapat bantuan dokter. Selain pengetahuan tentang berbagai masalah P3K, di dalam rumah orangtua harus mempersiapkan atau menyediakan beberapa peralatan dan berbagai jenis obat.

  1. Peralatan meliputi perban, kassa, plester, plester (elastis perban), kapas thermometer, gunting, alat penjepit, alat kompres panas, alat kompres dingin.
  2. Obat-obatan meliputi obat luar, obat dalamm, penangkal racun, dan penangkal muntah.
  • Obat luar antara lain meliputi salep, antiseptic, yodium tincture (obat merah), balsam.
  • Obat dalam antara lain meliputi obat penurun panas, obat batuk, obat anti-alergi, oralit, antidiare.
  • Penangkal racun antara lain kimia seperti arsen dan asetosal, larutan sabun untuk mempersihkan luka, cuka dapur untuk meluruhkan kaporit, putih telur ditambah susu untuk melunakkan berbagai racun, susu, tepung kanji untuk melarutkan yodium, dan norit untuk menyerap racun makanan.
  • Perangsang muntah terutama garam dapur. Cara menggunakannya adalah dengan melarutkan 2 sedok garam dapur ke dalam 1 gelas air masak.

Langkah-langkah pertolongan


Selain menyediakan peralatan atau piranti dan obat-obatan, orang tua harus mengetahui langkah-langkah atau tindakan penyelamatan, perawatan, penganggulangan perdarahan, pemberian pernapasan buatan jika anak pingsan, dan pemahaman tentang waktu menemani dokter atau menghubungi bagian gawat darurat rumah sakit. Langkah-langkah atau tindakan penyelamatan ini bertujuan sebagai berikut.
  1. Mempertaruhkan penderita agar tetap hidup
  2. Menghilangkan rasa sakit
  3. Menghibur penderita
  4. Menjaga kestabilan kondisi fisik penderita.

Beberapa hal yang harus segera dilakukan jika terjadi kecelakaan antara lain adalah memriksa denyut jantung jika penderita atau balita dalam keadaan pingsan, menghentikan perdarahan akibat terpotong atau benturan, memberi pernapasan buatan bagi yang tenggelam, mengeluarkan benda-benda di dalam kerongkongan jika anak tersedak.

Ada beberapa hal penting yang harus selalu diingat saat terjadi kecelakaan.
  1. Jika pernapasan berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan otak dan dalam 4-6 menit akan terjadi kematian.
  2. Meminta seseorang untuk segera memanggil ambulans atau dokter.
  3. Jika pernapasan berhenti, segera lakukan pernapasan dari mulut ke mulut dan menekan dada untuk merangsang denyut jantungnya (resusitasi) untuk menyelamatkan jiwa penderita.
  4. Usahakan menhentikan perdarahan jika penderita mengalaminya. Sebab, darah yang kaluar dari pembuluh darah besar dapat berakibat kematian jika dibiarkan berlangsung 3-5 menit. Cara menghentikan perdarahan adalah dengan menggunakan kain yang bersih, menekan tempat mengalami luka kemudian mengikatnya dengan sapu tangan, dasi, tali, atau perban untuk menekan luka. Selanjutnya meletakkan bagian yang luka lebih tinggi daripada bagian tubuh yang lain, kecuali keadaannya tidak mengizinkan.
  5. Jika ada dugaan cedera tulang belakang, jangan mengubah posisi penderita. Tunggu petugas yang ahli untuk menanganinya agar tidak terjadi kesalahan fatal. Kerusakan tulang belakang biasanya terjadi akibat jatuh dari gedung atau kecelakaan lalu-lintas. Gejala yang muncul biasanya penderita tidak mampu menggerakkan anggota badan danmerasa kebal atau hilang rasa pada tubuh dan punggung.
  6. Jika penderita pingsan, tetapi tidak mengalami cedera punggung, baringkan dalam posisi istirahat.
  7. Penderita harus terus terjaga, jangan ditinggalkan sedirian sebelum petugas atau paramedic datang.

Tindakan pencegahan dan pengamanan bagi balita

Kecelakaan dapat dicegah jika orangtua mengerti hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari anak dari kecelakaan. Beberapa hal di bawah ini adalah cara-cara menghindarkan balita dari kecelakaan secara umum.
  1. Tidak meletakkan pisau atau benda tajam sebarangan.
  2. Menjauhkan atau mnyimpan zat-zat berbahaya sehingga jauh dari jangkauan anak-anak.
  3. Memberi pengamanan pada stop kontak listrik.
  4. Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan menidurkan bayi di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh.
  5. Mengganti popok bayi di lantai atau di atas kasur berselimut tebal, sehingga kemungkinan bayi jatuh tidak ada.
  6. Jika menggunakan paniti untuk popok, pastikan ujung peniti sudah tertutup dengan baik. Jika perlu, hindari pemakaian peniti.
  7. Anak yang agak besar harus dijauhkan dari obat-obatan, pembersih lantai, insektisida, dan peralatan mandi. Barang-barang tersebut harus diletakkan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Sebab, anak-anak sangat menyukai benda-benda yang mencolok dan dapat dijadikan mainan.
  8. Tidak membiarkan anak bermain sendiri di dalam air, di kolam, atau di ember. Anak memang mempunyai sifat suka bermain air dan selalu ingin tahu dengan hal-hal baru.
  9. Jika rumah dekat dengan jalan raya, pintu rumah dan pintu pagar diberi pembatas yang tidak dapat dilangkahi anak-anak.
  10. Jika dirumah terdapat tangga, sebaiknya diberi pintu agar anak tidak dapat naik-turun sendiri.
  11. kabel-kabel listrik dan peralatan elektronik tidak ada yang terbuka, lecet, atau putus yang dapat menyebabkan anak terkena strum.
  12. Jika berkunjung ke rumah famili, kerabat, teman, atau kenalan, sebaiknya perhatikan juga faktor keamanan di tempat tersebut.

a. Pengamanan di dalam rumah
  • Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatuh akibat lantai yang terlalu licin atau terlalu kotor.
  • Di dalam ruangan tidak ada perabot yang bersudut runcing. Disamping itu harus diusahakan tidak meletakkan benda-benda berbahaya, seperti pot bunga atau lampu di tempat-tempat yang mudah dijangkau anak.
  • Jangan ada benda-benda beracun disekitar ruangan.
  • Usahakan bayi tidur di boks, bukan di tempat tidur. Pastikan bahwa boks tempat tidur aman, berpagar kuat, catnya tidak beracun atau nontoxic, jeruji pagarnya tidak terlalu renggang agar bayi tidak dapat memasukkan kepalanya ke sela-sela jeruji. Anak yang agak besar usahakan tidak tidur di tempat tidur bertingkat bagian atas.
  • Tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan main air dan dapat tenggelam atau tersedak air.
  • Jika sedang memandikan bayi, tetapi mendadak ada tamu yang datang, segera keringkan bayi secepatnya.
  • Jauhkan peralatan dapur yang berisi air panas atau minyak panas dari jangkauan anak-anak.
  • Simpan benda-benda yang tajam dan berbahaya di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Periksa peralatan masak agar tetap berfungsi baik : kompor tidak bocor, tabung gas memiliki pengaman, selang atau pipa gas tidak rusak, termos terletak di tempat yang aman.
  • Jika memiliki anak kecil, hindari penggunaan taplak meja karena anak senang dan mudak menariknya, dan benda-benda yang ada diatas meja akan berhamburan menimpa anak.
  • Letakkan obat-obatan dan berda beracun di tempat yang aman,m seperti di kotak obat yang diletakkan aman dari jangkauan anak.

b. Pengamanan di luar rumah

  • Sebaiknya tidak membiarkan anak bermain sendiri di luar rumah.
  • Jika anak bermain diluar rumah, pastikan bahwa tempat main dan jenis permainannya aman atau tidak berbahaya.
  • Sebaiknya anak dilarang bermain di jalan raya atau bermain panjat-panjatan tanpa pengawasan.
  • Alas tempat bermain harus empuk, hindari tempat bermain yang memiliki permukaan kasar, seperti lantau yang kasar atau tanah yang keras.
  • Jika anak mendapat kecelakaan segera lakukan penanggulangan. Orang tua harus mengetahui pengetahuan dasar yang menyangkut cara-cara menangani kecelakaan pada anak.

Bebat pembalut

Bebat atau balut digunakan untuk melindungi luka dari infeksi. Di samping itu untuk menahan posisi tulang agar tidak bergeser dan menahan pembengkakan. Ada tiga macam bebat, yakni balut meitella (balut segi tiga), gulung, dan plester.

2. Mitella

Bebat jenis mitella terbuat dari kain yang berbentuk segi tiga sama kaki dengan panjang kaki masing-masing 90 cm. mitella banyak digunakan dalam P3K dan berguna untuk menggantung lengan yang cedera.
• Mitella kepala
• Mitella siku
• Mitella bahu
• Mitella untuk tangan
• Mitella untuk lengan


3. Pembalut gulung

Pembalut gulung dapat berupa perban, kain katun, atau bahan elastis, yang penting mudah menyerap air.
• Pembalut gulung untuk kaki
• Pembalut gulung untuk kepala
• Pembalut gulung untuk telapak tangan
• Pembalut gulung untuk siku
• Pembalut gulung untuk luka lengan
• Pembalut gulung untuk luka betis


4. Plester

Plester lebih banyak digunakan untuk masalah terkilir dan patah tulang. Untuk luka sederhana, banyak plester yang dilengkapo dengan obat. Plester jenis ini banyak diperjualbelikan di warung-warung dengan harga relative murah.
• Plester untuk pergelangan kaki


Pernapasan dari mulut ke mulut (Resusitasi)

Resusitasi adalah mencoba “menghidupkan” dengan pernapasan buatan. Sebelum melakukan resusitasi, sebaiknya diraba terlebih dahulu denyut nadi dan pergelangan tangan atau nadi pada leher untuk mengetahui jantung masih berdenyut atau tidak. Untuk mengetahui adalanya pernapasan, kita letakkan telapak tangan bawah lengkungan tulang rusuk diatas kulit perut. Jika napas masih ada, turun naiknya perut akan terasa. Kita juga dapat meletakkan tangan di depan mulut atau hidung. Jika napas ada, akan terasa ada embusan yang keluar.

Jadi, sebelum melakukan pertolongan dengan pernapasan buatan, harus diketahui terlebih dahulu denyut jantung atau masih aktif tidaknya pernapasan. Jika ternyata jantung tidak berdenyut lagi, baru lakukan pernapasan buatan. Cara ini pada awalnya hanya dilakukan pada anak dan bayi, tetapi kemuadian menjadi sangat popular.

Cara melakukan pernapasan buatan sebagai berikut :
  1. Biarkan penderita tidur terlentang dengan kepala diregangkan kearah belakang. Pada penderita patah leher, kepalanya tidak boleh didorong menengadah.
  2. Bersihkan mulut penderita dari kotoran.
  3. Tempelkan mulut ke lubang mulut penderita. Tiup atau beri embusan sebanyak lima kali.
  4. Jika belum berhasil, ulangi terus sampai terlihat rongga dada penderita terangkat keatas.
  5. Jika tidak berhasil, segera bawa pemnderita ke dokter.

Untuk memberikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut pada anak, tangan kanan penolong harus ikut mendorong gerakan dadanya.


Sumber : Buku Kesehatan Anak “P3K Untuk Balita
Pengarang : dr.M.C. Widjaya
Penerbit : Kawan Pustaka (cetakan I, 2002)











No comments:

Post a Comment