Thursday, May 6, 2010

BEBAS MENGGAMBAR APA SAJA


Hentikan "campur tangan" Anda. Biarkan anak menggambar sesuka hatinya untuk mengembangkan kemampuan motorik dan imajinasinya.

Menggambar tentunya terkait dengan perkembangan motorik kasar dan halus seorang anak. Selain itu, menggambar dapat meningkatkan kemampuan otak kanan anak untuk visualisasi, yang pada akhirnya memiliki peranan sangat penting untuk meningkatkan semua aktivitas intelektual. Dari pemecahan masalah sampai pada penguasaan pengetahuan baru dengan lebih mudah dan efisien.

Agar seorang anak berhasil, ia membutuhkan kemampuan terbaiknya untuk menghadapi tantangan hidup. Kemampuan itu berasal dari hasil interaksi fungsi belahan otak kanan dan kiri. Seorang peneliti sains Jerre Lery mengatakan, "Otak yang normal memang diciptakan untuk tantangan. Dia hanya akan bekerja optimal bila persyaratan pemrosesan pengertian itu cukup kompleks untuk menggerakkan kedua belahan otak."
Nah, aktivitas menggambar rupanya dapat mengembangkan kemampuan otak kiri dan terutama kanan. Dengan catatan, biarkan anak menggambar bebas sebebas imajinasinya.


TAHAPAN MENGGAMBAR

Pada rentang usia prasekolah (3-6 tahun), anak masuk dalam 2 tahapan tingkat menggambar, yaitu:

TAHAP CORENG MENCORENG

Dimulai dari usia 2 tahun dan berakhir di usia 4 tahun. Tahap ini terbagi menjadi tahap tak beraturan, tahap corengan terkendali dan tahap corengan bernama. Pada masa ini anak belum menggambar untuk mengutarakan suatu maksud. Anak hanya ingin membuat sesuatu yang dikemukakannya melalui mencoreng. Setelah mencoreng anak akan merasa senang. Tahap ini merupakan

masa permulaan bagi anak untuk menggambar yang sesungguhnya. Di akhir tahap ini anak mulai memberi nama pada corengannya, mulailah corengan tersebut bermakna sebagai ungkapan emosi anak.

Sering kali, kita melihat hasil karya anak di tahap ini seperti benang kusut yang acak dan tidak berarti. Padahal mungkin itu sangat berarti bagi si anak. Mungkin ada cerita yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu orang dewasa, baik orangtua dan lainnya, tidak dianjurkan mengkritik hasil corengan anak. Kritik yang berlebihan atau terus-menerus akan membuat gambar anak tidak komunikatif sehingga ia tak mau lagi melakukan kegiatan mencoreng.

2. TAHAP PRABAGAN

Dimulai dari usia 4 tahun dan berakhir pada usia 7 tahun. Di tahap ini motorik anak sudah lebih berkembang. Ia bisa mengendalikan tangan dan menuangkan imajinasinya dengan lebih baik. Di tahap ini anak menggambar dengan penekanan pada bagian yang aktif dan sering melupakan beberapa bagian. Contoh, jika anak menggambar orang, maka penekanan dilakukan pada bagian kepala, tangan dan kaki. Sering kali kita melihat anak pada tahapan ini menggambar orang sebagai satu keutuhan lingkaran dengan mata, tangan dan kaki yang juga menempel pada lingkaran tersebut.

Pada tahap ini anak lebih mengutamakan hubungan gambar dengan objek daripada hubungan warna dengan objek. Kerap kali kita temukan gambar dengan warna yang tidak sesuai aslinya. Umpama, langit warna merah, jalan warna kuning, dan sebagainya. Objek gambar pun masih dari objek-objek yang ada di sekitarnya, seperti orangtua, binatang peliharaannya, dan lainnya. Maka dari itu, orangtua perlu mengenalkan berbagai hal dan objek-objek yang dapat dieksplorasi oleh anak untuk dituangkan dalam bentuk gambar.

PENDIDIK & ANAK

Bila kemampuan menggambar seorang anak tidak sesuai dengan tahapan usianya, tak perlu kita langsung berkesimpulan bahwa ia mengalami keterlambatan ataupun ketidakmampuan dalam menggambar. Asal tahu saja, banyak faktor yang memengaruhi kemampuan menggambar seorang anak, antara lain:

* Faktor Pendidik

  • Kritik orangtua maupun guru terhadap hasil karya anak dapat membuat hatinya terluka, merasa gagal, dan malu melakukan aktivitas menggambarnya kembali.
  • Kurangnya dorongan dari pendidik untuk anak beraktivitas, mengeksplorasi alam sekitar dan menuangkan imajinasinya ke dalam gambar.
  • Metode pengajaran yang diterapkan justru menghambat kreativitas anak. Salah satunya dengan cara selalu memberikan contoh gambar dan warna yang baku untuk diikuti oleh anak. Hal ini membuat anak tak bisa mengekspresikan apa yang dipikirkannya secara bebas. Padahal tentunya tiap anak memiliki cara berekspresi yang beda.
* Faktor Anak
  • Kemampuan motorik kasar dan halus yang merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak sesuai usianya.
  • Keinginan atau minat anak terhadap menggambar. Sebenarnya, setiap anak pasti bisa menggambar karena gambar merupakan bahasa rupa. Namun, jika anak tidak difasilitasi dan diberi ruang berekspresi, bisa saja dorongan untuk menggambar itu tidak terlihat.
UPAYA ORANGTUA

Nah, agar anak mau menggambar dan dapat melalui tahapan perkembangannya dengan optimal, inilah beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua:
- Berikan dorongan kepada anak untuk menuangkan imajinasinya menjadi gambar.
- Dampingi anak saat ia melakukan aktivitas tersebut, sehingga anak merasa mendapat dukungan. Selama mendampingi anak hindari mencampuri cara berekpresinya dengan memberi instruksi ini atau itu.
  • Biarkan anak menceritakan apa yang digambarnya. Jangan mengkritiknya.
  • Berikan pujian dan motivasi kepada anak akan hasil karyanya.
  • Jangan selalu memberikan buku mewarnai. Sebaiknya, berikan kertas kosong untuk anak menggambar sesuai dengan "sidik jarinya".
  • Sediakan bahan dan alat yang diperlukan supaya anak dapat bereksplorasi secara luas. Jangan hanya dengan pensil warna saja, tapi sediakan juga bahan lain seperti krayon, cat air, cat akrilik, spidol, kapur, dan arang sekalipun.
  • Biarkan anak menggambar sesuai dengan perkembangannya. Tak perlu dikoreksi.
Dedeh Kurniasih/nakita
Narasumber:
dr. Cissie Nugraha, MARS,
dari Cissie Art Creative

No comments:

Post a Comment