Monday, May 24, 2010
SUAMI SETIA SETIAP SAAT
Awal kehamilan memang banyak terjadi perubahan pada wanita, perubahan itu nyatanya sering tidak diharapkan apalagi dengan suami yang kurang perhatian.
Yeni yang setiap kehamilannya selalu repot, muntah-muntah sampai leas, selera makanpun hilang, maunya yang asem-asem, makanya setiap hari makan rujak yang lewat depan rumahnya selalu saja di panggil, keadaan rumah tak dipikerkan lagi, cucian yang numpuk tak dihiraukan bekan suami saya kurang perhatian tapi kesibukan bekerja yang membuatnya tak bisa membantu pekerjaan rumah. Tapi cukup diberi acungan jempol sekalipun suaminya kurang perhatian dengan kehamilan yang sangat melelahkan terang Yeni. Ia tak mau menunda kehamilannya walaupun repot setiap dua tahun dia hamil.
Lain lagi dengan Rina, awal kehamilan tidak begitu repot tapi tetap saja keluhan cepat cape dan lemas selalu ada. Itu memang normal, sayangnya suami saya kurang perhatian kalau saya mengeluh cape bukannya dibantu malah dimarahin jadi serba dilakukan sendiri semua pekerjaan rumah.
Beda kasus dengan Ela, setiap kehamilannya selalu saja repot apalagi kali ini kehamilan dengan anak keempat diusia diatas 30 benar-benar membuatnya sangat repot ditmbah dengan beberapa kasus kesehatan yang membuatnya harus istirahat, untung suami saya perhatian, dia menghandle semua pekerjaan rumah mulai dari cuci piring, cuci, ngepel, sampai mandiin anak kebetulan kantornya dirumah jadi semuanya bisa diatur.
Siapapun suaminya dia bagaimanapun perilaku seorang suami yang jelas setiap manusia ada plus minusnya. Ada kelemahan ada pula kelebihan, kelebihannya harus disyukuri dankekurangannya harus diterima dengan lapang, setiap kita melihat kelemahannya cepat-sepat mengingat kelebihannya.
Menghadapi istri hamil memang membutuhkan kesiapan mental. Bila mental telah dipersiapkan berbagai perubahan yang terjadi pada istri. Begitulah samap yang setia setiap saat, mengerti kondisi istri sebab keondisi seperti ini hanya akan berlangsung beberapa bulan.
Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh para suami dalam menghadapi istri yang sedang hamil :
Perubahan fisik dan mental istri
Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi menyolok. Meningkatnya produksi hormone progesterone membuatnya sring berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya. Bila suami tidak siap mental perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.
Perubahan emosi ini selain perubahan hormone juga karena kondisi tubuh yang tidak nyaman seperti perut lapar tapi tidak bisa dimasuki makanan sedikitpun. Diisi sedikit saja sudah muntah. Dalam keadaan seperti itu si istri jadi mudah marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Perubahan fisikpun sering terjadi pada ibu hamil kadang ada bintik-bintik hitam di wajah, jerawat, bau badan, sehingga kelihatan dengan persiapan mental bisa jadi suami akan sulit menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai penampilan istri, untuk suami yang punya sifat seperti ini persiapan mentalnya harus lebih keras lagi.
Fase ngidam
Ngidam bukan keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Pada trimester pertama mulutnya terasa sangat pahit karena asam lambungnya naik dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda dari biasa.
Mengantar istri ke dokter
Meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena hal ini dapat mengankat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.
Menemani istri bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan begitu istri lebih kuat, nyaman, percaya diri dan terasa ringan ketika bersalin. Persiapan mental suami untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.
NABILA/2005/1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment