Thursday, March 25, 2010

8 PANDUAN DAHSYAT AGAR ANAK AMAN NGE-GAME ONLINE


Main game memang mengasyikkan. Industri game yang terus berkembang bahkan menemukan pasarnya di kalangan orang dewasa. Hasilnya, game kini tidak hanya jadi konsumsi anak-anak, tapi juga semua kalangan usia. Tak heran jika skala bisnis video game mencpai USD 18 miliar di seluruh dunia.

Dampak sosial dari game juga makin nyata terlihat. Anak-anak dan remaja makin familiar bermain game baik yang online maupun offline, lalu para orang tua pun bereaksi akan hal itu. Ada orang tua yang menilai game adalah hiburan yang menyenangkan, dan membuat anaknya makin kreatif. Tapi tak sedikit dari mereka khawatir dengan adegan gebuk-gebukan atau gambar syur yang nongol di game, khususnya game online.


Para peneliti juga berusaha menemukan kaitan antara adegan kekerasan di game dengan perilaku agresif para remaja. Christopher J. Ferguson, Ph.D., seorang profesor dari Texas A&M International University mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa kekerasan di game menyebabkan perilaku kasar di kalangan remaja. Meski begitu statistik kriminalitas federal menunjukkan bahwa kekerasan di kalangan remaja meningkat seiring makin tingginya konsumsi game berlabel M (Mature/Dewasa) di Amerika Serikat.

Meski masih abu-abu, para orang tua sebaiknya tetap mewaspadai buah hati yang mulai keranjingan game. Bagaimana pun juga, game bisa menyebabkan kecanduan. Dan perilaku mencandu tidaklah baik, apapun obyeknya. Berikut adalah 8 panduan untuk menghindarkan anak dari dampak buruk game, termasuk game online :
-
  1. Beri jatah waktu yang jelas untuk bermain game. Misalnya, main game hanya boleh dilakukan maksimal selama 2 jam/hari, sisanya adalah waktu untuk anak-anak belajar, beristirahat, dan mengerjakan tugas-tugas di rumah.
  2. Pilih game yang sesuai usia. Hindari game khusus dewasa!
  3. Dampingi anak saat bermain game. Lakukan diskusi tentang game yang dimainkan agar interaksi orang tua dengan anak tetap terjaga.
  4. Jika anak Anda suka bermain game online, ingatkan mereka untuk tidak memberi informasi personal pada orang tak dikenal.
  5. Jika game dilengkapi fasilitas chatting, batasi penggunaan fasilitas tersebut hanya pada kondisi tertentu saja.
  6. Waspadai kemungkinan cyberbullying yang bisa saja terjadi di game online. Beri tahu anak Anda untuk segera melapor jika sesuatu yang aneh dan tidak menyenangkan.
  7. Pada game online, bisa saja muncul informasi yang mengajak anak Anda untuk bergabung di sebuah situs. Tekankan pada mereka untuk tidak sembarang bergabung tanpa persetujuan orang tua. Atau jika Anda mengijinkan, dampingi anak Anda saat bergabung ke situs tersebut.
  8. Orang tua harus menjadi kunci dalam melakukan pengawasan (jangan sampai berlaku sebaliknya). Untuk itu bekali diri Anda dengan informasi tentang dunia game online dan Internet.
Sumber: www.connectsafely.org, 19 Maret 2010 dan www.internetsehat.org

No comments:

Post a Comment