Salah satu faktor penting dalam kehamilan adalah pengaturan berat badan. Di Indonesia, berat badan ideal calon ibu saat mulai kehamilan, yaitu antara 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg, sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dulu hingga mencapai 45 kg sebelum hamil. Begitu juga sebaliknya, bila berat badan lebih dari 65 kg, sebaiknya diturunkan sampai di bawah 65 kg sebelum hamil.
Kenapa harus begitu? Karena berat badan calon ibu yang kurang dari 45 kg atau lebih dari 65 kg akan membuat kehamilan menjadi berisiko, baik bagi janin, juga pada diri ibu sendiri. Berat badan calon ibu yang kurang (underweight) atau berlebih (overweight), sama-sama berisiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu besar kemungkinan akan terganggu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya.
Ibu dengan BB berlebih bisa mengalami perdarahan atau keracunan kehamilan. Mula-mula tensi darah naik, bengkak di kaki, ginjal bermasalah, akhirnya keracunan kehamilan. Pun, saat bersalin kemungkinan terjadi komplikasi.
Nah bagaimana kalau ibu sudah telanjur hamil sementara BB tidak ideal? Ini dia jalan tengahnya. Semoga membantu!
SPESIAL UNTUK SI KURUS
Risiko yang mengintip:
- Risiko tinggi melahirkan bayi yang kurang berat.
- Mungkin mengalami perdarahan semasa bersalin.
- Risiko tinggi melahirkan anak tidak cukup bulan serta cacat kongenital (bawaan).
- Penelitian penunjang:
Pada studi kasus yang dilakukan tim peneliti terhadap 603 wanita yang BMI-nya kurang dari 18,5 dan pernah keguguran saat janin berusia 13 minggu, setelah BMI-nya naik, sebanyak 116 wanita berhasil melewati trimester pertama kehamilannya dengan lancar.
BMI adalah Body Mass Index, yakni berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. BMI yang digolongkan normal berkisar 18,5-23,0 sedangkan BMI lebih dari 25,0 tergolong obesitas.
Apa yang harus dilakukan?
Keguguran bisa dihindari jika calon ibu yang terlalu kurus rajin mengonsumsi suplemen asam folat, zat besi, dan vitamin lainnya. Aturlah porsi makan dengan baik (kalau perlu mintalah saran pada ahli gizi) untuk memperoleh kenaikan BB yang dibutuhkan. Rasa mual dan kemungkinan muntah dapat dikurangi dengan mengonsumsi jahe dan buah-buahan segar. Hati-hati, muntah berlebih dapat menurunkan BMI. Jadi, perhatikan juga jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air---baik air minum, jus, atau makanan yang mengandung kadar air tinggi---selain mudah mengenyangkan juga pada sebagian ibu memancing timbulnya rasa mual.
Supaya kebutuhan gizi ibu hamil yang terlalu kurus tercukupi, disarankan mengonsumsi makanan dengan sedikit kuah. Setelah makan, beri jeda 1/2 hingga 1 jam sebelum minum. Mengenai jenis dan jumlah makanan, pada dasarnya tak ada pantangan.
Jangan lupa, selalu tambahkan buah segar dan sayur pada menu harian. Malah konon makan cokelat bisa mengurangi risiko keguguran.
Jika kualitas dan porsi makanan yang dikonsumsi sudah baik, tapi ibu tetap saja kurus, harus dicek adakah hal yang tak beres pada pencernaan atau gigi ibu? Ternyata gigi yang rusak mengakibatkan makanan tidak dikunyah dengan baik, sehingga tak dapat dicerna dan diserap secara sempurna oleh tubuh.
Tapi biasanya jika hal tersebut sampai terjadi dokter akan melakukan riset lebih dalam. Karena siapa tahu ibu mengidap penyakit yang menyebabkan tubuh menjadi kurus, seperti, jantung, diabetes, radang paru, dan lainnya.
Karena itu bagi ibu kurus, kontrol rutin sesuai jadwal yang ditetapkan dokter perlu ditaati dengan sungguh-sungguh. Dengan begitu dokter bisa memantau perkembangan janinnya.
SPESIAL BUAT SI GEMUK
Risiko yang mengintip:
- Tekanan darah tinggi.
- Sakit gula (diabetes).
- Sulit menduga usia kehamilan karena ovulasi atau pelepasan telur dari kandung telur sering tidak teratur bagi wanita gemuk.
- Sulit menentukan usia kehamilan melalui ketinggian fundus atau puncak rahim karena tertutup lapisan lemak.
- Sulit menentukan ukuran dan posisi janin secara manual, jadi perlu bantuan teknologi demi mencegah bayi sungsang.
- Janin ikut bertumbuh besar, sehingga sulit melahirkan secara spontan, bahkan melalui sesar pun akan mengalami kesulitan ketika dilakukan pembedahan dan pemulihannya karena dinding perut yang tebal.
- • Meningkatkan risiko kecacatan bayi.
Dari riset Dr. Fiona C. Denison berserta timnya dari Universitas Edinburgh Inggris terkuak bahwa ibu yang mengalami kegemukan (obesitas) pada trimester pertama kehamilan maupun yang berat badannya melonjak naik, kemungkinan besar akan melewati masa kehamilan lebih lama serta berisiko mengalami komplikasi.
Hasil penelitiannya terhadap arsip Swedish Medical Birth antara tahun 1998 dan 2002 menyimpulkan, dari 143.519 kehamilan 6,8% di antaranya melahirkan melewati jadwal normal atau lebih dari 42 pekan. Padahal masa kehamilan normal berlangsung selama 40 pekan. Mereka itu umumnya adalah ibu hamil yang pada trimester pertama memiliki BMI lebih tinggi maupun mereka yang berat badannya melonjak tinggi saat hamil.
Denison pun mengungkapkan, kegemukan menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Dalam penelitian, ia dan timnya menemukan, obesitas punya hubungan yang signifikan dengan komplikasi-komplikasi seperti kelahiran mati, diabetes terkait kehamilan, darah tinggi yang disebabkan oleh kehamilan, dan lahir lewat operasi sesar.
Perlu juga diwaspadai bila terjadi kenaikan berat badan berlebih apalagi di atas usia kehamilan 28 minggu. Biasanya bersamaan dengan itu terjadi hipertensi kehamilan atau preeklamsia. Gejalanya, tubuh dan kaki tampak membengkak. Ketika ditekan, kulit agak lambat berbalik ke posisi semula. Jika terjadi hipertensi berat, perlu dilakukan rawat inap agar ibu dapat diobservasi untuk mencegah terjadinya kejang semasa kehamilan.
Apa yang mesti dilakukan?
Melihat kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut di atas, ibu gemuk sebaiknya melakukan program diet sehat sebelum hamil. Namun, konsultasikan pola diet yang tepat pada ahli gizi agar ibu tidak malah mengalami defisiensi gizi selama kehamilan.
Bila kehamilan sudah terjadi tapi ibu belum sempat menurunkan BB, perawatan medis yang baik dan ketat dapat meningkatkan kesempatan emas untuk hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat.
Untuk itu sejak awal kehamilan, sejatinya ibu melakukan tes-tes tertentu, seperti:
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada awal kehamilan untuk menentukan usia kehamilan yang lebih tepat. Juga untuk menentukan posisi dan ukuran janin.
- Tes toleransi glukosa atau melacak kemungkinan diabetes pada kehamilan yang dilakukan pada trismester kedua.
- Tes-tes lain yang tidak menimbulkan stres, termasuk tes diagnosis untuk memantau kondisi bayi yang dilakukan menjelang akhir kehamilan.
Upaya diet rendah garam seperti yang selama ini dianjurkan, tidak perlu. Ternyata mekanisme menurunkan tekanan darah tidak dengan cara seperti itu. Ibu tetap harus makan seimbang sambil mengontrol tekanan darahnya.
Penting juga memerhatikan cara makan. Ibu hamil gemuk disarankan tidak makan dalam jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur, sehari menjadi 4-5 kali waktu makan, misalnya. Pun penambahan energi untuk ibu gemuk tak boleh lebih dari 300 Kkal/hari. Sementara penambahan berat badan tak boleh lebih dari 3 kg/bulan atau 1 kg/minggu.
Makanan yang harus dikurangi adalah yang rasanya manis, gurih, dan mengandung banyak lemak, seperti daging sapi, daging ayam dengan kulit, makanan berminyak dan sejenisnya. Daging boleh dikonsumsi 100 g atau 1 potong besar/hari. Buah-buahan yang harus dibatasi adalah durian, nangka, avokad (karena kalorinya tinggi). Sedangkan untuk minyak paling banyak 20 g/hari. Makanan kaya serat disarankan untuk banyak dikonsumsi.
PENYEBAB KENAIKAN BB SELAMA HAMIL
Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
* Cairan ketuban
Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu. Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc. Kekurangan (oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban (polihidramion) dapat dijadikan indikator terjadinya sesuatu pada janinnya; apakah karena saluran cerna, kelainan tulang belakang dan lainnya. Adanya ketidaknormalan air ketuban ini baru terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau sekitar 5 bulan.
* Pembesaran organ-organ
Ukuran Ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara rahim ibu hamil ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1.000 gram, panjangnya 35 cm.
* Peningkatan jumlah cairan tubuh
Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan) dapat mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi penurunan berat badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat badan ini tergantung 3 hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan, dehidrasi selama proses persalinan, dan kehilangan darah selama proses persalinan.
* Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan
Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak hamil, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus dan janin.
* Bertambahnya volume sel darah
Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume relatif stabil sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu, terjadi pula peningkatan volume plasma (cairan darah), selama kehamilan hingga dapat mencapai maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume plasma dapat mencapai 1,3 liter.
Gazali Solahuddin/berbagai sumber. Foto: Agus/nakita
No comments:
Post a Comment