Thursday, May 27, 2010

CEGAH HPV JADI KANKER


Para wanita harap hati-hatil. Infeksi HPV yang anda derita bisa menjadi kanker di leher rahim.

Tak banyak yang sadar, kanker leher rahim (serviks) mengancam hidup banyak perempuan. Ini salah satu kanker paling mematikan yang mengancam ribuan wanita setiap tahunnya setelah kanker payudara. Di tahun 2000. sekitar 468.000 kasus di berbagai Negara terdiagnosa kanker serviks, 80% ditemukan di Negara berkembang, termasuk Indonesia.

Penelitian di Indonesia

Penelitian ini merupakan kerja sama Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia (FKUI) dan Leiden University Medical Center, Belanda, yang dilakukan terhadap 74 sampel kanker (spesimen). Spesimen diperoleh dari pasien yang baru terdiagnosa mengidap cervical carcinoma (nama lain dari kanker ini) ketika memeriksakan diri ke RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam kurun Oktober 2001 sampai Maret 2002. kanker leher rahim adalah sebuah kondisi serius yang dipicu antara lain oleh sejenis virus yang dinamakan human papilovirus (HPV).

Penelitian dilakukan terhadap spesimen yang kemudian diklasifikasikan secara histologis (histology = ilmu jaringan). Dari penelitian yang antara lain dilakukan oleh DR. Santoso Cornain, Sp.KK dari FKUI ini, ditemukan 12 tipe DNA (kode genetic) HPV pada 96% spesimen. Dari 40 jenis HPV yang ada, hanya ada 3 tipe yang mayoritas ditemukan pada spesimen yang diteliti dan memicu kanker serviks, yaitu, tipe 16 (44%), tipe 18 (39%), tipe 52 (14 %). Selebihnya spesimen merupakan HPV dari tipe-tipe lain.

Yang berbeda dari hasil penelitian ini dibandingkan laporan studi di Negara lain, HPV tipe 18 ditemukan cukup banyak dalam spesimen. Di Negara lain ditemukan lebih sedikit. Nah, sehubungan dengan hal ini, para peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Vaksin pencegahan

Mengapa penderita HPV pada akhirnya menderita kanker? Biasanya, karena infeksi virus tersebut tidak ditangani tuntas dan baru ditangani ketika kondisi sudah “parah”. Akibatnya, sel-sel di saluran yang menghubungkan rahim dengan vagina ini menjadi abnormal. Selama ini, para ahli menyarankan pemeriksaan rutin sebagai langkah deteksi dini. Misalnya, lewat papsmear (pengambilan sample dinding leher rahim) secara berkala.

Setengah dari penderita yang terdeteksi kanker ini berusia 35-55 tahun, yaitu sebuah rentang usia dimana perempuan berada di masa “keemasan” dalam tugas membesarkan anak,karier, dan berkontribusi secara social. Dari penelitian yang pernak dilakukan, terungkap bahwa para penderita kanker ini tidak menyadari dirinya terjangkit HPV di usia remaja dan 20-an, sehingga akhirnya berkembang jadi kanker di usia 30-an.

Sebuah terobosan baru berhasil dilakukan para ahli di Negara maju dengan menemukan vaksin pendegah HPV tipe 16 dan beberapa tipe lain. Mekanisme pemberian vaksin bertahap, yaitu 3 kali dan biasanya diberika pada anak-anak perempuan usia praremaja dan remaja. Saat ini, Negara terdekat yang telah menyediakan imunisasi HPV adalah Australia. AYAH BUNDA


No comments:

Post a Comment