Saturday, December 4, 2010

AJANG BELAJAR ANAK





MAKAN SEBAGAI AJANG BELAJAR ANAK



Dari sepiring nasi yang dimakannya, si kecil bisa banyak hal yang mencerdaskan.



Dibalik kegiatan makan (yang tampaknya sepele), ternyata ada banyak hal yang baru digali. Bahkan, dimulai dari kegiatan makan dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu minum ASI.



Bagi si 6 bulan yang baru mengenal makanan padat, ada sederet keterampilan yang harus ia kuasai dan dilatih terus menerus. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan makan, merupakan hasil dari serangkaian penguasaan dan control terhadap anggota tubuhnya, untuk digerakkan dengan sadar, sesuai keinginannya atau kehendaknya.





Melalui kegiatan mengisi perut yang dilakukan rutin setiap hari, si kecil sebetulnya juga melatih keterampilan yang mudah dimiliki sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan baru.



Kesempatan emas



Pada bayi dan anak usia balita, sekitar 70% dari waktu bangun mereka digunakan untuk melakukan kegiatan makan. Selama kegiatan ini, akan terjadi interaksi antara anak dengan orang yang membantunya dalam mengurus berbagai kebutuhan hidupnya sehari-hari, terutama ayah bundanya.



Tapi, kapan kita dapat memanfaatkan kegiatan makan sebagai ajang belajar bagi si kecil? Disinilah dibutuhkan kejelian anda untuk mengamati saat-saat dimana si kecil menunjukkan perhatian penuh terhadap kegiatan makan.



Minat “belajar” makan bayi biasanya dimulai sat ia berusaha memegang makanan dan memasukkan ke dalam mulutnya. Itulah momen atau kesempatan emas! Biarkan si kecil bereksplorasi dengan makanannya. Biarkan dia memegang dan meremas-remas bubur atau biskuitnya atau, apapun yang ingin dilakukan nya terhadap makanannya.



Belajar apa?



Kalau kesempatan emas itu datang, anda dapat mengajak si kecil belajar banyak hal. Anda bisa mengenalkan kepadanya bahwa apa yang sedang ia makan adalah nasi atau bubur. Kenalkan aneka tekstur seperti bubur yang lembut, ada pisang yang empuk, atau wortel rebus yang lebih keras.



Bila si kecil mulai bisa diajak bicara, anda dapat mengembangkan pelajaran selanjutnya misalkan kenalkan nama aneka sayuran dan buah-buahan. Yang tersaji diatas meja makan. Lengkapi juga dengan pelajaran tentang berbagai jenis warna. Ada papaya dan jeruk yang berwarna oranye, pir dan nasi yang warnanya putih, pisang yang kulitnya kuning tapi dalamnya putih, dan sebagainya.



Bahkan bila anda sering berkreasi, anda dapat membuat 1001 macam penampilan yang menarik dari makanan yang anda sajikan untuk si kecil, sekaligus sebagai media si kecil belajar tentang berbagai macam hal. Pudding jelly aneka warna berbentuk wajah, misalnya, bisa jadi media belajar si kecil tentang warna dan nama-nama bagian wajah seperti mata, hidung dan mulut.



Sesuai ketrampilan



Kegiatan makan melibatkan proses menelan dan mengunyah. Padahal, kedua ketrampilan itu tudak begitu saja dikuasai si kecil, melainkan melalui serangkaian proses perkembangan yang bertahap. Agar anda dapat memberikan makanan yang benar-benar tepat sesuai tahap perkembangan ketrampilan maupun system pencernaannya, sebaiknya paham setiap tahapannya. Dengan begitu, anda dapat mengolah dan memberikan variasi makanan kepada buah hati anda secara tepat.



Pada umumnya si kecil sudah benar-benar siap diperkenalkan makanan yang padat, bertekstur lebih besar, bercitarasa lebih kuat, dan jenisnya lebih variasi, pada saat dia memasuki usia 6 bulan. Yakni, bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama (gigi susu). Pada rentang usia ini, indera pengecap si kecil berkembang pesat.



AKU SIAP, MA!

Bayi yang sudah memasuki usia 6 bulan, umumnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia siap belajar makan-makanan yang lain selain ASI anda. Nah, kenali tanda-tandanya

  • Tampak sangat lahap ketika diberi ASI
  • Terlihat masih lapar, walau baru saja selesai diberi ASI
  • Sudah mampu duduk tegak, dan mengontrol posisi leher serta kepalanya sewaktu didudukkan di kursi.





Jadi, setelah si kecil memasuki usia 6 bulan picu sensitivitas indera pengecap dengna meperkenalkan aneka rasa makanan melalui berbagai jenis mekanan baru. Misalnya, bila si kecil sudah mempu menggenggam dan menggerakkan tangannya kea rah mulut, beri ia finger food, seperti potongan buah, rebusan aneka sayuran yang berbentuk batangan, serta keju.



Selanjutnya, ketika usianya semakin beranjak, si kecil pun makin pandai mgnintril gerak anggota tubuhnya, direntang usia 9-12 bulan, si kecil akan berada pada tahap perkembangan fase oral, yakni senang mencicipi berbagai benda yang menarik perhatiannya untuk dipegang dan dimasukkan ke dalam mulutnya.



Ia juga akan berubah menjadi “si pemilih”? kini bayi anda tidak mau mennerima begitu saja setiap makanan yang anda codorkan ke mulutnya. Ini karena indera pengecapnya semakin berkembang. Kini ia tidak hanya sekadar menelan “mentah-mentah” makanan yang anda berikan, tetapi seudah mulai dapat menikmati rasa dari setiap jenis makanan yang masuk kedalam mulutnya.



Tantangan yang menarik bagi anda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya adalah terus berkreasi mengolah aneka makanan yang tidak saja sesuai dengan tahap perkembangan ketrampilan makan serta sisitem pencernaannya, tetapi juga sesuai dengan selera makannya. Hal ini, antara lain, bertujuan agar anak kelak tidak mengalami kesulitan makan, atau sebaliknya, jadi obesitas (kegemukan)



Makan bersama



Salah satu cara untuk menggugah selera makan si kecil adalah dengan mengajak ikut dalam acara makan bersama seluruh anggota keluarga. Secara psikolofis, acara makan bersama ini merangsang kecerdasan emosi si kecil meuirut Fiona Wilcock, ahli gizi dari Amerika Serikat, dalam artikelnya “Fun Food For All The Family”, makan bersama keluarga merupakan ajang bagi anak untuk belajar bersosialisasi, sekaligus merupakan kesempatan baginya untuk menikmati kebersamaan.



Wilcock menambahkan, bagi bayi, timbulnya perasaan ikut terlibat dalam aktivitas sehari-hari akam memebuatnya merasa senang. Dari acara makan bersama yagn ia ikuti, banyak hal yang dapat dipelajarinya, sekalipun hanya melalui kegiatan melihat dan mengamati. Si kecil bisa belajar tentang cara dan kebiasaan makan dari masing-masing anggota keluarganya.



Untuk itu, sangat dianjurkan menghadirkan si kecil pada acara makan bersama. Dengan begitu, ia akan merasa dibutuhkan oleh keluarga karena ia akan merasa dibutuhkan oleh keluarga karena ia termasuk dalam anggota keluarga. Si kecil tidak selalu harus makan menu utama yang disajikan.



Melalui acara makan bersama keluarga ini, emosi-emosi positif si kecil dapat ditanam kembangkan, dan ini akan memperkuat tali kekeluargaan. Jadi, jelaslah mengapa melalui sepiring nasi beserta laul-pauk yang disajikan kelak si kecil akan memahami “warna-warni”kehidupan. Seperti halnya warna-warni lauk-pauk yang ada di dalam piringnya. AYAHBUNDA



HMM, NYAM-NYAM….

  • Tetapkan waktu makan yang tidak terlalu lama, tapi juga tidak terlalu singkat
  • Kembangkan kreativitas anda sehingga makanan terlihat menarik dan mengundang selera. Misalnya, gunakan aneka hiasan berbentuk garnish, atau peralatan makan yang lucu
  • Beri kesempatan si kecil makan dengan gaya atay cara yang diinginkannya, walau mungkin menyebabkan lantai, meja makan, atau bajunya jadi kotor
  • Beri kesempatan si kecil mencicipi makanan yang anda makan. Hal ini akan meningkatkan ketertarikannya mencoba jenis-jenis makanan
  • Jangan memaksa si kecil yang menolak terus makan. Secara alami, si kecil telah dibekali kemampuan mengukur jumlah makanan yang dibutuhkan tubuhnya. Kalau anda memaksanya, makan kemampuan utnuk mengukur jumlah kebutuhan makannya akan hilang. Akibatnya, bisa jadi si kecil tidak mampu lagi mengendalikan nafsu makannya dan kelak terjadi obesitas.




No comments:

Post a Comment