Saturday, June 12, 2010
TBC
WASPADA TBC PADA SI KECIL
Hati-hati demam berkepanjangan disertai kurang nafsu makan dan bobot tubuh tidak kunjung naik pada anak. Apalagi bila setiap tidur malam si anak berkeringat padahal udara sedang tidak panas. Siapa tahu anak anda terserang flek paru-paru atau TBC.
Masyarakat awam kerap menyebut penyakit yang satu ini sebagai flek paru-paru padahal dalam kalangan medis dikenal sebagai penyakit tubercolusis atau TBC, hal itu ditegaskan Dr, Rita W, Sp.A, dokter spesialis anak, dari rumah sakit Bersalin Kartini, Jakarta.
Flek paru-paru atau TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tubercolusis. Bakteri tersebutlah yang menjadi biang penyebab penyakit TBC.
Lewat udara & susu
Penularan penyakit ini bisa melalui udara, percikan ludah saat batuk atau bersin ataupun makanan dan tempat makanan yang dipakai bersama-sama tanpa dicuci dulu setelah dipakai oleh penderita TBC.
Ada juga kemungkinan penyebabnya berasal dari susu yang diminum oleh sang anak, karena sempurna proses pasteurisasinya sehingga bakteri’ mycobacterium tubercolusisi’ yang bersarang pada susu tersebut manulari sang anak.
Ada beberapa gejala untuk mengetahui seorang anak menderita penyakit TBC menurut Rita. “gejala yang timbul pada anak jika terserang bakteri itu biasanya nafsu makan turun, berat badan tidak sesuai grafik kartu menuju sehat, demam terus-menerus selama lebih dari 1 bulan, atau bahkan anak sangat berkeringat setiap malam dan terus menerus”, jelas dokter spesialis anak jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini.
Imunisasi BCG
Menurut ibu dan anak ini, pencegahan yang paling efektif bagi anak yang dalam keluarganya ada yang menderita TBC, adalah sejak sedini mungkin anak harus diperiksakan ke dokter. Hal itu untuk mengetahui apakah si anak sudah terjangkit TBC atau belum. Jika dalam pemeriksaan diketahui anak belum tertular, maka hendaknya si anak segera diberikan imunisasi BCG.
Kadang meski sudah mendapat imunisasi BCG, anak juga masih dapat terjangkit TBC. Hal itu bisa terjadi karena daya tahan tubuh si anak yang masih rentan. Namun demikian dapat dikatakan penularan bakteri yang terjadi lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak menerima imunisasi.
Penyakit TBC tidak mengakibatkan penularan secara genetik artinya, jika si ibu terkena penyakit TBC maka secara otomatis sang anak akan tertular. Akan tetapi penularan bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan bila bakteri pada ibu penderita TBC sudah memasuki area pembuluh darah. Bakteri tersebut akan ikut terbawa melalui plasenta.
Menyerang organ lain
Bakteri TBC tidak hanya menyerang bagian paru-paru, tetapi juga menyerang bagian tubuh lainnya, seperti kulit, jantung, otak, dan tulang. Keadaan itu tentu saja sangat mengkhawatirkan apalagi bila terjadi pada anak-anak. Bila bakteri tersebut sudah sampai ke otak maka gejala yang muncul adalah panas sampai kejang. Dan, bila tidak ditangani maka anak akan menderita keterbelakangan mental, syaraf motoris lemah bahkan anak bisa sampai lumpuh.
Bila dari hasil pemeriksaan menunjukkan anak positif terserang TBC, maka perlu penanganan yang cepat sampai sembuh. Pihak medis biasanya akan memberikan obat untuk diminum hingga beberapa bulan, biasanya enam bulan sampai sembilan bulan tergantung berat ringannya penyakit.
Oleh karena itu, lanjut Rita, proses pengobatan TBC cukup panjang dan tidak boleh putus. Agar bakteri TBC dapat tuntas, maka kepatuhan dari para orang tua dan penderita mesti tinggi. Sebab biasanya karena gejala penyakit sudah sedikit berkurang , maka pengobatan akan berhenti. Padahal untuk dalpat memastikan bakteri sudah tidak ada perlu ada pemeriksaan laboratorium yang memastikannya.(IBU&ANAK NO 375)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment