Saturday, April 17, 2010

FEROMON DAN HASRAT ASMARA


Mungkin anda kaget, ternyata ketiak bisa membuat pasangan anda “bergairah. Kok bisa? Lantas, apa hubungannya bau ketiak dengan hasrat seksual?

Seperti ditutukan oleh Dr. Winifred Cutler seperti dikutip oleh Sehat Plus, setiap manusia seperti halnya binatang juga memiliki bau yang sangat khas yang disebut feromon. Begitu khasnya hingga bau tersebut, mungkin bisa diidentikkan dengan sidik jari.


Feromon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar tertentu oleh seekor organisme dalam kuantitas yang sangat kecil, sehingga menyebabkan tanggapan khusus organisme lain dari species yang sama. Sebelumnya feromon diketahui hanya dimiliki oleh binatang sebagai alat komunikasi antar mereka.

Semut misalnya, saat bertemu dengan temannya mereka mengenalinya dari feromon yang mereka keluarkan. Begitu juga anjing, mereka bisa berkomunikasi bahkan menarik lawan jenisnya dengan jalan mengeluarkan feromon dari dalam tubuhnya. Dan hebatnya, feromon yang dikeluarkan semut hanya diketahui oleh speciesnya. Begitupun dengan feromon yang dikeluarkan oleh anjing. Hanya anjing saja yang tahu tentang bau kawan mereka.

Setelah melakukan serangkaian penelitian, Dr. Cutler menemukan bahwa feromon yang dihasilkan oleh manusia ada di ketiak manusia. Saat ketiak manusia menghasilkan keringat dan menimbulkan bau, sebenarnya ketiak yang berkeringat itu mengandung feromon.

Dalam penelitiannya, Dr. Cutler juga menemukan bahwa feromon yang dikeluarkan dri tubuh seorang pria menjadi daya pikat seksualnya. Selain itu feromon juga memiliki efek positif bagi kesehatan wanita, diantaranya dapat mengatur masa menstruasi, membangkitkan gairah seksual, dan mengetahui masa subur wanita, bahkan mengurangi resiko terkena kanker prostate.

Efek positif

Bagi pera wanita, ternyata feromon yang dikeluarkan, bisa mempengaruhi siklus menstruasi wanita lainnya. Martha Mc Clintock dari University of Chicago mengatakan wanita yang sedang menstruasi, berarti ia mengeluarkan bau keringat, akan mempengaruhi siklus menstruasi wanita lainnya. Hal ini disebabkan menstruasi mereka dipercepat atau diperlambat tergantung bulan kapan keringat telah dikumpulkan, sebelum, selama atau setelah masa subur. Penelitian ini juga merupakan bukti bahwa manusia mengahsilkan dan merespon feromon orang lain.

Disamping bisa mempengaruhi siklus menstruasi ternyata feromon juga bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mengetahui masa subur seorang wanita.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa feromon dapat mempengaruhi mood perasaan manusia bahkan dapat meredakan stress dan depresi. Bahkan penelitian yang paling baru meskipun baru dugaan, feromon dapat mdigunakan sebagai terapi untuk mengontrol aktifitas kelenjar prostate agar para pria terhindar dari resiko penyakit kanker prostate.

Parfum feromon

Mengingat bukti bahwa feromon bisa membangkitkan daya pikat seksual, Dr. Cutler berpikir untuk mengkomersilkannya. Tujuh tahun sejak penemuannya, Dr. Cutler memperkenalkan parfum yang baunya sangat mirip dengan feromon. Dua produk tersebut adalah Athena Pheromone 10:13 untuk mwanita dan Athena Pheromone 10X untuk pria.

Dr. Cutler tudak mengambil bibir feromon dari darah atau organ tubuh manusia, tetapo dari keringat yang berasal dari ketiak wanita danpria yang benar-benar sehat. Proses selanjutnya adalah menghilangkan bakteri yang ada di keringat tersebut sehingga akhirnya membentuk ekstra feromon/

Untuk membuktikan apakah parfum ciptaannya bekerja sesuai dengan harapannya, Dr. Cutler melakukan penelitian. Dari 38 orang yang ditelitinya, 47% atau 17 orang diantaranya mengaku 9,5 % dari 21 orang yang diberi placebo (parfum yang tidak mengandung feromon) mengaku tidak meningkat.

Cutler juga mengaku penelitian terhadap pembeli parfumnya, dari 5600 orang mengaku yang memakai Athena, 76% diantaranya mengaku hasrat seksualnya naik, sedangkan 24 % sisanya tidak. Tentang angka 24 % ini, Dr. Cutler mengatakan, “feromon memang berhubungan dengan mekanisme reaksi kimia dalam tubuh tiap-tiap orang. Ada yang begitu memakai parfum (feromon) hasrat seksualnya langsung bangkit, tetapi ada juga yang tidak.
Kalau ternyata feromon pasangan kita sudah bisa membangkitkan hasrat “bercinta” buat apa harus memakai parfum? (Sehat Plus. Vol 2.No2/2004)

No comments:

Post a Comment