Bunda perlu tahu penyebab cedera dan kematian pada bayi…..
I.SIDS ( SUDDEN INFANT DEATH SYNDROME )
Adalah sindroma kematian mendadak dan tidak terduga sama sekali, karena bayi sebelumnya tampak sehat. Kasus SIDS paling sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu sampai 4 bulan, dan kebanyakan terjadi ketika bayi berada di ranjangnya. Itu sebabnya, SIDS juga disebut crib death, walau bukan berarti bayi meninggal karena tidur di boks atau di ranjangnya.
PENYEBAB:
Penyebabnya belum diketahui pasti. Sejumlah penelitian di AS menunjukkan kasus SIDS banyak terjadi karena bayi di tidurkan tengkurap. Diduga posisi ini memberikan tekanan pada rahang, yang berakibat mempersempit jalan nafas. Ada juga dugaan, bayi tidak dapat bernafas karena hidung atau mulut tertutup benda lain di dalam boks seperti selimut, bantal, boneka dsb.
PENCEGAHAN:
- Bayi yang sedang tidur selalu letakkan dalam posisi terlentang, karena terbukti sebagai posisi yang paling aman untuk mengurangi resiko SIDS. Bila bayi tidur tengkurap harus selalu dalam pengawasan.
- Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Resiko SIDS meningkat jika kasur, sofa atau permukaan lainnya terlalu empuk, sehingga wajah bayi mudah “terbenam”.
- Pastikan wajah atau kepala bayi tidak tertutup apapun selama tidur.
- Jauh selimut dan kain apapun dari hidung dan mulut bayi. Selimut sebaiknya tidak lebih tinggi dari dada bayi.
- Jauhkan berbagai kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi.
- Pastikan kaki bayi berada di ujung ranjangnya. Hal ini mengurangi resiko wajahnya tertutup selimut.
- Pastikan setiap orang yang mengurus bayi anda mengetahui semua hal di atas, karena setiap kali bayi tidur mengandung resiko SIDS.
MAS yaitu sindroma bayi mengalami kesulitan bernafas sesaat setelah lahir.
PENYEBAB :
Didalam kandungan, bayi tersedak meconium (kotoran) yang bercampur dengan air ketuban . Cairan ini masuk ke paru-paru dan menghalangi jalan nafasnya sehingga bayi tidak dapat bernafas secara wajar.
Resiko bayi mengalami MAS meningkat jika :
- Bayi kekurangan oksigen saat dalam rahim.
- Ibu mengidap diabetes.
- Ibu mengidap darah tinggi.
- Cairan ketuban berwarna kehijauan dan ditemukan mekonium didalamnya.
- Kulit bayi berwarna biru, menunjukkan ia mengalami gangguan pernafasan.
- Bayi sulit bernafas, misalnya terengah-engah atau berhenti bernafas.
Kabar baiknya, gejala ini terlihat saat bayi dilahirksan. dokter akan segera membawa bayi ke NICU (Neonatal Intensive Care Unit), membantunya bernafas dengan bantuan mesin, dan menyalakan penghangat untuk menjaga suhu tubuhnya. Jika ditangani dengan cepat dan tepat, sindroma ini bisa disembuhkan.
III.SHAKEN BABY SYNDROME
Wahana kora-kora di dunia fantasi berayun tajam hingga membuat jantung nyaris copot. Bayangkan jika bayi mungil anda digoyang-goyangkan seperti itu. Alih-alih tangisannya berhenti, si kecil malah dapat mengalami cidera leher bahkan otaknya.
PENYEBABNYA:
Otak dan tulang leher bayi 0-3 bulan masih sangat lemah. sementara kepalanya berat dan sedikit lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya. Guncangan atau goyangan yang terlalu kuat membuat cairan otak dalam rongga kepala dapat berpindah tempat, jarinagn otaknya membengkak dan pembuluh darahnya bisa robek.
Biasanya bayi yang mengalami, Shaken Baby Syndrome akan mengalami, pendarahan otak, pendarahan mata, serta cedera pada urat syaraf tulang belakang atau leher. Sebagian bayi juga mengalami memar dan retak pada tulang rusuk.
PENCEGAHAN:
- Jangan panik saat bayi menangis. Timang-timang dengan lembut dan coba cari tahu penyebab tangisannya.
- Jika anda tidak tahan dengan tangisannya, Letakkan bayi didalam boks dengan aman. Tenangkan diri anda sejenak dengan pergi keluar kamar. Lalu segera kembali untuk menghampirinya.
- Jangan menggendong bayi saat tingkat emosi masih tinggi. Emosi yang meledak-ledak akan membuat anda tanpa sadar mengguncang-guncang sikecil.
- Ajarkan cara mengatasi tangis bayi pada pengasuh bayi anda.
- Tidak mampu mengunyah dan menelan.
- Tidak nafsu makan.
- Diam saja, tidak tersenyum atau mengeluarkan suara.
- Susah bernafas.
- Tidak sadar.
- Mata tidak fokus.
- Pupil mata tidak sama.
- Tidak mampu mengangkat kepala sendiri.
- Kaku.
- Kejang.
Sindroma ini jarang dialami bayi, biasanya terjadi pada anak usia 4 tahun keatas, namun tetap ada beberapa kasus pada bayi. Muncul berupa gangguan pembengkakan pada otak dan hati yang di tandai dengan kejang dan koma.
Kerusakan pada otak dapat menyebabkan sikecil mengalami gangguan bicara atau kecerdasan. Kerusakan hati akan menyebabkan munculnya rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbul warna kuning pada bagian putih mata, kuku dan kulit.
PENYEBAB:
Pemberian aspirin pada anak yang sakit karena virus seperti influenza tipe A dan B, atau cacar air. Namun bukan berarti anak yang sakit karena virus lalu diberikasn aspirin akan mengalami Syndroma Rey . Pemberian aspirin hanya akan meningkatkan resiko timbulnya sindroma ini. Karena itu kalangan dokter melarang pemberian aspirin pada anak yang sakit karena virus.
PENCEGAHAN:
Berikan parasetamol jika anak menderita sakit akibat virus, jangan berikan Aspirin.
SEGERA KE DOKTER BILA:
Anak menunjukkan gejala awal Syndroma Rey, seperti muntah, sulit tidur, gelisah, tangan dan kaki tidak bisa digerakan , dan tidak sadar. Dokter biasanya akan memberikan cairan elektrolit dan nutrisi yang seimbang.
(Dikutip dari: majalah ayahbunda)
No comments:
Post a Comment