Thursday, August 19, 2010

MANFAAT PUASA (BONUS PUASA BAGI RAGA)




Banyak manfaat kesehatan yang bisa dipetik dari puasa.

Puasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. Begitu bunyi penggalan hadist Nabi Muhammad SAW. Hadits tersebut menjanjikan mafaat puasa untuk kesehatan tubuh. Meski tujuan puasa Ramadan pada hakikatnya adalah mencari pahala dan ridla Allah, bonus kesehatan yang ditawarkan puasa tentu sayang bila dilewatkan.


Mendukung hadits yang diungkapkan Rasullah seribuan tahun lampau itu, hasil-hasil penelitian terkini membuktikan bahwa puasa memang menyehatkan tubuh. Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, dr Tirta Prawita Sari, dalam sebuah diskusi jelang Ramadan di Jakarta beberapa waktu lalu, mengungkapkan sejumlah penelitian ilmiah tentang puasa.

Menurutnya, sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik. Seperti kata Plato bahwa puasa adalah obat sakit fisik dan mental.

“Philippus Paracelsus mengatakan “Fasting is the freatest remedy the physician within!” puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulangi penyakit, bahkan di Amerika ada pusat puasa yang diberi nama Fasting Center International Inc,” jelas Tirta.

Tirta melanjutkan, sejumlah hasil penelitian terkini antara lain dilakukan dr Allan Cott dari Amerika yang menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai Negara. Melalui sebuah buku berjudul Why Fast, Cott membeberkan berbagai hikmah puasa. Antara lain, membuat kita merasa lebih baik secara fisik mental, terlihat dan merasa lebih muda, membersihkan badan, menurunkan tekanan darah dan kadar lemak, lebih mampu mengendalikan libido, mengendurkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi indrawi, dan memperlambat proses penuaan.

Ilmuwan lain, Direktur Bagian Diet RS Jiwa MOskow dr Yuri Nikolayev, menilai efek puasa yang membuat awet muda sebagai penemuan terbesar abad ini.

Direktur Medical Center of Marin dr Elson M Haas percaya bahwa puasa adalah the missing link ( bagian yang hilang) dalan diet di dunia Barat. Kebanyakan orang Barat makan terlalu banyak dengan protein dan lemak berlebihan. “ Ia menyarankan penerapan gizi seimbang dan puasa, karena puasa bermanfaat sebagai sarana detoksifikasi ?purifikasi dan peremajaan sel,” kata Tirta.

Dokter Ahmad al_Qadhi dan dr Riyadh al-Bibabi bersama rekannya di Amerika pernah melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa selama Ramadan. Hasil penenlitian itu menunjukkan pengaruh positif puasa yang cukup signifikan terhadap sisitem kekebalan tubuh. Indicator fungsional sel-sel getah bening (limfosit) membaik hingga sepuluh kali lipat. Walaupun jumlah keseluruhan sel getah bening tidak berubah, persentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.

Dokter Riyadh Sulaiman bersama rekannya di RS Universitan King Khalid, Riyadh, Arab Saudi, pada 1990 melakukan penelitian pengaruh puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes tipe dua (pasien yang tidak tergantung pada insulin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan dan tidak memberipengaruh berarti pada penyakit diabetes di kalangan penderita tersebut.

sejauh ini puasa Ramadan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan control makanan serta obat-obatan,” ujar Tirta. MEDIA INDONESIA

No comments:

Post a Comment