Friday, March 12, 2010

MERTUAKU, IBUKU

Bersahabat dengan itu mertua? Wow,…mungkin banyak menantu perempuan bilang,ini sulit!Tapi, pelajari triknya agar hati ibu mertua luluh dan mencintai anda laiknya anak sendiri.

dalam berumah tangga pertengkaran kecil memang kerap tak bisa dihindarkan. Seringkali akar permasalahannya berasal dari ‘prang ketiga’, dalam hal ini mertua, “ kata Imas (23), ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Pamulang. Ibu seorang putrid berusia 1 tahun ini mengaku pernyataannya berdasarkan pengalaman. Sebelum ia mengontrak di pamulang, selama beberapa bulan ia sempat tinggal di Pondok “Mertua” Indah di kawasan Ciputat.

Pernikahan Imas dengan Rudi (25), suaminya, memang sudah pelik dari awalnya. Karena peran Rudi sebagai tulang punggung keluarga, orang tua Rudi tak setuju bila ia segera menikah. Namun Rudi bersikeras segera mnikahi Imas, pujaan hatinya. Akibatnya Imas tak sepenuhnya diterima. Penghasilan Rudi yang pas-pasan sebagai karyawan, ditambah kehadiran buah hati di tahun pertama pernikahannya, dianggapp mengurangi jatah rejeki ‘keluarga lamanya’. Praktis Rudi tak lagi mempu menjalankan peran sebafai tulang punggung dua keluarga.

Apapun yang saya perbuat selalu salah dimata orang tua Rudi,” kata Imas. Awlnya ibu muda ini berusaha bersabar dan tidak ingin terlalu terpengaruh. Namun lama kelamaan ia tak tahan juga. “Saya dan Rudi jadi sering rebut”. Tapi perbedaan budaya, Jawa Tengah asal Imas yang cenderung halus dan budaya Betawi keluarga Rudi yang bicara blak-blakan menyebabkan ada jurang yang tidak dapat fi jembatani. Akhirnya Rudi mengalah, demi anak dan istri mereka pindah rumah.

Satu persoalan memang sudah selesai. Rudi dan Imas tak lagi sering bertengkar tentang masalah ini. Tapi itu bukan lantas menyelesaikan semua persoalan antar menantu-mertua. Setiap kali Imas dan keluarga Rudi berkumpul, suasana tegang muncul dalam silaturahim, itu.

Menantu vs mertua

Hubungan menantu perempuan dengan mertua perempuan kerap digambarkan sebagai ruang yang rawan konflik. Meski bukan berarti menantu lelaki tidak menghadapi mesalah dengan mertuanya. Menurut Dewi Matindas, psikolog, para lelaki relative tak memiliki masalah dengan para mertua karena mereka lebih sering berada di luar rumah. Konflik antara mereka biasanya baru muncul bila berkaitan dengan tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga. Misalnya jika suami tidak mampu memberi nafkah secara layak pada keluarga. Berdasarkan pengalaman, konflik ibu mertua dan menantu kerap terpicu kika keduanya sering berada di dalam rumah. “Secara psikologis, dua perempuan dengan peran sama, akan sulit menghindari konflik ibarat sebuah istana dengan dua ratu. Masing-masing merasa punya kekuatan dan peran.” Tutur Dewi.

Perbedaan sifat, sikap, tingkah laku, serta harapan ibu mertua terhadap menantunya juga berpotensi konflik. Tapi, konflik itu bukan tidak mungkin bisa diminimalisir atau bajkan dihilangkan.

Mertua kunci surgaku

Karena sudah terikat dalam hokum pernikahan, maka mertua harus dianggap sebagai orang tua sendiri. Kewajiban menantu terhadap mertua sama seperti kewajiban anak kepada orang tua, menghormati, menyayangi serta mengurusnya.

Bagi muslimah yang telah menikah mendahulukan ridho suami adalah keutamaan. “Bila sang ibu memanggil anaknya dan sng suami memanggil istrinya, maka hendaklah si perempuan lebih mendahulukan panggilan suaminya.”(hadits). Tidak seperti saat ini belum menikah, yang dituntut untuk mendahulukan ketaatan kepada orang tua.

Hal ini berbeda dengan laki-laki muslim. Sebelum atau sesudah menikah, kewajibannya terhadap kedua orangtua tidak berubah. Ingatlah cerita tentang sahabat Rasulullah saw bernama Alqpmah. Dikisahkan bahwa ia sangat menderita dalam sakaratul mautnya, padahal ia seorang yang dikenal rajin ibadah dan banyak sedekah. Ketika Rasulullah saw melihat betapa beratnya Alqomah menjalani sakaratul maut, beliau menyuruh sahabat memanggil ibu Alqomah. Ternyata penderitaan Alqomah menjalani sakaratul maut bukan karena kurangnya amal ibadah. Tetapi, disebabkan ketidakrelaan sang ibu melihat putranya lebih mengutamakan sang istri dari pada ibunya. Maka setelah sang ibu memaafkannya, Alqomah pun wafat husnul khotimah.

Whwn it is impossible to change others you must change youself” (jika tidak mungkin mengubah orang lain, anda harus mengubah diri sendiri). Mungkin keyakinan ini lebih baik. Tentu saja ini dalam konotasi positif. Bukan dengan menyamakan persepsi dua pribadi yang memang sudah berbeda, tetapi dengan saling membuka diri danmenerima kenyataan. Namun perlu diingat bahwa butuh kerendahan hati dan kesabaran untuk menyadari dan menerima kekurangan-kekurangan diri sendiri, serta mengerti dan menerima kekurangan orang lain. Seorang istri yang shalehah akan berupaya memikat hati mertua sebagai tanda kasihnya keada suami. Oleh karena itu bukan solusi terbaik bagi sang istri jika malah menjauhi dan menghindari dari mertua.

Yang pasti, semua proses ini membutuhkan waktu tidak sebentar. Tetapi bukankah pernikahan pun sebuah proses adaptasi tanpa henti? Tidak hanya antar dua individu berbeda namun juga dua keluarga besar. Sehingga sepanjang dan seberat apapun prosesnya, situasi ini llayak dicoba dan dijalani. Apapun hasilnya, “rumahku, surgaku” memang harus diperjuangkan dengan usaha keras. Bukan hadiah yang bisa didapat hanya dengan duduk-duduk di sofa empuk.

Bersahabat dengan ibu mertua

Mertuaku adalah orangtuaku. Kalimat ini bermakna bahwa mertua sudah semestinya dicintai dan ditaati dengan tulus dan ikhlas. Dengan rasa cinta, akan lebih mudah bagi anda untuk bisa memahami dan menerima keadaaan mertua.
Fokuskan perhatian anda pada hal-hal baik yang ada dalam dirinya. Misalnya ia adalah juru masak yang hebat maka Anda bisa mengambil sisi positif dengan belajar masak padanya. Atau anda ingat perhatian mertua pada anda. Misalnya ketika anda hamil, ibu mertualah yang membuatkan jamu, mengajari andamemakai gurita, atau membantu menjaga si kecil.
Empati dengannya. Cobalah menyelami perasannya bahwa dengan masuknya anda dalam kehidupan suami telah “memisahkan” ia dengan anak yang dicintainya. Bayangkan anda menjadi dia, tiba-tiba anak lelaki anda “meninggalkan diri” anda dan perhatiannya tak lagi untuk anda.
Komunikasi, komunikasi dan pemberian hadiah, kenyataanya menantu memang tidak akan bisa dan tidak mungkin mencabut ikatan tali kasih orang tua kepada anaknya secara total. Maka, jangan pernah berfikir mengganti kedudukan ibu di hai suami. Tapi akan lebih mungkin jika anda “mencuri” hati ibu mertua. Caranya ? berikanlah hadiah. Karena hadiah yang diberikan secara ikhlas mempu melembutkan hati. Rasulullah saw berpesan kepada kita “ orang yang pemurah hati dekat kepada Allah SWT, dekat kepada manusia, dekat kapada surga dan jauh dari api neraka. Sedang orang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia,jauh dari surga dan dekat kepada api neraka.”
Bersabar dan berdoa. Toh, ibu mertua tidak sungguh-sungguh ingin kejam koreksi diri itu juga penting. Mungkin selama ini ada sikap anda yang membuat ibu mertua tidak berkenan. Jika anda bersabar, selalu bersikap positif terhadap ibu mertua, lama-lama ia pun akan lunak hatinya. (Alia/33/mei2005)










No comments:

Post a Comment