Sunday, April 18, 2010
HAMIL ANGGUR
Banyak yang menyebut hamil anggur sebagai hamil diluar kandungan. Padahal keduanya jauh berbeda.
Betapa terkejutnya Dina ketika diperiksa oleh dokter kandungan ternyata janinnya tidak ada. Cemas, was-was danrasa takut bercampur menjadi satu walau sang suami berusaha membesarkan hatinya. Benarkah Dina hamil anggur atau hamil diluar kandungan?
Antara hamil anggur dan hamil diluar kandungan seringkali orang awam menganggapnya sama, padahal keduanya sangat berbeda. Hamil anggur atau mola hidatidosa merupakan kehamilan yang tidak normal karena tidak terjadi pembuahan sempurna. Meski sel telur dibuahi oleh sperma dan masuk ke dalam rahim, namun perkembangnnya tidak normal sehingga tidak ada janin yang terbentuk dan hanya membentuk gelembung-gelembung di rahim yang menyerupai anggur dan berisi air. Sementara kehamilan diluar kandungan atau yang biasa disebut kehamilan ektopik merupakan kehamilan “sempurna” namun terjadi diluar kandungan/rahim.
Hamil anggur memang penyakit misterius karena sampai hari ini belum diketahui penyebabnya walau kejadiannya sudah ada sejak puluahan tahun. Ada yang mengatakan karena kelainan genetic, sehingga sel-sel telur yang telah dibuahi tidak tumbuh dengan baik. Namun, kasus hamil anggur juga banyak ditemui pada golongan masyarakat yang kekurangan gizi. Makin tinggi tingkat gizi masyarakat akan semakin jarang ditemui kasus mola. Tetapi pandapat ini pun masih diragukan. Sebab, di jepang cukup banyak didapati kasus mola. Padahal orang Jepang sepertinya tidak kekurangan gizi walaupun sekarang jumlahnya makin menurun.
Bisa terdeteksi
Hamil anggur memang sejak awal sudah bisa dideteksi melalui USG. Bahkan daru usia kandungan 6-8 minggu akan tampak seperti “gejolak salju”, gelembung-gelembung putih. Dan itu berarti mola.
Hamil anggur merupakan kehamilan yang gagal, tidak dapat diperbaiki oleh apapun. Tingkat bahayannya tergolong besar. Mola akanberkembang lebih cepat daripada kehamilan biasa. Perut yang berisi hamil angur berusia dua bulan akan sama dengan kandungan normal berusia empat bulan. Sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang sangat banyak. Sayangnya, seringkali hamil anggur diketahui setelah ada perdarahan atau keluar gelembung-gelembung “anggur” dari vagina yang berisi air, seperti air ketuban. Terutama bagi kehamilan yang tidak dipantau dengan USG.
Sebaliknya, meski hamil anggur segera diketahui dokter, tidak bisa didiamkan begitu saja sampai menunggu gelembung-gelembung keluar. Satu-satunya cara adalah dengan dikuret atau disedot. Namun, resikonya sangat besar karena bisa mengakibatkanperdarahan hebat danrahim gampang sobek. Bahkan bisa menyebabkan pasien meninggal akibat perdarahan hebat.
Dokter yang membersihkan mola dari rahim harus sangat hati-hati. Karena itu biasanya mola tidak dibersihkan sekaligus dalam satu tindakan, namun bisa 2-3 kali dalam waktu satu bulan untuk menghindari rahim menjadi sobek.
Karena itu hamil anggur tak bisa dianggap remeh, sebab sangat potensial berkebang menjadi kanker ganas yakni choriocarcinoma. Kemungkinannya lebih dari 30%. Hal itu lebih disebabkan saat penguretan rahim kurang bersih karena tingkat kesulitannya. Karena rtahim berulang kali dikuret lama kelamaan selaput lender rahim akan tipis. Akibatnya penderita tersebut tidak bisa menstruasi lagi atau susah hamil.
Biasanya penderita mola kemungkinan besar akan mengalaminya kembali, karena itu dokter akam memantau terus pasien yang terkena hamil anggur selama beberapa bulan tak ubahnya seperti memeriksa kehamilan. Sebab, orang yang pernah kena mola dan telah dibersihkan, satu bulan kemudaian kehamilannya masih tetap positif. Itu berarti rahimnya berlum bersih dan sel-sel yang masih tertinggal ada kemungkinan akan tumbuh kembali menjadi mola. Dan selanjutnya bisa menjadi kanker.
Bila sudah dilakukan penguretan beberapa kali namun dalam tiga bulan berikutnya ter kehamilannya masih menunjukkan positif, satu-satunya jalan adalah kemoterapi untuk mematikan sel-sel yang tertinggal. Bila tidak, kemungkinan berkembang menjadi kanker ganas lebih besar.
Walau demikian kemungkinan untuk sembuh tetap ada dengan kemoterapi. Tapi bila sudah terlambat dan berkembang menjadi choriocarcinoma dan sudah menyebar ke organ lain hanya bisa berdoa danbertawakal kepada Allah swt. Karena itu mesti dipantau minimal tiga bulan. Tidak berarti dengan penguretan masalahnya sudah beres. Hanya denga satu cara deteksi sejak awal. NABILA/1/2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment