Sunday, July 10, 2011
KIAT BERHAJI BAGI PENDERITA DIABETES
Menunaikan ibadah haji, wajib hukumnya bagi umat Islam yang mampu dari segi keimanan, keuangan, keamanan dalam perjalanan, dan tak kalah penting, kesehatan. Dengan persiapan matang, penyandang diabetes pun bisa nyaman memenuhi panggilan menjadi tamu Allah di Mekah.
Untuk menyongsong datangnya Idul Adha para calon jamaah haji dari Indonesia pasti sudah mulai mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tanah Suci. Bahkan, sudah ada yang meninggalkan Tanah Air.
Dalam menjalankan ibadah haji, ada beberapa rangkaian kegiatan yang memerlukan ketahanan fisik yang baik. Juga dibutuhkan tubuh yang kuat. Bagaimana dengan para penderita diabetes?
Diabetes bukan alangan bagi seorang Muslim untuk menunaikan ibadah haji. Yang penting, persiapan diri yang baik.
Control gula darah
Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang ditandai oleh tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi bisa karena hormone insulin tubuh kurang atau kerja dari hormone ini yang terganggu., bisa juga karena kedua sebab itu.
Hormone insulin diperlukan tubuh dalam proses metabolisme glukosa. Bila jumlahnyakurang atau kerjanya terganggu, maka tidak semua zat gula dapat diolah dengan baik sesuai kebutuhan. Akibatnya, terjadi penumpukan gula di dalam darah, kadar gula darah pun meningkat.
Kadar gula terlalu tinggi kalalu sudah melewati batas ambang ginjal dan sebagian gula itu akan keluar bersama kencing atau urine penderita. Tak heran dikalangan masyarakat penyakit ini dikenal sebagai penyakit kencing manis.
Penyakit ini memang tidak bisa sembuh, tapi dapat dikontrol untuk mencegah atau menunda timbulnya komplikasi kronis. Selain itu juga mencegah terjadinya komplikasi akut berupa hipoglikemi dan hiperglikemi. Kedua keadaan itu termasuk keadaan gawat yang perlu pertolongan segera dan bisa mengancam jiwa.
Aktivitas tinggi
Padahal ibadah haji memerlukan ketahanan fisik prima. Untuk thawaf dan saĆ misalnya, seorang jemaah akan menempuh jarah 4-5 km. makin jauh jarah dari Ka’bah saat thawaf, makin besar pula lingkaran yang harus dikitari. Berarti, makin jauh pula jarak yang harus ditempuh. Apalagi dalam suasana ramai dan padat, bisa saja seorang jemaah terdesak oleh jemaah lainnya.
Jarak pondokan jemaah dengan masjid bisa mencapai 0,5-1 km, bahkan lebih. Kalau dalam sehari anda pulang –pergi ke masjid sebanyak 3-5 kali untuk salat jamaah, bisa dihitung sediri berapa jarak yang harus di tempuh. Belum nanti saat pelaksanaan puncak ibadah haji, ketika anda akan melontar jumrah di Mina.
Jarak antara tempat melontar dan kemah jemaah sekitar 2.5 km berarti pulang pergi anda akan berjalan 5 km. anda akan berada di Mina selama tiga hari untuk yang mengambil nafar awl atau empat hari untuk yang mengambil safar tsani.
Semua itu memerlukan tenaga ekstra melebihi tenaga yang biasa anda keluarkan sehari-hari. Dengan pengerahan tenaga tambahan ini berarti diperlukan tambahan kalori dalam makanan.
Bagi penderita diabetes hal itu perlu diperhatikan. Jumlah kalori yang masuk dan keluar harus seimbang. Ini penting, agar anda jangan sampai jatuh dalam keadaan hipoglikemi.
Hipoglikemi (keadaan dimana kadar gula darah sangat rendah) dapat mengancam jiwa, bila tidak cepat tertolong. Keadaan itu dapat dikenalidaru gejala-gejala yang timbul. Seperti keluar keringat dingin, tangan gemetar, rasa lapar, lemas, jantung berdebar-debar, seperti bingung, kesadaran menurun, sampai pingsan, terkadang disertai kejang.
Saat itu penderita diabetes harus segera mendapat pertolongan. Yang pertama, diberi gula selama penderita masih sadar dan bisa minum. Kemudian penderita mendapat makanan yang banyak mengandung karbohidrat , seperti roti, nasi. Tujuannya, menjaga agar kadar gulanya tidak turun kembali.
Penderita yang pingsan harus segera dibawa ke rumah sakit atau diminta bantuan dari pos kesehatan terdekat. Biasanya, ia akan mendapat suntikan glukosa 40% langsung ke dalam pembuluh darah vena.
Untuk mencegah kejadian itu, setiap penderita diabetes dianjurkan selalu membawa tablet gula atau permen. Tablet atau permen dapat digunakan segera sebagai pertolongan pertama bila timbul gejala hipoglikemi.
Ada beberapa keadaaan yang menjadi penyebab hipoglikemi. Pertama, peningkatan aktivitas fisik yang banyak tanpa diikuti asupan makan dalam jumlah yang seimbang atau cukup. Kedua, jumlah makanan yang disantap, kurang dari kebutuhan kalori yang dibutuhkan, sedangkan obat diabetes tetap diminum dalam dosisi yang sama. Ketiga terlambat makan.
Bagaimana mencegahnya? Berhubung dengan diet, misalnya dengan aktivitas sedang anda mungkin hanya membutuhkan diet sekitar 1700 kalori perhari. Pada saat melaksanakan ibadah haji dengan peningkatan aktivitas, yang berarti pengeluaran energinya jauh lebih besar, diet bisa menjadi 1900-2500 kalori.
Komposisi makanannya tetap sama. Yakni karbohidrat 60-70% dari total kalori, protein 10-15% dari total kalori, lemak 20-25% dari total kalori.
Untuk karbohidrat bisa dipilih atau diganti-ganti sesuai dengan selera. Bisa nasi, mi, roti, ubi, kentang, atau makanan lain sejenis. Begitu pula protein, apakah ayam, ikan, daging, telur, atau tempe.
Sayur dan buah sangan dianjurkan. Buah manis, seperti apel, pisang, atau mangga. Kalorinya dapat dihitung sebagai tambagahn. Sebelum berangkat, sebaiknya ada berkonsultasi dulu dengan dokter atau ahli gizi mengenai penataan porsi makanan itu.
Saat menjalankan ibadah haji, perlu diingat untuk makan pada waktunya. Jangan mengundur-undur waktu makan, sesibuk apapun anda, agar tidak mengalami hipoglikemia. Makanlah dalam jumlah cukup dan bergizi, walau rasa makanan disana mungkin kurang sesuai dengan lidah kita.
Fisik kuat dapat dari latihan dan perawatan yang baik. Maka, sejak sekarang, usahakanlah agar kadar gula darah anda terkontrol baik. Caranya, dengan menjaga dan menata makanan sesuai kebutuhan, olahraga yang cukup danteratur, serta makan obat sesuai petunjuk dokter.
Cadangan obat
Beri tahu teman sekamar atau seperjalanan kalau anda penderita diabetes. Tujuannya agar mereka bisa membantu bila tiba-tiba anda merasa lemas atau pingsan. Beri tahu juga gejala-gejala hipoglikemi dan pertolongan apa yang dapat mereka berikan.
Bila anda memakai obat, bwalah obat dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan selama berada di Arab Saudi dan diperjalanan. Hitung pula lama hari perjalanan yang harus ditempuh.
Lebih baik membawa obat dalam jumlah berlebih sebagai cadangan ekstra daripada nanti kekurangan. Alasannya, jadwal keberangkatan pesawat, terkadang bisa berubah. Lagi pula mencari obat yang sama di Arab Saudi belum tentu semudah mencarinya di kota Anda.
Guna kelancaran pemeriksaan barang di bagian imigrasi Arab Saudi, mintalah surat keterangan dari dokter anda. Isinya penjelasan mengenai obat-obatan yang anda bawa dan perlukan. Jangan lupa membawa jarum suntik.
Perhatikan pula cara menyimpan obat dengan benar. Bawalah obat di tempat yang mudah dijangkau, misalnya tas jinjing. Demikian pula bila membawa glukometer (pemantau gula darah), agar dapat diambil dengan cepat jika sewaktu-waktu diperlukan.
Sepatu dan makanan kecil
Perbedaan cuaca merupakan tantangan lain. Iklim di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia. Pada musim dingin udara disana sangat dingin. Suhu terendah bisa mencapai 2 derajat celcius.
Musim dingin berlangsung mulai Januari-Maret. Jadi, setiap jemaah haji harus siap dengan pakaian tebal.
Penderita diabetes yang sudah mengalami komplikasu di kaki perlu berhati-hati. Suhu dingin dapat meperparah keadaan bila aliran darah ke kaki mengalami gangguan. Kaki harus tetap dalam kehangatan suhu optimal. Jangan biarkan kaki anda menderita karena dingin.
Perhatikan pula, pemakaian sepatu. Kaki penderita diabetes retan infeksi. Kulit pecah atau lecet kena sepatu dapat berkembang menjadi infeksi. Bila tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan komplikasi lebih parah.
Pakaialah sepatu yang sudah biasa dan nyaman dipergunakan. Ingat, anda akan menempuh perjalan cukup panjang. Anda akan berada dalam pesawat 8-12 jam. Duduk dalam waktu lama dapat menghambat sirkulasi darah ke daerah kakai. Usahakan dalam jangka waktu tertentu anda menggerak-gerakkan sendi kaki, meluruskan lutut, berjalan-jalan di lorong.
Dipesawat anda akan mendapat jatah makan pagi, siang, atau malam sesuai jadwal keberangkatan kloter anda. Namun ada baiknya membawa bekal roti atau makanan kecil lain untuk pengganti kalau kebetulan makanan di pesawat tidak cocok dengan selera. Ini penting, agar anda tidak mengalami hipoglikemi.
Makanan kecil dan minuman juga bermanfaat saat anda sedang menunggu di ruang pemeriksaan dokumen bisa berlangsung cepat, tapi bisa juga cukup lama tergantung jumlah jemaah yang dating saat itu,. Kalau cepat pemeriksaan bis 1-2 jam. Kalau lama, bisa sampai 5 jam. Diruang tunggu pemeriksaan tidak ada kantin utnu belanja, anda juga tidak bisa keluar sebelum pemeriksaan selesai.
Perjalanan menuju Arab Saudi adalah perjalanan menuju arah barat. Waktu Arab Saudi (WAS) berselisih 4 jam dengan WIB, dan 6 jam dengan WIT. Kalau pesawat anda mendarat pagi hari saat matahari baru terbit sekitar pukul 06.00 WAS, berarti waktu Indonesia sudah pukul 10.00.
Anda perlu memperhatikan perubahan ini untuk menata jadwal makan yang sesuai. Selisih waktu 4 jam dapat diselingi dengan makan kecil sebelum jatah waktu makan pagi dating. Jangan sampai ada waktu makan yang terlewati atau jarak waktu makan yang terlalu panjang. Jangan sampai gula darah anda turun lebih rendah.
Dengan persiapan matang dan pelaksanaan yang tertib, insyaallah semua berjalan lancer, selamat berhaji!
CARI MAKAN SAAT BERHAJI? GAMPANG!
Seolah sudah jadi mitos, jika berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji, kita pasti akan kesulitan mencari makanan yang sesuai dengan selera. Maka, asykar alias polisi di Bandara King Abdul Aziz, Jedah, tidak lagi heran melihat kopor jemaah Indonesia yang sarat dengan makanan, kering maupun basah. Ada abon, rending, kering tempe atau kentang, bahkan sayuran dan terasi. Jeriken yang sedianya akan diisi air zamzam pun dimanfaatkan dulu untuk membawa beras 5 lt!
Namun, kendala itu tidak kami alami ketika menunaikan ibadah haji pada 1998. Pasalnya, oleh pemerintah Arab Saudi sebenarnya para jemaah haji Indonesia sudah diatur agar dekat dengan sarana belanja.
Saat di Mekkah kami menginap di Misfalah. Bagian depan pemondokan itu merupakan pasar tradisional. Percaya atau tidak, berbagai sayuran dan buah dijual di sana, dengan kisaran harga buah 5-6 real per kg. bayam, kangkung atau sayuran ikat sejenis dijual 1 real. Tomat, cabe, wortel, bawang merah pun ada. Jadi, kami sempat juga membuat sambal terasi, kebetulan ada yang membawa cobek mini.
Diseputar pondokan juga banyak swalayan mini, took atau warung kelontong. Barang dagangannya pun beragam, sampai krupuk mentah asli Sidoarjo pun ada!
Warug makan pun bervariasi. Ada roti Arab, roti Prancis, kebab isi daging sapi atau unta plus tomat dan seladanya. Bahkan, rumah makan India atau Bangladesh selaludiwarnai antrean para pembeli. Bagi penggemar nasi uduk, makan hidangan Turki dapat mengobati kerinduan. Malah nasinya terasa lebih gurih, apalagi ditambah salad dan ayam bakar lezatnya.
Ditengah pasar tradisional Madinah, ada satu restoran Bangladesh yang hinggakini selalu jadi tujuan. Menunya, ayam panggang yang bumbunya meresap sampai ke tulangnya. Disajikan dalam keadaan baru dipanggang plus nasi kebuli yang tak kalah sedap.
Jadi, selama berhaji rasanya kita tidak perlu khawatir akan kesulitan mencari makanan, bukan?
Sumber : Intisari
Labels:
Tips Bunda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment