WASPADAI ANCAMAN ENTEROVIRUS 71 !
Di China saat ini sedang berkembang wabah enterovirus 71 (EV 71). Penyakit itu khusus menyerang anak di bawah usia lima tahun. Kini anak yang terinfeksi itu telah mencapai sekitar 12 ribu, 28 diantaranya meninggal dunia. Masyarakat kita hendaknya waspada sebab penyakit yang disebabkan virus itu bisa saja menjalar ke Indonesia.
Enterovirus 71 merupakan penyakit yang menyerang kaki, tangan, dan mulut. Sebelumnya, penyakit ini juga pernah mewabah di Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Hanya kejadian di China ini tergolong yang paling parah.
Menurut Wakil Kepala Biro Kesehatan Guangzhou, Tang Xiaping, seperti dikutip Xinhua, China beberapa waktu lalau, kasus Enterovirus 71 di Propinsi Zhejiang, terdapat 101 kasus pada 2005, 793 kasus pada 2006, 1.607 kasus pada 2007 dan 1.198 ksus selama 2008. sementara di Provinsi Anhui jumlah anak-anak yang terinfeksi mencapai 6.529 kasus anak terinfeksi Enterovirus 71.
Kejadian luar biasa yang merenggut korban 28 anak itu membuat Kementerian Kesehatan China mengeluarkan perintah siaga nasional. Fenomena itu harus diantisipasi dengan cepat dan cermat oleh masyarakat kita. Mungkin saja wabah itu bisa menjalar ke Indonesia. Pengalaman membuktikan penyakit flu burung di Indonesia juga diawali di China.
HANYA MENYERANG ANAK
Menurut dr. Sri H Andayani, SpA, Enterovirus 71 merupakan penyakit khas menyerang anak berusia di bawah lima tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus, karena mereka memiliki system kekebalan tubuh cukup baik dibandingkan anak.
Penyakit ini disebut Enterovirus 71 disebabkan oleh penyebaran virus Enterovirus nomor 71. banyak jenis enterovirus, tetapi yang paling berbahaya adalah Enterovirus 71.
Enterovirus 71 akan menimbulkan keluahan berupa lluka seperti cacar air yang terjadi di telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa mulut. Gejala penyakit ini diawali dengan demam tinggi diikuti nyeri tenggorokan akibat adanya peradangan, sulit makan dan minum karena adanya luka disekitar mulut. Pada saat bersamaan sering pula muncul keluhan serupa di telapak tangan dan kaki.
Serangan entrovirus 71 lebih berbahaya bila virus itu bergenotipe C. birus jenis itu bisa mengakibatkan komplikasi berupa peradangan selaput otak dan edema paru ( adanya cairan dalam paru). Angka kematian mencapai 14 % bagi pasien yang menderita radang selaput otak atau edema paru.
Munculnya komplikasi itu sangat tergantung dari daya tahan tubuh anak dan cepat tidaknya anak mendapatkan penanganan medis. Selama daya tahan tubuh anak baik dan segera mendapat pertolongan, risiko komplikasi bisa ditekan.
Itulah sebabnya ketika diketahui balita menderita gejala Enterovirus 71, sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk memastikan seorang anak terkena enterovirus 71 bisa dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap tinja penderita. Virus itu memang tersebar di tinja. Sayangnya pemeriksaan hanya bisa dilakukan di Amerika Serikat. Dalam menegakkan diagnosis penyakit itu selama ini hanya berdasarkan gejala klinis seperti tersebut diatas.
MUDAH MENULAR
Penyakit Enterovirus 71 mudah menular. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang, yaitu melalui air liur, udara pernafasan, ingus pilek, dan tinja. Sedangkan penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makan, dan mainan yang terkontaminasi oleh cairan yang mengandung virus.
Penyebaran penyakit ini dapat terjadi dari anak ke anak. Misalnya, di sekolah, anak sedang bermain bersama, atau ditempat penitipan anak. Enterovirus tidak ditularkan dari orang dewasa ke anak, atau dari anak ke orang dewasa sebab orang dewasa kebal terhadap penyakit ini.
Penyakit yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang tinggal di daerah padat ini sering terjadi pada musim panas, sebab pada musim itu debu beterbangan ke mana-mana. Mungkin saja birus entrovirus yang ada di tinja menempel dalam debu terbawa oleh angina dan menempel di baju, handuk, makanan, dan minuman. Baju atau handuk itu bila digunakan oleh anak, demikian juga makanan atau minuman bila dikonsumsi anak-anak menyebabkan mereka tertular virus. Jika daya tahan tubuh anak kebetulan kurang baik, virus itu akan menimbulkan infeksi.
PENANGANAN
Karena penyebab penyakit ini adalah virus, maka tidak ada obat khusus. Obat antibiotic tidak perlu diberikan kecuali disertai peradangan selaput otak. Penanganan yang dilakukan sifatnya suportif, yakni memeberikan dukungan agar kondisinya tidak semakin parah. Dalam waktu satu minggu penyakit itu akan sembuh. Penanganan suportif itu antara lain :
• Jaga jangan sampai kekurangan cairan.
Karena terjadi luka disekitar mulut, anak sering tidak mau minum. Kondisi itu membuatnya kekurangan cairan sehingga kesehatannya semakin memburuk. Karena itu meski menolak, usahakan anak minum. Minum tak harus banyak sekaligus, sedikit-sedikit saja tetapi sering.
• Perhatikan nutrisi
Anak biasanya juga sulit makan. Tetapi jangan biarkan dia tidak mau makan, agar tidak kekurangan nutrisi. Menyiasatinya, buatlah makanan lembut. Nasi, sayur, dan lauk bisa di blender sehingga anak tak harus mengunyah saat makan.
• Istirahat cukup
Anak yang terserang virus sebaiknya tidak sekolah dulu sampai melepuhnya kering. Dia perlu istirahat cukup. Sarankan padanya agar lebih banyak tidur. Istirahat cukup terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuhnya. Dengan daya tahan tubuh yang baik kesehatan anak berangsur-angsur akan membaik.
• Dipisahkan dari yang lain
Anak pengidap penyakit ini sebaiknya juga dipisahkan dari kakak dan adiknya agar anak yang lain tidak tertular. Letakkan pakaian, handuk, tempat makan dan minum, serta mainan dalam ruangan khusus sehingga tidak dipakai anak yang lain. Orang tua yang habis menggendong atau berkutat denan anak yang sakit sebaiknya berganti pakaian dan mencuci tangan jika akan meggendong anak yang sehat.
• Kumur larutan garam
Mintalah si penderita berkumur larutan garam tiga kali sehari. Membuat larutan itu, ambil satu sendok makan, garam, masukkan dalam satu gelas air putih hangat, aduk, dan gunakan kumur. Larutan ini akan mempercepat kesembuhan luka disekitar mulut. KARTINI
MENCEGAH TERTULAR ENTEROVIRUS 71
Bila dalam sekolah atau penitipan anak diketahui ada anak yang memiliki gejala seperti itu segera laporkan pada kepala sekolah atau pengurus penitipan anak agar segera dilakukan pencegahan penularan.
Hindari anak pinjam-meminjam sendok, cangkir, garpu, handuk, pakaian, lap muka, kaus kaki, sepatu, mainan, dan sikat gigi.
Sarankan anak selalu mencuci tangan menggunakan sabun bila akan makan agar makanan tidak tercemar virus yang menempel di tangan.
Ppenyakit ini sering muncul di permukiman padat penduduk. Karena itu jaga kebersihan lingkungan dengan baik. Jangan biarkan air menggenang di sekitar rumah. Barang-barang yang tidak dipakai sebaiknya dibuang. Lap meja, kursi, jendela, dan berbagai barang lain upayakan bersih dari debu. Perhatikan ventilasi rumah agar sirkulasi udara lancar. |
No comments:
Post a Comment