Tuesday, May 25, 2010

KESEMUTAN JANGAN DISEPELEKAN


Kesemutan ternyata dapat merupakan gejala penyakit serius. Kapan kita harus mewaspadai gejala yang cenderung sering dianggap sepele?

Ibu Muti mengeluh kesemutan di ujung-ujung jemarinya, biasanya tangan kanan. Kesemutan itu kemudian tebal, baal. Saat ia mengetik atau merenda, tebalnya makinterasa. Perasaam itu semakin menganggu karena saat memegang Koran pun jadi tidak enak. Ujung-ujung jarinya tera tebal. Tapi begitu tangannya di kibas-kibaskan, rasa kesemutan itu pun hilang. Karena berulang -ulang mengalami hal yang sama, lama-lama ia jadi jengkel. Ia pun pergi berkonsultasi ke dokter. Setelah meneliti tangan kanannya pencet dana-sini, si dokter enteng berkata, “Ini sih gara-gara ibu yang kerajinan!” Ha? Belum sempat Ibu Muti menyahut untuk minta penjelasan suaminya malah menimpali, “Memang, Dok, istri saya ini super rajin. Setiap hari posisi meja dan kursi, termasuk vas bunga selalu diubah-ubah. Saya sudah bilang, cari kek pembantu, tapi ia tidak mau menurut,”
Ibu Muti Cuma senyum-senyum. “Abis saya orangnya suka beberes sih, dok. Kan rumah yang rapi sedap dipandang?” Si dokter menawarkan solusi yang sangat sedergana.

Terowongan terjepit

Gejala kesemutan seperti yang dialami Ibu Muti itu ternyata punya namacukup keren, carpal tunnel syndrome (CTS). Sesuai namanya gejala ini berkaitan dengan terowongan di pergelangan tangan (karpal). Karena kegiatan tangan kanan Bu Muti super aktif, otot-ototnya membesar sehingga menekan saraf yang melewatu tangan. Maka terjadilah kesemutan alias gringgingen, kata orang Jawa.

Gejala di terowongan karpal ini juga umum terjadi pada para lansia penderita rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat pembesaran otot melainkan sendi di pergelangan tangan berubah bentuk. Kalau kasusnya seperti ini, dokter tentu tidak dapat memberikan solusi sederhana kasus Ibu Muti. Operasi dapat dilakukan olah ahli bedah saraf untuk mengendurkan saraf terjepit itu dan memperlebar terowongannya, namun, bila rematiknya dapat doibati, tindakan operasi tidak diperlukan.

CTS bisa menjadi gangguanlebih serius bila didiamkan cukup lama, misalnya 1-2 tahun. Pada tahap ini jepitan sudang mengganggu aliran darah ke tangan, dengan akibat otot-otot yang kekurangan makanan jadi mengecil. Mengecilnya otot membawa akibat tenaga otot berkurang, barangkali ibu jari atau jari lain jadi lemas. Tentu dibutuhkan tindakan operasi untuk membebaskan terowongan terjepit tadi. Meski operasi kecil, karena menyangkut saraf, pasien tetap harus dibius. Hanya saja setelah operasi butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi tangan, karena otot yang telah terlanjur mengecil, itu membutuhkan latihan agar membesar dan kembali kuat.

Sindrom terowongan karpal ternyata punya “saudara” juga, dengan gangguan sama, tapi pada jari-jari kaki. Namanya tarsal tunnel syndrome dan umum diderita kaum laki-laki. Terapinya pun mirip : jangan jalan-jalan dulu alias mengistirahatkan kaki. Bila tidak ada penciutan otot. Bila tidak ada penciutan otot biasanya terapi sederhanaini cukup untuk menyembuhkan kesemutannya.

Rangsang listrik terhambat

Siapa sih yang tidak pernah mengalami kesemutan? Umumnya, kita mengalaminya akibat posisi tubuh tertentu yang membuat saraf terjepit. Duduk di lantai dengan kaki dilipat untuk waktu lama, ketiduran saat nonton TV pada posisi tidur yang “kurang beres”. Tetapi bila bagian tubuh itu dibas-kibaskan atau digoyang-goyangkan, kesemutan nya akan hilang.

Namun ada pula kesemutan yang tidak hilang sendiri. Simak pengalaman Pak Tanto. Mulanya, ia Cuma mengeluh kesemutan di telapak kaki. Lambat laun telapak kaki itu terasa tebal. Tasa tebal itu menjalar ke betis, lalu kelutut. Setelah beberapa waktu, kaki yang terganggu itu mulai lemah, Pak Tanto jadi sukar berjalan. Gejala diperparah oleh sakit kepala hebat yang menyerang. Saat batuk atau mengejan pun kepalanya terasa sakit. Lambat laun kedua kakinya seakan lumpuh. Ia tak dapat lagi berjalan. Sperti belum cukup, penglihatannya jadi kabur. Dalam kondisi begini barulah ia menemukan dokter yang tepat. Ternyata ia mengidap tumor bagian depan otak. Sebuah penyakit amat serius dengan gejala awal sepele.

Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan system saraf sensorik akibat rangsang listrik di system itu tidak tersalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Pada orang sensitive, tidur miring terlalu lama kesemutan. Juga duduk dengan lutut ditekuk.

System saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku. Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin deterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi, lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Di sini stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris). Dari sini stimulus dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Baru pada saat inilah apa yang dirasakan tadi di sadari oleh si individu.

Kalau ada gangguan dalamm jalur sensorik baku tadi, timbullah kesemutan. Kesemutan yang tidak disertai gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain diluar kesemutan, seperti dialami Tanto. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga desertai gangguan penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, atau lainnya. Kalau ada tumor di otak selain gejala kesemutan atau tebal tadi, ada juga sakit kepala muntah-muntah dan kelumpuhan kecil.

Kesemutan sebagai bagian dari gejala penyakit sebenarnya tehap paling awal dari suatu proses kehilangan rasa. Kalau tahap paraesthesia (ya kesemutan tadi) sudah terlampaui, pasien meningkat pada hypaesthesia (baal) sampai akhirnya mengalami anaesthesia (hilang rasa sama sekali).

“Kesemutan memang gejala amat penting,” ungkap dr. Yusuf Misbach, ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. “Kalau gejala kesemutan itu makin lama makin berat, intensitasnya makin tinggi, bidang cakupannya makin luas dan frekuensinya makin sering, segeralah periksakan diri ke dokter ,”lanjutnya.

Maka bila kesemutan tak hilang hanya dengan dikibaskan, bila tadinya hanya terasa di dua jari kemudian disemua jari, lalu merambat ke tangan ; bila tadinya hanya terjadi sekali-kali namun kini hampir tiap hari, atau bila kesemutannya telah meningkat menjadi baal, itu saatnya kita pergi ke dokter.

Andaikan tubuh kita diibaratkan sebuah mesin, system saraf adalah komputernya. System saraf berfungsi menumpulkan danmenyimpan informasi sekaligus merupakan system pengendali tubuh, diorganisasikan seperti sebuah system computer dari mesin yang amat kompleks. Memahami kerja sestem saraf kita, senarnya memberikan pencerahan tentang betapa hebatnya “kegeniusan” Sang Maha Pencipta.

Kalau dalam computer kita mengenal CPU (central processing unit), system saraf kita mempunyai CNS (central nervous system). System saraf pusat ini terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya meliputi miliaran neuron (sel saraf) yang saling berhubungan.
Informasi masuk CNS dikirim oleh organ-organ sensorik. Sedangkan instruksi keluar (motorik) dikirimkan ke otot, organ dalam tubuh, dan kelenjar. Jaringan saraf berfungsi sebagai semacam jaringan kabel tempat lalu lintas informasi antara CNS dan organ-organ tubuh lain.
Sementara system saraf pusat menganalisis informasi (setelah menerima masukan dari organ sinsorik dan reseptor) dan menginisiasi respon (dengan mengirimkan sinyal kepada otot dan kelnjar). System saraf tepi bertugas mengumpulkan informasi dan memmbawa sinyal respon yang datang dari pusat. Sisiten saraf tepi jalan atas semua orang yang menghubungkan otak dan sum-sum tulang belakang dan bagian tubuh lain


Defisiensi vitamin

Kesemutan bisa merupakan gejala penyakit serius, tatepi bisa juga akibat sangan. Orang yang terlalu banyak berbaring atau kurang gerakan, entah karena sakit, lemah, atau obesitas, bisa juga menderita kesemutan akibat bagian-bagian tertentu tubuhnya terus-menerus tertekan. Bahkan penciutan otot bisa juga terjadi. Kasus yang dinamakan neuropathy tekanan ini sering dijumpai pada pasien TBC kronik dan stroke yang lumpuh sebelah dan kurang mendapat perawatan fisioterapis. Istilah neuropathy sendiri berkaitan dengan segala macam penyakit, radang atau kerusakan yang menimpa saraf tepi.

Pada pasien jantung, kesemutan tak Cuma muncul akibat neuropati tekanan, namun dapat juga timbul karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Yang terjadi misal-nya, si pasien menjalani operasi pemasangan, ada bekuan darah menempel, yang kemudian terbawa aliran darah ke atas, sehingga terjadi embolic ke atas, sehingga terjadi embolic celebral. Bila sumbatan di otak itu kebetulan mengenai daerah yang mengatur system sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Bila daerah yang mengatur system motorik juga terkena, kesemutan juga disertai kelumpuhan.

Pada penderita stroke yang terjadi juga mirip. Bila yang terserang system motorik, ia lumpuh, namun bila yang terserang system sensorik, yang iarasakan hanya kesemutan atau gbaal sebelah. Mamanya sensoric strike.

Bagaimana dengan anak-anak? Bila suatu kali buyung mengeluh, “ujung-ujung jariku seperti dirambati banyak semut, lalu belakangan ‘semut-semut’ itu seperti merambat ke atas” besar kemungkinan kesemutan anak ini akibat kekurangan vitamin. Biasanya ini dederita anak-anak yang agak besar. Kesemutan pada anak-anak jarang terjadi, karena jaringan sarafnya masih fleksibel dan anak-anak biasanya lebih aktif bergerak. Sebagai efek sampingan obat, kesemutan dapat juga timbul, misalnya bila mengkonsumsi INH (obat TBC) atau furadatin. Disamping itu kesemutan juga dapat disebabkan oleh faktor imunologi. Polyneuroradiculopathy mengenai akar-akar saraf yang masuk atu meninggalkan tulang belakang dan terjadi karena adanya zat-zat tertenru di dalam tubuh yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh.

Pada orang dewasa, kadang-kadang kesemutan itu dadahukui oleh flu berat. Kesemutan ini semakin menghebat, naik dari ujung jari menjalar sampai ke pusar. Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal. Lalu penderita sukar berjalan. Ini gejala radang sumsum tulang belakang yang terjadi karena serangn virus. “Biasanya serangan virus,” jelas dr Yusuf Misbach.

Bila terjadi infeksi di tulang belakang, bisa dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan myelitis (radang sumsum tulang belakang). Tergantun pada kerusakannya, penyakit ini dapat disembuhkan total. Dapat pula Cuma sembuh sebagian, tetapi ada juga yang sampai lumpuh.

Maka menhadapi pasien kesemutan, dokter salalu akan menyelidiki bagian tubuh yang mengalami kesemutan, luasnya, tempat awal kesemutan, dan perkembangan kesemutan itu sejak awal. Semua informasi ini akan menunjukkan penyebab masalah. Barangkali pada saraf tepi, pada otot, sumsum tulang belakan atau bahkan otak.

Diabetes pun bisa

Lucunya, ada orang-orang yang memang condong gampang kesemutan, bisa karena ia pada dasarnya sensitive. Namun bisajuga hanya karena ia terlampau kurus, sehingga sarafnya bertonjolan. Para penggemar minuman keras pun ada yang akrab dengan kesemutan, bila takaran alcohol yang merasuki tubuhnya sudah terlalu banyak. Soalnya, alcohol merusak metabolisme vitamin B. Pada saat yang bersangkutan kekurangan vitamin B1 timbulah neuropati. Tentu saja, karena vitamin ini salah satu unsure yang diperlukan untuk penghantaran rasang listrik pada saraf. Dalam hal ini neuropati terjadi bukan karena tekanan, tetapi karena fungsi saraf terganggu.

Seorang pasien datang berkonsultasi kepadadokter. Ia mengeluh kesemutan ditangan, pada tiga ujung jari. Kesemutan itu makin lama kmakin keras dan digantikan rasa tebal. Saat diraba, ditemukan saraf pembesar karena pembengkakan. Bagi si dokter, barangkali informasi terakhir inilah yang dianggap krusial, karena menunjukkan saraf pasien diserang oleh kuman lepra. Ia pun diberi obat-obatan untuk lepra dan baru sembuh setelah 2,5-3 tahun. Kesemutannya hilang seama sekali, meskipun otonya jadi agak mengecil.

Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Untuk pegang kancing saja di pagi hari saat berpakaian rasanya tak enak. Namun disiang hari gejala-gejala itu hilang. Gejala kesemutan karena rematik hilang sendiri bila rematiknya sebuh. Berbeda dengan neuropati diabetes yang mengobatinya membutuhkan waktu 6 bulan -1 tahun. Karena disini kesemutan itu terfolong commitment disease, penyakit yang menyertai, ia harus diobati secara tersendiri.

Timbulnya neuropati pada penderita diabetes tidak tergantung pada kadar gula darah, tetapi pada lamanya si penderita mengidap diabetes. Semakin lama “jam terbang” nya sebagaipenderita diabetes, semakin tinggi kemungkinan “semut-semut” itu muncul. Jadi bisa saja seorang penderita merasaikan kesemutanmeskipun diabetes itu sendiri terkontrol dengan baik. Yang dirasakan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas (seperti kecabaian), kesemutan di ujung jari terus-menerus, kemudian desertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk diujung telapak kaki, terutama pada malam hari.

Bagi mereka yang tidak punya “bakat” khusus untuk kesemutan atau mengidap penyakit tertentu yang salah satu gejalanya kesemutan, ada kiat sederhana yang ditawarkan dr.Yusuf Misbach bila ingin terhindar dari kesemutan. Hindari posisi tubuh yang tidak enak, seperti nonton TV sambil tiduran atau menulis di lantai sambil tengkurap atau nungging. Bila didik menulis, duduklah di kursi dengan pantat merapat ke belakang dan punggung lurus menempel pada sandaran. Dengan sendirinya, pilihlah kursi yang ergonomic.

Namun mereka y ang terlalu sensitive sehingga gampang kesemutan pun dapat mgnurangi kecenderungannya dengan berolahraga secara kontinu, sambil tetap menjaga sikap tubuh yang baik, mempertahankan pola makan sehat, dan menghindari dari stress. Ternyata dalam hal kesemutan pun kita tidak terhindar dari resep kalik yang telah diajarkan ayah-ibu dan kakek-nenek kita. Ingin jauh dari kesemutan, jauhilah penyakit dengan melakukan hal-hal yang menyehatkan. Cukup sederhana, bukan?

Sumber:INTISARI (kumpulan artikel kesehatan)


No comments:

Post a Comment