Monday, April 26, 2010

MUSIM PENYAKIT BAGI SI KECIL


Di saat peralihan musim memang sedikit banyak akan berpengaruh bagi tubuh, karena dengan perubahan suhu udara tubuh juga harus bekerja lebih keras untuk menyesuaikan keadaannya, dan karena itu pula penyakit akan lebih gampang datang menyerang.

Masa peralihan musim yang biasanya dibarengi dengan timbulnya berbagai jenis penyakit, terutama pada anak-anak dan orang-orang dengan daya tahan tubuhnya kurang. Suhu yang sebelumnya panas kemudian berubah menjadi dingin dan lembab karena turun hujan berkepanjangan, kondisi itu menjadikan tubuh kurang nyaman dan mudah terserang penyakit.

Ada beberapa penyakit yang acap datang pada masa pancaraoba, tutur Dr. Trasmanto, Spa, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Penyakit-penyakit itu antara lain demam, gangguan saluran napas, influenza, dan gangguan pencernaan. “saat musim pancaroba ini, yang rentanterserang penyakit adalah anak-anak, terutama usia balita,” kata Trasmanto.

Keadaan itu tentu saja bisa dimaklumi, sebab sistem pertahanan tubuh anak-anak masih belum sekuat orang dewasa. Begitu pula dengan kekebalan yang belum terbentuk sepenuhnya terhadap banyak jenis kuman pada usia dini. Jangan heran bila ada saja keluhan yang meluncur dari mulut mereka. Terdengarnya kadang ringan dan sepele, tapi tetap saja menyedihkan.

Demam

Demam sering dianggap sebagai penyakit. Akibatnya, sebagian orang tua akan panik bila mendapatkan si buah hati mulai menunjukkan gejala demam. Demam sekedar ‘ alarm ‘ bahwa pada tubuh anak ada ketidakberesan. Pada anak-anak, jenis keluhan yang kerap muncul adalah demam. “Ada beberapa anak yang memunculkan gejala demam dengan frekwensi tinggi, tapi ada juga yang tidak,” tutur Dr. Trasmanto.

Demam muncul, lanjut kata Trasmanto, karena tubuh mengadakan reaksi terhadap penyakit. Boleh dikatakan, demam membangtu perlawanan tubuh mengatasi infeksi virus atau bakteri. Jadi, para orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Demam tidak selalu harus diiobati. Sebab hal itu merupakan reaksi alamiah. Menurunkan suhu secara ekstrim atau segera dapat menganggu proses pertahanan daya tahan.

Demam bisa diakibatakan reaksi terhadap infeksi bakteri, virus, sebab kepanasan, kanker, efek samping obat, dan efek imunisasi. Mengatasi itu ada pertolongan pertama untuk meurunkan demam, seperti anak diberi air minum secukupnya anak dehidrasi atau kekurangan cairan. Secara medis anak dikatakan demam bila suhu tubuhnya mencapai 38l derajat celcius. Suhu normal anak adalah 36,5-37,5 derajat. Suhu tubuh antara 37,5-38 derajat disebut subvebris atau dalam istilah jawa disebut ‘sumeng’. Dan pada suhu 39-40 atau diatas 38 derajat, anak bisa diberi obat. Obat yang diberikan itu bukan untuk mengobati demam, tapi mengobati anak dari nyeri.

Disamping mengukur suhu tubuh dengan termometer, ada gejala lain yang mesti diperhatikan. Saat suhu subvebris, biasanya anak masih dalam kondisi gembira. Tapi pada suhu vebris biasanya anak yang pas memberikan obat.

Kondisi atau gejala lain yang perlu diperhatikan oleh para orang tua adalah berkeringat, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan menurun, dan dehidrasi. Kondisi lain ketika anak mengalami halusinasi, rewel, bingung, muntah-muntah dan kejang-kejang. Keadaan itu merupakan keadaan yang mudah dilihat. Jika anak enggan makan dan minum dalam waktu 4-6jam, dia tidak piis atau popoknya tidak basah, itu menunjukkan anak dehidrasi. Jika itu terjadi orangtua harus segera memberi obat dan jika perlu segera bawa ke tenaga medis.

Gangguan pernapasan

Salah satu jalan masuk penyakit yang paling cepat adalah melalui udara yang terhirup. Maka salah satu organ yang paling rentan terserang penyakit adalah organ pernapasan. Infeksi yang terjadi pada organ ini jelas memberikan gejala gangguan pernapasan mulai dari batuk, pilek, bersin hingga sesak napas tergantung dari keparahan penyakitnya.

Trasmanto menjelaskan, pengaruh perubahan cuaca musim kemarau ke cuaca musim hujan atau sebaliknya sangat berpotensi mengaggu saluran lpernalpasan. Gejala awal penyakit saluran pernapasan bisa berupa batuk yang kadang disertai sesak napas. Bisa juga berupa batuk yang disertai pilek, bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh. Bisa juga muncul gejala khusus, yaitu pernapasan yang tidak normal, dokter biasanya mampu mendeteksinya.

Berdasarkan lokasi yang diserang, penyakit ini dibedakan menjadi dua, penyakit saluran pernapasan bagian atas dan penyakit saluran pernapasan bagian bawah.sementara menurut penyebabnya dibedakan menjadi infeksi atau noninfeksi.

Umumnya gejala penyakit saluran napas bagian atas lebih ringan, misalnya batuk-pilek dan flu. Hanya saja pada kasus tertentu bisa muncul gejala yang serius, misalnya demam yang agak tinggi pada radang tenggorokan dan toksemia atau keracunan pada difteri.

Lain halnya dengan penyakit yang terjadi pada saluran napas bagian bawah. Gangguan di bagian ini bisa memunculkan bronkopneuminia, yaitu radang paru-paru yang berasal dari cabang-cabang tenggorokan yang mengalami infeksi, dan bronkioetitis,yaitu infeksi serius pada cabang terakhir saluran napas yang berdekatan dengan saluran napas yang berdekatan dengan jaringan paru-paru.

Gangguan pencernaan

Salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami anak di musim pancaroba adalah penyakit saluran cerna seperti diare. Di peralihan musim kemarau ke misim hujan, kasus penyakit ini menjadi tinggi lantaran banyaknya debu dan kotoran yang berpotensi menjadi pembawa penyakit. Penyakit diare disebabkan oleh suatu infeksi ringan pada usus yang disebabkan bakteri, amuba, juga infeksi virus atau flu usus. Juga dapat disebabkan karena makanan dan minuman yang tercemar. Namun harus diakui, penyakit ini juga sangat erat kaitannya dengan pola konsumsi makanan.

Mengapa pola makan? Menurut Trasmanto, penyebab penyakit ini umumnya kuman atau virus yang biasa mencemari makanan dan minuman. Makanan yang tercemar bisa makanan buatan rumah ataupun makanan jajanan. Dan cenderung semuanya, kemungkinan terjadinya penyakit ini menjadi sangat besar. Karena itu, sebaiknya para orang tua lebih selektif dalam hal memberi makanan terutama makanan dari luar rumah.

Penyakit diare biasanya didahului keluhan mencret, mual, dan muntah. Gejala muntah dan mencret biasanya disertai demam, sakit kepala, dan mulas-mulas. Tinja anak mungkin tampak berlendir dan bahkan berdarah. Jika penyebab mencretnya bukan infeksi, gejala muntah dan mencret jarang disertai mulas dan tinjanyya pun tanpa lendir dan darah. Diare pada anak membuat berat badan anak cepat susut. Jangan biarkan berlarut-larut kondisikan itu.

Diare sama sekali tak bisa diremekan, karena dapat berujung pada malnutrisi atau bahkan kematian. Agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan, pertolongan pertama biasanya diprioritaskan untuk menghentikan muntah dan mencret. Dan setelah diberi penanganan, dalam 3 hari umumnya keluhan berkurang. Jika tidak, anak perlu mendapatkanpenangannya yang lebih serius.

Seseorang dikatakan diare jika buang air besar dalam bentuk encer dan sering. Namun seberapa sering dan bagaimana tekstur feses tergantung dari usia anak. Diare yang berat pada anak-anak, yang paling sering dikhawatirkan adalah dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Sebenarnya bukan hanya kanak-kanak yang terancam dehidrasi, orang dewasa dan lansia pun rentan mengalaminya. (ibu&anak no 375)

No comments:

Post a Comment