Gangguan berupa bisul, peradangan, apalagi bejolan pada payudara senantiasa bikin cemas setiap wanita. Gangguan itu tidak selalu arah pada kanker atau tumor ganas, tetapi kelainan nonkanker itu juga perlu segera ditanggulangi agar tidak berkembang menjadi lebih berat.
Salah satu gangguan payudara yang acap menyerang wanita sehabis melahirkan adalah mastitis yakni infeksi pada jaringan kelenjar payudara yang kadang kala juga mengenai jaringan lunak sekitarnya.
Gangguan yang terasa amat nyeri ini sering terjadi pada minggu kedua atau ketiga pasca melahirkan. Tetapi dapat juga muncul setaip selama masa laktasi (menyusui). Jika tidak segera disembuhkan, gangguan ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih berat, yaitu abses payudara.
Ibu yang terserang mastitis akan mengalami gejala klinis berupa demam tinggi (38,5 derajat celcius atau lebih) desertai menggigil, badan terasa lemah, daerah payudara membengkak kemerahan, nyeri hebat dan terasa hangat kalau diraba.
Meastitis yang sering timbgul pada masa nifas dini ini antara lain disebabkan oleh salah posisi bayi sewaktu menyusui pada ibunya. Hal ini dapat menyebabkan trauma (luka) pada putting susu dan pengaliran ASI yang buruk diikuti tersumbatnya saluran kelenjar yang berakibat terjadinya infeksi kelenjar.
Bisa juga akibat pemakaian BH yang terlalu ketat, atau tindakan menekan payudara yang terlalu keras dengan maksud agar bayi dapat bernapas leluasa sewaktu menyusu.
Organisme penyebab mastitis adalah Escherichia coli atau streptococcus aurenus beta haemolyticus. Namun yang paling sering sataphylococcus aureus.
Untuk mengatasi gangguan mastitis, payudara harus dikosongkan dari ASI dengan cara tetap menyusui si bayi sekalipun taruhannya si ibu merasakan nyeri. Namun rasa nyeri bisa dihilangkan dengan mengompresnya pakai air hangat. Para ibu juga tidak perlu khawatir untuk terus menyusui bayinya karena air susu ibu yang sedang terkena mastitis tidak akan
membahayakan si buah hati. Paling-paling si bayi akan menolak menetek karena terganggu aliran ASI yang kurang lancar. Pengosongan ASI bila pula dilakukan dengan menggunakan pompa payudara atau pemerasan manual dengan tangan secara perlahan-lahan.
Kalau memriksakan diri ke dokter, biasanya akan diberi obat parasetamol untuk menurunkan panas serta menghilangkan rasa nyeri; selain antibiotic seperti flukloksasilin atau roksitromisin untuk membasmi organisme penyebab infeksi.
Apabila mastitis sering terjadi (mastitis rekuren) biasanya ada faktor lain, seperti akibat kekurangan zat besi karena asupan gizi yang buruk pada si ibu. Masalah in dapat di atasi dengan lebih dulu menjalani pemeriksaan hemoglobin. Kalau ternyata terdapat kelainan anemia pengobatan dengan konsumsi tablet zat besi akan diambil sekaligus untuk memperbaiki gizi sang ibu.
Kelainan yang bukan benjolan
Selain mastitis, gangguan pada payudara yang sering merisaukan kaum wanita yang sedang menyusui ialah terjadinya penggumpalan air susu yang mengeras, yang dinamai galactocel. Tindakan medis yang diperlukan untuk mengatasinya adalah dengan penyedotan atau bembedahan kecil untuk dibersihkan, ada lagi galactorrhea yakni pengeluaran air susu atau laktasi air susu yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan ataupun pada masa menyusui.
Timbulnya keabnormalan ini biasanya berhubungan dengan kadar hormone estrogen yang berlebihan dalam tubuh atau kelebihan produksi zat prolactin (hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar di bawah otak yang menstimulasi produk air susu). Atau bisa juga disebabkan oleh tumor atau keabnormalan lain yang terjadi pada kelenjar tersebut.
Kelainan ini bisa juga karena komplikasi penyakit ensefalitis (radang selaput otak), terapi obat-obatan tertentu, sehaabis operasi,m dll. Cara menanggulanginya anrara lain dengan menormalkan kadar wstrogen dan progesterone. Bila sampai terjadi kelainan pada ibu menyusui ini, biasanya warna air susunya bening kahijauan dan tentu saja berkualitas rendah.
Rasa cemas juga melanda mereka yang tidak sedang hamil ataupun menyusui bila daru putting susu tiba-tiba keluar suatu cairan dalam bentuk dan warna tidak normal. Gangguan yang dinamai intraductial papilloma ini bisa terjadi akibat pembengkakan pembuluh darah di sekitar putting. Bila hal ini terjadi, hendaknya penderita segera ke dokter untuk diperiksa lebih teliti, agar dapat segera di tanggulangi bila ditemukan adanya kelainan yang berhubungan dengan keganasan.
PEMERIKSAAN RUTIN
Bila dalam bentuk benjolan
Tidak kurang bikin risau tentu timbulnya benjolan yang bukan disebabkan oleh faktor keganasan tetapi akibat kondisi hormonal yang tidak seimbang. Tumor jinak ini kebanyakan dialami wanita usia 20-50 tahun. Kondisi hormonal yang tidak seimbang yang memunculkan benjolan ada kalanya karena faktor bawaan atau menjelang masa menopause sehingga sulit dicari penyebabnya.
Cara mengenali tumor pada payudara bisa dengan melakukan tindakan pemeriksaan sendiri (SADARI) yakni perabaan dengan tangan saat mandi atau berbaring. Namun tentu saja untuk mengetahui jenis tumor yang lebih teliti sebaiknya dengan pemeriksaan mamografi atau biopsy. Pada umunya dokter akanmenganjurkan agar tumor segera dibuang dengan cara pembedahan. Sebab kalau sudah membesar, bisa mengganggu kesehatan kita.
Berbagai benjolan yang bersifat kistik (membulat) antara lain cyctic breast disease. Ia berupa benjolan lebar yang lunak, berisi cairan dan sering kali tumbuhnya di bagian atas payudara. Kista ini timbul antara lain karena penyumbatan saluran keluar kelenjar susu. Dalam keadaan tegang, kista ini lebih mudah dirasakan sebagai benjolan bulat dan padat. Kelainan ini bis amenyebabkan rasa sakit pada putting maupun seluruh bagian payudara. Jumlah kista bisa satu, bisa beberapa pada satu atau kedua payudara. Bisa juga terasa adanya penebalan pada jaringan lemak yang lunak akibat timbulnya benjolan lemak. Biasanya terhadap kasus ini dilakukan tindakan pembedahan dengan yang tentu meninggalkan bekas. Besar-kecilnya tentu saja tergantung besar-kecilnya bekas luka operasi pembedahan.
Kalainan kistik lainnya yang serupa adalah blue dome cyst. Sifat benjolan ini lunak tetapi tidak jelas bentuknya. Tumor ini jinak seperti ini bisa kambuh kembali walau sudah diangkat. Tumor jinak yang paling sering dijumpai adalah fibrocystic. Jumlah benjolan bisa hanya satu, bisa pula banyak dan kecil-kecil. Bentuknya bulat dan lunak, kalau ditekan seakan “lari-lari” menghindar. Biasanya terasa sakit atau nyeri menjelang masa haid.
Tumor dengan benjolan kecil yang keras, tetapi tidak berpindah-pindah kalau dipencet, juga dijumpai. Jumlahnya bisa 10-20 benjolan atau satu saja tapi besar. Tumor yang dinamai fibroadenoma ini banyak menyerang wanita berusia 20 tahunan yang belum menikah. Benjolan ini tidak ada hubungannya dengan masa haid, dan tidak terasa sakit tapi harus segera dibuang melalui pembedahan.
Benjolan serupa adalah sclerosing adenosis, yang timbulnya juga akibat pembesaran jaringan ataupembuluh epitel payudara. Sifatnya menetap, tidak keras, tetapi juga agak nyeri menjelang haid.
Tumor jinak lainnya disebut mastopati, umumnya tersebar di kedua payudara. Jaringan kelenjar di tempat ini kompak sehingga payudara terasa keras dan menimbulkan rasa sakit setempat. Timbulnya mastopati dipengaruhi ketidakseimbangan hormone wanita. Pada beberapa wanita yang sedang mengalami masa peralihan ke masa menopause, mastopati menjadi lebih parah.
Jangan menunggu sampai ganas
Dari sejumlah tumor jinak tadi, cysosarcoma phyllodes perlu mendapat perhatian khusus. Benjolan ini memang tidak terasasakit tapi cepat sekali membesar, sehingga harus diobati sampai tuntas sebelum berubah sifatnya menjadi ganas alias menjadi kanker.
Semacam kanker yang langka adalah penyakit paget, yang terjadi pada saluran susu putting. Meskipun tumor tidak teraba, reaksinya terlihat pada putting, antara lain putting tampak kemerahan atu bersisik seperti terkena aksem. Pengobatan seperti pada kasus kanker peyudara yakni operasi, radiasi atau kemoterapi.
Bila payudara sehat terkena benturan keras akibat kecelakaan, misalnya, benturan itu bisa mengakibatkan terjadinya luka atau peradangan dibawah kulit peyudara yang mengakibatkan tumbuhnya benjolan berwarna kebiruan. Namun, benjolan karena benturan yang disebut fat necrosis ini sering kali sulit dibedakan dengan yang bersifat ganas, sebab itu, perlu sekali segera diperiksa oleh dokter untuk diteliti lebih lanjut.
Apapun benjolan ataupun kelainan pada payudara atau di sekitarnya hendaknya segera dikonsultasikan ke dokter dari pada harus terus-menerus cemas memikirkan apabentuk kelainan atau gangguan tersebut. Biasanya dokter menyelidiki lebih lanjut dengan mewawancarai pasien tentang riwayat kelainan yang dialami.
Begitu banyak kelainan non kanker pada payudara yang benar-benar memerlukan pemeriksaan lebih teliti. Semakin sepet ditanggulangi, semakin cepat pula bahaya dapat dicegah.
INTISARI (kumpulan artikel kesehatan)