Saturday, December 4, 2010

PERMAINAN BAYI







TANTANGAN ASYIK, BERMAIN DENGAN BAYI



Ingin bayi anda aktif? Pandai-pandailah bermain dengannya. Selain mengasyikkan, juga mencerdaskan bayi.



Tidur melulu! Kapan bisa diajak main?” bisa jadi inilah kesan pertama ibu dan ayah baru melihat bayi barunya. Satu, dua, tiga bulan…



Nah, tibalah saat menyenangkan. Diusia 3 bulan bayi tak lagi tdur melulu. Diantara jam-jam menyusunya, ia membuka mata, memandang wajah ibu atau ayahnya lekat-lekat, terkadang tersenyum, tapi tak jarang pula mengernyitkan dahi.





Diusia 3 bulan, rutinitas bayi lebih menetap. Anda pun kini lebih santai karena kelelahan mulai berkurang. Keinginan mengajak bayi bermain mulai terbersit. Tapi apa yang bisa dimainkan bersama seorang bayi? Ia ‘kan baru bisa telentang. Tengkurap pun masih perlu bantuan.



Meski baru bisa telentang, tak perlu ragu mengajak bayi anda bermain. Saat anda mengangkat tangan anda untuk melakukan gerakan dan mulai menyanyi, bayi anda memperhatikan tangan anda dengan takjub. Lihatlah gerakan tangan dan kaki, seolah ia ingin mengejar anda!



Belajar menanggapi



Diusia 3 bulan, bayi anda memang belum bisa mengendalikan gerakan tubuhnya. Gerakannya masih tampak seperti gerakan refleks dan tak beraturan. Tak apa, si kecil sedang belajr menanggapi permainan anda! Perlahan-lahan emosinya lebih tampak sejalan dengan berkembangnya ikatan emosinya terhadap anda.



Senyumnya lebih sering muncul. Senyumnya yang mulai terarah, lebih memudahkan anda mengenali permainan apa yang ia sukai. Merah dan menggenggam jari anda sudah dapat ia lakukan. Erat genggaman tangannya, memudahkan anda mengajaknya bermain gerak tangan. Tangan keatas,…kesamping… kebawah. Anda dapat mengombinasikan gerakan ini dengan nyanyiannya.



Bila si kecil melepaskan genggamannya pertanda ia lelah. Jangan paksa memainkan permainan ini. Melanjutkan permainan ini hanya akan membuatnya menangis karena… kelelahan!





Bermain bergantian



Semakin bertambah usia si kecil jam tidurnya kian berkurang. Ia butuh berbagai kegiatan bermain. Saat anak berusia 8 bulan, lebih banyak permainan yang dapat anda mainkan bersamanya. Kekuatan otot tangannya untuk memegang mainan, memudahkan anda memberinya rattle untuk ia goyangkan.



Anda dapat juga menawarkan si kecil mainan apa yang ia inginkan. Pertanyaan sederhana :”mau mainan yang mana?” dapat anda ajukan pada bayi anda. Tentu saja anda yang tahu jawaban si kecil. Dengan pandangan mata atau tangan yang diarahkan ke mainan yang ia maksudkan. Anda dapat mulai berkreasi memainkan permainan itu.



Bergantian dengan bayi, mmainkan mainan itu. Kalaupun ia belum sungguh-sungguh dapat memegangnya sendiri, melaetakkan mainan itu di hadapannya dan mebiarkan ia memegang atau sekadar menyentuh dapat membuatnya gembira.





Senang mendengar dan melihat



Lagu, sajak dan cerita, dapat menjadi sarana permainan yang menyenangkan. Anak senang mendengar suara orangtuanya. Menyanyi atau bercerita dapat membuat anak senang. Bahan cerita dapat anda peroleh dari selimut.



Si kecil, misalnya selimut bergambar kelinci. Bercerita atau menyanyi lagu kelinci sambil memperhatikan gambar kelinci di selimutnya membuat bayi anda gembira.



Mendengar cerita atau nyanyian anda, ia menyerap kosa kata. Bila saatnya belajar bicara, ia akan memunculkan kata-kata yang pernah ia dengar. Di usia 8 bulan ini anak tak perlu diminta menirukan kata-kata yang anda ucapkan. Biarkan ia hanya mendengarkan bunyi-bunyi kata yang anda ucapkan.



Bagaimana kalau bermain diluar rumah? Anda bisa memanfaatkan cuaca cerah. Bayi dapat diajak keluar rumah, diarea yang tidak terlalu panas. Bayi senang memperhatikan berbagai hal di sekitarnya. Pepohonan, kupu-kupu, bahkan tanaman itu aman untuk disentuh, bawa tangan bayi anda untuk menyentuh bunganya.



Gerakan kian lincah



Bermain ayun-ayun diaudara memberi sensasi pada bayi. Bila bayi sudah kuat mengangkat kepalanya, bermain helicopter yang terbang vertical membuatnya gembira. Mengayun anak dari arah bawah keatas tidak menakutkannya, asal ia pada posisi berhadapan dengan anda.



Gerakan bayi yang kian lincah, ekspresi emosi yang meningkat, memudahkan anda mengajaknya bermain. Anda pun dipermudah dalam mengenali emosinya. Apaka ia sedang ingin berdiam diri? Ingin bermain? Ekspresi kegembiraannya kerap kali membuat anda gemas dan ingin terus mengulang permainan yang sama.



Bermain mencari harta karun dapat anda lakukan bersama si kecil. Meski ia belum bisa berjalan, gerakan merangkak memungkinkannya berpindah tempat dengan cepat. Sembunyikan beberapa mainan bayi anda di balik selimut. Ikut merangkak, temukan bersamanya benda-benda di balik selimut. Sembunyikan lagi mainan si kecil, biarkan ia yang membuka selimutnya.



Manfaatkan setiap kesempatan



Bermain dengan bayi tak perlu rencana khusus. Berbagai kegiatan bayi yang bisa dilakukan sambil bermain. Mandi dan berganti bahu, bisa menjadi waktu bermain yang menyenangkan. Misalnya saja menempelkan busa sabun di pipi bayi, atau meniup busa yang ada di wajah bayi, bisa membuat si kecil bergembira. Suasana mandi yang menyenangkan membuat anak gemar mandi.



Bermain ciluk-ba dapat anda lakukan saat si kecil berganti pakaian. Saat bahu dikenakan dan melewati wajahnya, ucapkan “ciluuuk” kemudaian “ba” saat leher baju bayi melewati wajahnya. Anda masih dapat melanjutkan bermain ciluk-ba dengan ujung bawah pakaian bayi yang anda tutupkan di wajahnya.



Anda juga tak perlu pusing memikirkan alat permainan apa yang cocok utnuk dimainkan bersama bayi. Pernak-pernik perlengkapan bayi seperti topi, kaus kaki, gambar pada selimut, bassinet dan sarung bantal dapat anda manfaatkan.



Nikamati hari-hari bersama bayi anda. Berbagai permainan yang kerap anda mainkan bersamanya mendekatkan anda berdua, membuat bayi anda terhibur dan si kecil pun kian pandai.



SPONTAN LEBIH ASYIK

Bermain merupakan saran sangat penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Bermain merupakan cara alami bagi bayi untuk belajar. anda tak perlu menunggu bayi anda tumbuh menjadi kanak-kanak untuk bisa diajak bermain.

Segera ketika jam tidurnya mulai berkurang, anda dapat mengisi waktu antara menyusu dan tidur untuk bermain bersama bayi anda. Berikut ini beberapa hal yang penting anda cermati :

  • Saat bermain dengan bayi, perhatikan ekspresinya. Bayi bukan makhluk pasif, setiap bayi punya reaksi yang berbeda terhadap rangsang. Apakah ia tersenyum? Tertawa terkekeh-kekeh? Berceloteh ? diam saja? Mengerutkan kening? Apa pun reaksi bayi anda, anda perlu berkreasi dalam bermain. Bisa jadi anda harus trial and error.

  • Carilah sebanyak-banyaknya permainan untuk mendapatkan permainan yang disukai bayi anda.

  • Hindari melakukan berbagai permaian dalam waktu yang singkat karena hanya membuat bayi jenuh dan lelah.

  • Lakukan permainan dengan spontan karena lebih memunculkan kegembiraan. Suasana gembira yang anda ciptakan memberi pemahaman positif pada bayi anda bahwa bermain itu kegiatan menyenangkan.


Sumber : AYAHBUNDA

DISKALKULIA





DIAKALKULIA, GANGGUAN KESULITAN BERHITUNG



Banyak orangtua menganggap bodoh atau malas bila anaknya tidak bisa berhitung. Padahal belum tentu. Bisa jadi ia menderita diskalkulia yakni gangguan kesulitan berhitung. Bagaimana mengatasinya?



Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan berhitung atau aritmatika, yang dibagi menjadi bentuk kesulitan berhitung, engingat, mengerti, memanipusi angka, membaca tabel dan mengurutkan konsep waktu.





Menurut dr. Sri Hastuti Andayani, SpA, banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diskakulia antara lain kelainan pada otak, terutama di bagian penghubung antara bagian parietal dan temporal otak. Bila terjadi kerusakan dibagian tersebut, maka anak dapat mengalami kesulitan berhitung.



Faktor keturunan juga turut menentukan. Sebuah riset di Inggris meneliti sebuah keluarga yang memiliki masalah ini melaporkan bahwa gangguan diskalkulia ada pada keluarga tersebut secara turun-temurun.



Kemasan dalam berbagai hal termasuk berhitung dapat juga memicu munculnya diskalkulia. Anak yang pernah fobia karena mengalami trauma dengan metematika, akan kehilangan rasa percaya diri. Bila hal itu tidak segera diatasi lama-kelamaan akan mengalami kesulitan dengan hal-hal yang mengandung usur hitungan atau mengalami gejala diskalkulia.



MENYERANG ANAK USIA SEKOLAH



Ditambahkan dr. Sri Hastuti Andayani penderita diskalkulia umunya anak-anak, tetapi tidak secara spesifik menyerang anak usia tertentu. Gangguan ini terutama terjadi pada saat anak menginjak umur sekolah sekitar usia 7 tahun. Diskalkulia dapat terdeteksi pada usia tersebut karena pada masa itu anak mulai sekolah dan belajar berhitung.



Penderita diskalkulia umunya memiliki IQ normal. Tetapi ada juga yang IQ-nya melebihi rata-rata atau cukup tinggi. Anak diskalkulia dapat berinteraksi normal seperti anak biasa, komunikasi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Artinya, dia dapat hidup dengan baik meskipun kesulitan dalam berhitung.



Permasalahan yang dihadapinya lebih menyangkut pada kehidupan sehari-hari misalnya kesulitan menentukan arah apakah akan belok kiri atau kanan, membaca jam, kemudian saat belanja akan kesulitan untuk menghitung uang kembalian atau menghitung jumlah harga yang harus dibayar bila membeli lebih dari satu barang.



Anak penderita gangguan ini akan dapat mengikuti pelajaran yang hanya memerlukan logika dan hafalan, seperti biologi atau bahasa. Namun untuk matematika atau pelajaran yagn memerlukan hitung-menghitung akan mengalami kesulitan.



METODE PENYEMBUHAN



Secara khusus, sejauh ini belum ada obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Namun ada metode untuk merangsang penyembuhan secara intensif dengan:

  • Metode Teritorial, metode ini memerlukan pendampingan dari spesialis berkompeten yang memiliki special skill untuk anak diskalkulia. Mereka umumnya megajarkan berhitung dengan menggunakan tangan. Jangan mengajarkan menulis di kertas dengan menggunakan kertas bergaris dan berbentuk kotak-kotak utnuk memudahkan berhitung.
  • Metode Visual, yaitu pemberian gambar yang tidak membutuhkan angka, sambil disertai bicara untuk menerangkan gambar tersebut. Misalnya 3+3=..., dapat digantikan dengan menunjuk gambar 3 kusing dan 2 gambar kucing lalu menunjukkan hasilnya dengan gambar 5 kucing, tidak berupa ngka tetapi hanya gambar saja. Selain gambar, menggunakan pensil warna dapat membantu. Misalnya warna merah utnuk simbol + atau biru untuk -, maka jika anak mengingat warna maka dia akan hapal fungsinya.
  • Anak dirangsang utnuk banyak emmbaca, baik majalah, buku atau bacaan lain. Selain itu, juga dapat dirangsang dengan menggunakan musik, pendengaran irama. Sebagai contoh saat belajar dansa, karena penderita diskalkulia tidak dapat mengingat langkah-langkah yang berurutan, maka penggunaan musik dapat membantu mengingat. Proses penyembuhan sangat tergantung dari orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya. Karena gangguan ini terletak pada otak, maka susah disembuhkan. Peran orangtua perlu untuk mengoptimalkan kelebihan dan bakat dari anak dibidang-bidang lain yang tidak berhubungan dengan berhitung. Misalnya memiliki kelebihan di bidang menggambar maka orangtua perlu mendukung bakan anak tersebut untuk menonjolkan kelebihannya dan melupakan kekurangannya.


KETAHUI GEJALANYA

· Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian

· Tidak bisa membaca nomor yang berurutan, misalnya angka 56 akan dibaca 65

· Tidak memahami angka yang lebih besar atau lebih kecil misalnya 12 dan 16

· Bingung dengan angka yang mirip misalnya angka 6 dan 9

· Tidak dapat membaca tabel

· Tidak dapat menentukan kanan atau kiri

· Tidak dapat menentukan arah mata angin walaupun sudah diberi kompas

· Mengalami kesulitan dalam membaca jam terutama jam digital.

LANGKAH BAGI ORANGTUA YANG ANAKNYA DILKALKULIA

· Cobalah memvisualisasikan konsep matematis yang sulit dimengerti denganmenggunakan gambar, grafik, atau kata-kata untuk membantu pemahaman anak. Misalnya ibu membeli mangga seharga sepuluh ribu, gambarkan buah mangga dan uang sepuluh ribu.

· Hubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika menghitung piring setelah makan, berapa potong baju seragam sekolahnya dalam seminggu, berapa jumlah kursi dimeja tamu, dan lain sebagainya. Hal ini membuat anak semakin mudah belajar berhitung.

· Membuat pelajaran matematika menjadi sesuatu yang menarik. Ibu bisa menggunakan media komputer atau kalkulator. Lakukan latihan secara berkesinambungan dan teratur.

· Bisa juga dengan menyuarakan konsep matematis yang sulit dimengerti dan minta si anakmendengarkan secara cermat. Biasanya anak tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep secara verbal.

· Menuangkan konsep matematis ataupun angka-angka secara tertulis di atas kertas agar anak mudah melihatnya dan tidak sekadar anstrak. Atau kalau perlu, tuliskan urutan angka-angka itu untuk membantu anak memahami konsep setiap angka sesuai dengan urutannya.

· Sering-seringlah mendorong anak melatih ingatan secara kreatif, entah dengan cara menyanyikan angka-angka, atau cara lain lagi yang intinya mempermudah ingatannya terhadap angka.

· Pujilah setiap keberhasilan, kemajuan atau bahkan usaha yang dilakukan oleh anak.





AJANG BELAJAR ANAK





MAKAN SEBAGAI AJANG BELAJAR ANAK



Dari sepiring nasi yang dimakannya, si kecil bisa banyak hal yang mencerdaskan.



Dibalik kegiatan makan (yang tampaknya sepele), ternyata ada banyak hal yang baru digali. Bahkan, dimulai dari kegiatan makan dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu minum ASI.



Bagi si 6 bulan yang baru mengenal makanan padat, ada sederet keterampilan yang harus ia kuasai dan dilatih terus menerus. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan makan, merupakan hasil dari serangkaian penguasaan dan control terhadap anggota tubuhnya, untuk digerakkan dengan sadar, sesuai keinginannya atau kehendaknya.





Melalui kegiatan mengisi perut yang dilakukan rutin setiap hari, si kecil sebetulnya juga melatih keterampilan yang mudah dimiliki sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan baru.



Kesempatan emas



Pada bayi dan anak usia balita, sekitar 70% dari waktu bangun mereka digunakan untuk melakukan kegiatan makan. Selama kegiatan ini, akan terjadi interaksi antara anak dengan orang yang membantunya dalam mengurus berbagai kebutuhan hidupnya sehari-hari, terutama ayah bundanya.



Tapi, kapan kita dapat memanfaatkan kegiatan makan sebagai ajang belajar bagi si kecil? Disinilah dibutuhkan kejelian anda untuk mengamati saat-saat dimana si kecil menunjukkan perhatian penuh terhadap kegiatan makan.



Minat “belajar” makan bayi biasanya dimulai sat ia berusaha memegang makanan dan memasukkan ke dalam mulutnya. Itulah momen atau kesempatan emas! Biarkan si kecil bereksplorasi dengan makanannya. Biarkan dia memegang dan meremas-remas bubur atau biskuitnya atau, apapun yang ingin dilakukan nya terhadap makanannya.



Belajar apa?



Kalau kesempatan emas itu datang, anda dapat mengajak si kecil belajar banyak hal. Anda bisa mengenalkan kepadanya bahwa apa yang sedang ia makan adalah nasi atau bubur. Kenalkan aneka tekstur seperti bubur yang lembut, ada pisang yang empuk, atau wortel rebus yang lebih keras.



Bila si kecil mulai bisa diajak bicara, anda dapat mengembangkan pelajaran selanjutnya misalkan kenalkan nama aneka sayuran dan buah-buahan. Yang tersaji diatas meja makan. Lengkapi juga dengan pelajaran tentang berbagai jenis warna. Ada papaya dan jeruk yang berwarna oranye, pir dan nasi yang warnanya putih, pisang yang kulitnya kuning tapi dalamnya putih, dan sebagainya.



Bahkan bila anda sering berkreasi, anda dapat membuat 1001 macam penampilan yang menarik dari makanan yang anda sajikan untuk si kecil, sekaligus sebagai media si kecil belajar tentang berbagai macam hal. Pudding jelly aneka warna berbentuk wajah, misalnya, bisa jadi media belajar si kecil tentang warna dan nama-nama bagian wajah seperti mata, hidung dan mulut.



Sesuai ketrampilan



Kegiatan makan melibatkan proses menelan dan mengunyah. Padahal, kedua ketrampilan itu tudak begitu saja dikuasai si kecil, melainkan melalui serangkaian proses perkembangan yang bertahap. Agar anda dapat memberikan makanan yang benar-benar tepat sesuai tahap perkembangan ketrampilan maupun system pencernaannya, sebaiknya paham setiap tahapannya. Dengan begitu, anda dapat mengolah dan memberikan variasi makanan kepada buah hati anda secara tepat.



Pada umumnya si kecil sudah benar-benar siap diperkenalkan makanan yang padat, bertekstur lebih besar, bercitarasa lebih kuat, dan jenisnya lebih variasi, pada saat dia memasuki usia 6 bulan. Yakni, bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama (gigi susu). Pada rentang usia ini, indera pengecap si kecil berkembang pesat.



AKU SIAP, MA!

Bayi yang sudah memasuki usia 6 bulan, umumnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia siap belajar makan-makanan yang lain selain ASI anda. Nah, kenali tanda-tandanya

  • Tampak sangat lahap ketika diberi ASI
  • Terlihat masih lapar, walau baru saja selesai diberi ASI
  • Sudah mampu duduk tegak, dan mengontrol posisi leher serta kepalanya sewaktu didudukkan di kursi.





Jadi, setelah si kecil memasuki usia 6 bulan picu sensitivitas indera pengecap dengna meperkenalkan aneka rasa makanan melalui berbagai jenis mekanan baru. Misalnya, bila si kecil sudah mempu menggenggam dan menggerakkan tangannya kea rah mulut, beri ia finger food, seperti potongan buah, rebusan aneka sayuran yang berbentuk batangan, serta keju.



Selanjutnya, ketika usianya semakin beranjak, si kecil pun makin pandai mgnintril gerak anggota tubuhnya, direntang usia 9-12 bulan, si kecil akan berada pada tahap perkembangan fase oral, yakni senang mencicipi berbagai benda yang menarik perhatiannya untuk dipegang dan dimasukkan ke dalam mulutnya.



Ia juga akan berubah menjadi “si pemilih”? kini bayi anda tidak mau mennerima begitu saja setiap makanan yang anda codorkan ke mulutnya. Ini karena indera pengecapnya semakin berkembang. Kini ia tidak hanya sekadar menelan “mentah-mentah” makanan yang anda berikan, tetapi seudah mulai dapat menikmati rasa dari setiap jenis makanan yang masuk kedalam mulutnya.



Tantangan yang menarik bagi anda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya adalah terus berkreasi mengolah aneka makanan yang tidak saja sesuai dengan tahap perkembangan ketrampilan makan serta sisitem pencernaannya, tetapi juga sesuai dengan selera makannya. Hal ini, antara lain, bertujuan agar anak kelak tidak mengalami kesulitan makan, atau sebaliknya, jadi obesitas (kegemukan)



Makan bersama



Salah satu cara untuk menggugah selera makan si kecil adalah dengan mengajak ikut dalam acara makan bersama seluruh anggota keluarga. Secara psikolofis, acara makan bersama ini merangsang kecerdasan emosi si kecil meuirut Fiona Wilcock, ahli gizi dari Amerika Serikat, dalam artikelnya “Fun Food For All The Family”, makan bersama keluarga merupakan ajang bagi anak untuk belajar bersosialisasi, sekaligus merupakan kesempatan baginya untuk menikmati kebersamaan.



Wilcock menambahkan, bagi bayi, timbulnya perasaan ikut terlibat dalam aktivitas sehari-hari akam memebuatnya merasa senang. Dari acara makan bersama yagn ia ikuti, banyak hal yang dapat dipelajarinya, sekalipun hanya melalui kegiatan melihat dan mengamati. Si kecil bisa belajar tentang cara dan kebiasaan makan dari masing-masing anggota keluarganya.



Untuk itu, sangat dianjurkan menghadirkan si kecil pada acara makan bersama. Dengan begitu, ia akan merasa dibutuhkan oleh keluarga karena ia akan merasa dibutuhkan oleh keluarga karena ia termasuk dalam anggota keluarga. Si kecil tidak selalu harus makan menu utama yang disajikan.



Melalui acara makan bersama keluarga ini, emosi-emosi positif si kecil dapat ditanam kembangkan, dan ini akan memperkuat tali kekeluargaan. Jadi, jelaslah mengapa melalui sepiring nasi beserta laul-pauk yang disajikan kelak si kecil akan memahami “warna-warni”kehidupan. Seperti halnya warna-warni lauk-pauk yang ada di dalam piringnya. AYAHBUNDA



HMM, NYAM-NYAM….

  • Tetapkan waktu makan yang tidak terlalu lama, tapi juga tidak terlalu singkat
  • Kembangkan kreativitas anda sehingga makanan terlihat menarik dan mengundang selera. Misalnya, gunakan aneka hiasan berbentuk garnish, atau peralatan makan yang lucu
  • Beri kesempatan si kecil makan dengan gaya atay cara yang diinginkannya, walau mungkin menyebabkan lantai, meja makan, atau bajunya jadi kotor
  • Beri kesempatan si kecil mencicipi makanan yang anda makan. Hal ini akan meningkatkan ketertarikannya mencoba jenis-jenis makanan
  • Jangan memaksa si kecil yang menolak terus makan. Secara alami, si kecil telah dibekali kemampuan mengukur jumlah makanan yang dibutuhkan tubuhnya. Kalau anda memaksanya, makan kemampuan utnuk mengukur jumlah kebutuhan makannya akan hilang. Akibatnya, bisa jadi si kecil tidak mampu lagi mengendalikan nafsu makannya dan kelak terjadi obesitas.




Friday, December 3, 2010

PERGAULAN REMAJA



SEPARUH GADIS DI KOTA BESAR TAK PERAWAN

HASIL SURVEI BKKBN

JPNN,JAKARTA-

Pertumbuhan budaya seks dikalangan pelajar mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Pemerintah menemukan indikator baru yakni makin sulitnya menemukan remaja putri yang masih perawan (virginity) di kota-kota besar.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) berdasarkan survei menyatakan, separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pra-nikah. Bahkan, tidak sedikit yang hamil di luar nikah.Rentang usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah antara 13-18 tahun.

"Berdasarkan data yang kami himpun dari 100 remaja, 51 diantaranya sudah tidak lagi perawan," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarief ketika ditemui dalam peringatan Hari AIDS sedunia di lapangan parkir IRTI Monas, Minggu (28/11) kemaren.

Ironisnya temuan serupa juga terjadi di kota-kota besar lain di Indonesia. Selain di Jabodetabek, data y ang sama juga diperoleh di wilayah lain. Di Surabaya misalnya, remaja perempuan sudah hilang mencapai 54%, di Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 37%. Menurutnya data ini dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun waktu 2010 saja.

"Ini ancaman yang diam-diam bisa menghancurkan masa depan bangsa, jadi harus segera ditemukan solusinya, "ujar Sugiri.

Maraknya perilaku seks bebeas, khususnya dikalangan remaja berimbas padda kasus infeksi penularan HIV/AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia. Perilaku seks bebas merupakan memicu meluasnya kasus HIV/AIDS. Mengutip data dari Kemenkes pada pertengahan 2010, kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 21.770 kasus AIDS Positif dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun (30,9 persen). Kasus penularan HIV/AIDS terbanyak ada di kalangan heteroseksual (49,3 persen) dan IDU atau jarum suntik (40,4 persen).

Fenomena free seks di kalangan remaja, menurut dia, tidak hanya menyasar pada kalangan pelajar saja, tetapi juga jamak didapati di kelompok mahasiswa. Dari 1.660 responden mahasiswi di kota pelajar Yogyakarta, sekitar 37 persen mengaku sudah kehilangan kegadisannya. menurutnya, disamping masalah seks pranikah, remaja dihadapkan pada dua masalah besar lainnya yang terkait dengan penularan HIV/AIDS. "Masalah itu adalah tingkat aborsi yang tinggi dan penyalahgunaan narkoba,"kata Sugiri.

Data Kemenkes memang menyebutkan bahwa pertumbuhan jumlah penggunaan narkoba di Indonesia saat ini mencapai 3,2 juta jiwa. Sebanyak 75 persen di antaranya atau 2,5 juta jiwa adalah remaja.

Tingkat kehamilan di luar nikah juga sangat tinggi. Sugiri mengatakan, rata-rata terdapat 17 persen kehamilan di luar nikah yang terjadi setiap tahun. Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi . Sugiri menyampaikan, grafik aborsi di Indonesia masuk kategori tinggi, dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa.

"Ini adalah problem nasional yang harus dihadapi bersama-sama. jadi bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan demi menemukan solusi yang tepat atas persoalan ini," kata dia.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hadi Supeno mengatakan, pihaknya sedang merancang solusi untuk membendung arus perilaku seks bebas di kalangan pelajar. Bentuk yang paling riil adalah dengan menggiatkan pendidikan seks secara khusus kepada pelajar di sekolah-sekolah.

"Seperti yang berlaku di negara-negara maju. Siswa harus diberi pendidikan seks agar mengenalinya dan meminimalkan seks bebas," kata dia.

Yang terjado di Indonesia, pendidikan seks tidak diberikan karena dianggap tabu. asumsi yang beredar di kalangan publik kebanyakan pendidikan seks dinilai sama dengan sosialisasi tentang aktivitas dan identitas seks.