Saturday, December 4, 2010

DISKALKULIA





DIAKALKULIA, GANGGUAN KESULITAN BERHITUNG



Banyak orangtua menganggap bodoh atau malas bila anaknya tidak bisa berhitung. Padahal belum tentu. Bisa jadi ia menderita diskalkulia yakni gangguan kesulitan berhitung. Bagaimana mengatasinya?



Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan berhitung atau aritmatika, yang dibagi menjadi bentuk kesulitan berhitung, engingat, mengerti, memanipusi angka, membaca tabel dan mengurutkan konsep waktu.





Menurut dr. Sri Hastuti Andayani, SpA, banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diskakulia antara lain kelainan pada otak, terutama di bagian penghubung antara bagian parietal dan temporal otak. Bila terjadi kerusakan dibagian tersebut, maka anak dapat mengalami kesulitan berhitung.



Faktor keturunan juga turut menentukan. Sebuah riset di Inggris meneliti sebuah keluarga yang memiliki masalah ini melaporkan bahwa gangguan diskalkulia ada pada keluarga tersebut secara turun-temurun.



Kemasan dalam berbagai hal termasuk berhitung dapat juga memicu munculnya diskalkulia. Anak yang pernah fobia karena mengalami trauma dengan metematika, akan kehilangan rasa percaya diri. Bila hal itu tidak segera diatasi lama-kelamaan akan mengalami kesulitan dengan hal-hal yang mengandung usur hitungan atau mengalami gejala diskalkulia.



MENYERANG ANAK USIA SEKOLAH



Ditambahkan dr. Sri Hastuti Andayani penderita diskalkulia umunya anak-anak, tetapi tidak secara spesifik menyerang anak usia tertentu. Gangguan ini terutama terjadi pada saat anak menginjak umur sekolah sekitar usia 7 tahun. Diskalkulia dapat terdeteksi pada usia tersebut karena pada masa itu anak mulai sekolah dan belajar berhitung.



Penderita diskalkulia umunya memiliki IQ normal. Tetapi ada juga yang IQ-nya melebihi rata-rata atau cukup tinggi. Anak diskalkulia dapat berinteraksi normal seperti anak biasa, komunikasi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Artinya, dia dapat hidup dengan baik meskipun kesulitan dalam berhitung.



Permasalahan yang dihadapinya lebih menyangkut pada kehidupan sehari-hari misalnya kesulitan menentukan arah apakah akan belok kiri atau kanan, membaca jam, kemudian saat belanja akan kesulitan untuk menghitung uang kembalian atau menghitung jumlah harga yang harus dibayar bila membeli lebih dari satu barang.



Anak penderita gangguan ini akan dapat mengikuti pelajaran yang hanya memerlukan logika dan hafalan, seperti biologi atau bahasa. Namun untuk matematika atau pelajaran yagn memerlukan hitung-menghitung akan mengalami kesulitan.



METODE PENYEMBUHAN



Secara khusus, sejauh ini belum ada obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Namun ada metode untuk merangsang penyembuhan secara intensif dengan:

  • Metode Teritorial, metode ini memerlukan pendampingan dari spesialis berkompeten yang memiliki special skill untuk anak diskalkulia. Mereka umumnya megajarkan berhitung dengan menggunakan tangan. Jangan mengajarkan menulis di kertas dengan menggunakan kertas bergaris dan berbentuk kotak-kotak utnuk memudahkan berhitung.
  • Metode Visual, yaitu pemberian gambar yang tidak membutuhkan angka, sambil disertai bicara untuk menerangkan gambar tersebut. Misalnya 3+3=..., dapat digantikan dengan menunjuk gambar 3 kusing dan 2 gambar kucing lalu menunjukkan hasilnya dengan gambar 5 kucing, tidak berupa ngka tetapi hanya gambar saja. Selain gambar, menggunakan pensil warna dapat membantu. Misalnya warna merah utnuk simbol + atau biru untuk -, maka jika anak mengingat warna maka dia akan hapal fungsinya.
  • Anak dirangsang utnuk banyak emmbaca, baik majalah, buku atau bacaan lain. Selain itu, juga dapat dirangsang dengan menggunakan musik, pendengaran irama. Sebagai contoh saat belajar dansa, karena penderita diskalkulia tidak dapat mengingat langkah-langkah yang berurutan, maka penggunaan musik dapat membantu mengingat. Proses penyembuhan sangat tergantung dari orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya. Karena gangguan ini terletak pada otak, maka susah disembuhkan. Peran orangtua perlu untuk mengoptimalkan kelebihan dan bakat dari anak dibidang-bidang lain yang tidak berhubungan dengan berhitung. Misalnya memiliki kelebihan di bidang menggambar maka orangtua perlu mendukung bakan anak tersebut untuk menonjolkan kelebihannya dan melupakan kekurangannya.


KETAHUI GEJALANYA

· Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian

· Tidak bisa membaca nomor yang berurutan, misalnya angka 56 akan dibaca 65

· Tidak memahami angka yang lebih besar atau lebih kecil misalnya 12 dan 16

· Bingung dengan angka yang mirip misalnya angka 6 dan 9

· Tidak dapat membaca tabel

· Tidak dapat menentukan kanan atau kiri

· Tidak dapat menentukan arah mata angin walaupun sudah diberi kompas

· Mengalami kesulitan dalam membaca jam terutama jam digital.

LANGKAH BAGI ORANGTUA YANG ANAKNYA DILKALKULIA

· Cobalah memvisualisasikan konsep matematis yang sulit dimengerti denganmenggunakan gambar, grafik, atau kata-kata untuk membantu pemahaman anak. Misalnya ibu membeli mangga seharga sepuluh ribu, gambarkan buah mangga dan uang sepuluh ribu.

· Hubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika menghitung piring setelah makan, berapa potong baju seragam sekolahnya dalam seminggu, berapa jumlah kursi dimeja tamu, dan lain sebagainya. Hal ini membuat anak semakin mudah belajar berhitung.

· Membuat pelajaran matematika menjadi sesuatu yang menarik. Ibu bisa menggunakan media komputer atau kalkulator. Lakukan latihan secara berkesinambungan dan teratur.

· Bisa juga dengan menyuarakan konsep matematis yang sulit dimengerti dan minta si anakmendengarkan secara cermat. Biasanya anak tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep secara verbal.

· Menuangkan konsep matematis ataupun angka-angka secara tertulis di atas kertas agar anak mudah melihatnya dan tidak sekadar anstrak. Atau kalau perlu, tuliskan urutan angka-angka itu untuk membantu anak memahami konsep setiap angka sesuai dengan urutannya.

· Sering-seringlah mendorong anak melatih ingatan secara kreatif, entah dengan cara menyanyikan angka-angka, atau cara lain lagi yang intinya mempermudah ingatannya terhadap angka.

· Pujilah setiap keberhasilan, kemajuan atau bahkan usaha yang dilakukan oleh anak.





No comments:

Post a Comment