Thursday, May 6, 2010

SIAPKAN KAKAK SAMBUT KEDATANGAN ADIK


Ulah anak memang macam-macam saat menjelang atau setelah adiknya lahir. Sebenarnya, perilaku buruk itu dapat diatasi jika orangtua mampu mengkondisikan si buah hati sedini mungkin.

Dalam sebuah obrolan ringan dengan tetangga, seorang ibu muda yang sedang hamil kedua kalinya menuturkan keluhannya, “kehamilan saya sekarang berusia tiga bulan. Anak saya yang pertama (tiga tahun) senang saat mendengar kabar akan mempunyai seorang adik. Tapi belakangan ini saya melihat dia termenung. Saat saya desak, ia berkata, “adiknya perempuan aja ya bu, biar nanti nggak rebutprebut mainanku.” Tak jarang juga terdengar celetukan, “kalau adiknya laki-laki, nanti ditukar aja di rumah sakit ya bu,” katanya memohon. Akhir-akhir ini saya sering melihat kecemasan di matanya dan ia bersikap agak menjauh dari saya, padahal sebelum hamil minta ampun lengketnya dengan saya.

Obrolan diatas meski tampak sederhana tapi penting. Pasalnya, masalah kesiapan anak untuk menjadi seorang kakak sangat berpengaruh pada perubahan perilakunya. Karenanya, orang tuan sejak dini sudah harus memahami karakter anak demi mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut, terutama yang menjurus kearah negative.

Bagi seorang anak, menerima kehadiran anggota baru (adik) merupakan salah satu masa sulit yang harus dilalui. Sebab, sebelumnya, berbagai perhatian lingkungan biasanya berpusat pada dirinya. Karenanya, kesiapan mental anak perlu ditumbuhkan mengingat pada masa ini kondisi emosionalnya memang masih labil, mudah goyah dan gampang cemas karena adanya tekanan dan perubahan diluar diri anak.

Problem perilaku lebih sering muncul daripada problem fisiknya. Misalnya menunjukkan sikap kepala batu, menjadi bandel, menunjukkan sikap bermusuhan, menjadi lebih cengeng sampai mimpi buruk, tidur sambil berjalan atau mengigau pada malam hari. Semua itu sebagian pelampiasan dari rasa marah, tersisih, cemas, takut, sedih, iri, dan sebagainya.

Selain itu, anak mungkin memilih bertingkah laku agresif. Bisa saja dia mamukul bayi, menganggu ketika bayi sedang tidur, ingin supaya bayi dibuang saja.

Terkadang anak juga menampilkan rasa sayang yang berlebihan, memeluk bayi, tapi kemudian memeluknya dengan terlalu kuat. Bermain-main dengan bayi, tapi kemudian dengan sengaja menjatuhkan mainan ke kepala bayi.

Keanehan lain pun bisa terjadi. Anak kembali bertingkah laku seperti bayi. Untuk mendapatkan perhatian orangtua. Anak berbicara seperti bayi, suka rewel, menggelayut terus. Sepertinya, orangtua tak mudah menghilangkan rasa cemburu anak secara total.

Pahami karekter anak

Memahami karakter anak sangat diperlukan setiap orangtua untuk mengantisipasi perubahan-perubahan perilaku terutama yang menjurus kearah negative. Orangtua tidak perlu mempercepat perkembangan sisulung sehubungan dengan akan adanya perubahan status menjadi “kakak”. Sebab banyak anak-anak pra sekolah yang justru merasa cemas. Dalam imajinasi mereka, menjadi kakak berarti tidak lagi mendapat perhatian dan bantuan, tapi justru bertambah tanggung jawab.

Tunjukkan impati

Cobalah berusaha menempatkan diri pada sudut pandang anak. Pahami kecemasannya. Yakinkan dengan bahasa yang dimengerti olehnya dan tunjukkan bahwa ia akan tetap mendapatkan perhatian yang sama besarnya meski ia mempunyai adik.

Libatkan si sulung

Sejak dari mempersiapkan pernak-pernik kebutuhan bayi hingga kalahirannya sampai pemilihan nama, libatkan dan mintalah pendapat pada si sulung. Ajaklah si sulung berbelanja dan memilihkan baju-baju untuk adiknya. Sesekali ajak pula ke dokter saat anda memeriksakan kehamilan. Itu bertujuan untuk memberinya kesempatan mulai memahami kehadiran adiknya.

Ceritakan tentang perkembangan bayi dengan bahasa yang dapat ditangkapnya. Biarkan dia mendengar detak jantung adiknya dan mengelus perut anda sebagai tahap permulaan menjalin hubungan rasa dan menerima kehadiran anggota baru nantinya. Keterlibatan ini akan membuatnya merasa memiliki peran dan tanggung jawab yang berarti dalam menyambut kehadiran adik nantinya.

Libatkan ayah dan lingkungan

Peran ayah juga sangat diperlukan dalam mengatasi kecemasan anak. Tunjukkan bahwa kalau nanti ibu direpotkan adik, masih ada ayah, nenek, kakek atau bibi yang selalu siap membantunya. Lingkungan sangat penting pula perannya untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa cemasnya. Waspadai, jangan sampai justru menjadi sumber kecemasan lain. Seringkali lingkungan memanas-manasi dan memperbandingkan anak, misalnya: “ ade nakal sekali sekarang, nanti kalau adiknya lahir, ade tak usah disayang!”
Komunikasikan kondisi anak kepada lingkungannya dan mintalah pengertian serta bantuannya untuk mengalihkan ketakutannya.

Libatkan dalam pengasuhan adik

Untuk saat awal, janganlah memaksa anak langsung menerima sepenuh hatinya terhadap kedatangan si anggota baru (adik).

Bantulah si kakak beradaptasi dengan situasi baru dan utamanya menyalurkan perasaan-perasaannya akibat perubahan dan tekanan yang dirasakannya. Misalanya, “kakak jadi sering terganggu tidurnya ya, bayi memang sering menangis dan membuat kita repot sehingga sering terbangun di malam hari. Tapi hanya itu yang baru dapat dilakukannya karena adik belum bisa berbicara seperti kita untuk mengatakan apa yang diinginkannya.” Biarkan kakak membantu dengan kerelaan hatinya untuk mengambilkan popok atau selimut ataupun mengerjakan tugas-tugas ringan lainnya tanpa perasaan terpaksa.

Dekatkan diri kembali

Merawat ba yi memang melelahkan dan sering secara tak sadar kita mengabaikan si sulung. Usahakan mengatur waktu untuk memperhatikan dia seperti saat sebelum ada adiknya, sehingga rasa ketakutan kehilangan perhatian dan iri hati yang mungkin ada tidak berkobar.

Perlu kita sadari persaingan antar saudara (sibling rivalry) ini merupakan hal yang wajar dan perlu dirasakan anak. Kompetisi adalah hal yang akan dihadapi anak dalam kehidupannya kelak. Jadikan kompetisi dirumah sebagai persiapan proses sosialisasi dan melatih kemampuan beradaptasi dalam menghadapi kompetisi yang lebih berat di luar rumah nanti. Karena itu, bukalah mata hatu anak agar ia mulai memahami pentingnya makna persaudaraan dan perasaan kasih sayang terhadap orang lain. Ikwan fuzi (berbagai sumber) /SABILI


AGAR ANAK MENERIMA ADIKNYA

Sebelum lahir

• Kondisikan
Sejak ibu positif hamil, komunikasi sudah harus dimulai. Kabarkan kepada anak bahwa kelak, insyaAllah ia akan punya adik. Saat ini juga, kondisikan anak untuk mulai menenerima kehadiran anggota keluarga yang baru. Perlahan-lahan siapkan anak untuk lebih mandiri, sekaligus beri pujian bahwa ia sudah besar.

• Tunjukkan asyiknya punya adik
Saat bayi dalam kandungan sudah bisa menendang-nendang perut ibu misalnya, pegangkan tangan anak ke perut ibu. Tunjukkan “yang lucu” padanya. Katakana bahwa adiknya ingin mengajak kakaknya main-main. Dari sini, sampaikan betapa asyiknya nanti kalau sudah punya adik, bisa bermain-main bersama. Dengan demikian, anak sudah mulai menunggu kelahiran adik. Anak mulai tumbuh rasa sayangnya sebelum adiknya lahir.

• Tumbuhkan tanggung jawab kepercayaan
Usahakan untuk memiliki saat-saat berdua yang akrab dengan anak. Ajaklah bicara dari hati ke hati. Besarkan hatinya dan tunjukkan bahwa ia sudah besar. Nantinya ia sudah bisa bertanggung jawab. Tumbuhkan pula kepercayaan pada anak bahwa anak bisa menunggui adiknya, bisa membantu mengambil popok, dan seterusnya.

Sampaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bentuk kepercayaan kita kepadanya. Bukan sebagai tuntutan yang membebani.

• Tumbuhkan rasa memiliki
Tunjukkan bahwa anda sayang padanya. Tunjukkan pula bahwa anak “memiliki” anda sebagai orang tua. Dan sebentar lagi, ia akan memiliki yang lain lagi, yakni adik.


Menjelang lahir

• Beri gambaran sebelumnya
Sampaikan kepada anak beberapa minggu sebelum HPL ( hari perkiraan lahir) tentang akan lahirnya adik. Beri gambaran kepadanya bahwa ibu akan berada di rumah sakit untuk beberapa saat. Kalau sudah bersalin nanti, ibu ingin ia menengok dan menemani ibu beserta adik agar adiknya bisa segera bertemu kakaknya. Beri gambaran tentang situasi yang dihadapi di awal-awal.

• Beri perkiraan waktu
Semakin mendekati HPL, anda perlu memberitahukan kepada anak perkiraan waktunya. Sekaligus anda perlu mengkondisikan anak dengan lebih baik. Perkiraan waktu ini akan sangat berguna bagi kesiapan psikis anak.

• Dekatkan hatinya
Semakin mendekati kelahiran, anda semakin perlu menunjukkan betapa asyiknya punya adik dan betapa adik sayang padanya. Tunjukkan bahwa adik nanti ingin bermain-main bersama kakaknya. Tetapi ceritakan juga bahwa awal-awal lahir adiknya belum bisa melihat dan belum bisa bicara. Ini bahkan perlu kita sampaikan sedari awal.


Setelah lahir

• Tunjukkan adik sayang padanya
Saat-saat awal lahir, yang sangat penting untuk anda tunjukkan adalah bahwa yang baru lahir itu adalah adiknya. Tunjukkan wajah gembira anda ketika ia pertama kali muncul. “itu kakak, ini adiknya sudah nunggu. Adik kangen sekali dengan kakak. Adik ingin bertemu. “sampaikan bahwa adik sayang sekali padanya, sehingga ia juga akan menyayangi adiknya. Bukan sebaliknya, menyuruh agar dia sayang pada adiknya. Boleh saja kita sampaikan pesan seperti itu, tetapi setelah menunjukkan bahwa adik sayang padanya.

• Lihat anak, meski untuk perkara kecil
Agar anak semakin sayang dan ada rasa memiliki yang baik, libatkan anak sedari awal. Misalnya mengambil bedak, popok dan lain-lain. Jangan lupa, tunjukkan pujian sekaligus penghargaan bahwa ia sudah besar.


• Tunjukkan perhatian dan kerinduan
Setiap kali ada kesempatan yang leluasa beri perhatian yang hangat kepada anak. Tunjukkan kerinduan anda dan kerinduan adiknya kepadanya. Sehabis dimandikan, ketika bayi merasa tenang, anda bisa panggil dia untuk berbaring di dekat bayi sehingga ia merasa cekat.

No comments:

Post a Comment