Thursday, October 6, 2011

MENYIASATI KEJANG DEMAM




Kejang demam bukan epilepsi. Kenali gejalanya agar bisa diatasi dengan cepat dan tepat.

Kejang demam merupakan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu badan anak (demam tinggi). Perlu Anda tahu, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi. Ada anak yang sudah kejang pada suhu 38 derajat C, tapi ada pula yang baru kejang jika suhu badan mencapai 39 derajat C bahkan lebih.

Kabar baiknya, sebagian besar kejang demam tidak menimbulkan masalah serius. Dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.

Untuk itu, tak ada salahnya Anda perhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan kejang demam berikut ini.
  • Seorang anak yang terkena kejang demam, biasanya diawali dengan meningkatnya suhu tubuh.
  • Anak dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui termometer yang diletakkan di ketiak 37,2 derajat C, diukur melalui mulut atau telinga 37,8 deraja C, atau diukur melalui anus 38 derajat C (suhu normal antara 36-37 derajat C). Penting diketahui, Anda tak dianjurkan mengukur suhu hanya dengan menempelkan punggung tangan ke dahi anak.
  • Kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat, bola mata berbalik ke atas, gigi terkatup, dan kadang-kadang muntah.
  • Tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
  • Pada beberapa kasus, anak tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.
  • Setelah kejang, anak kadang terlihat mengantuk.
  • Yang perlu diketahui, intensitas waktu kejang sangat bervariasi, namun biasanya tidak berlangsung lama, hanya beberapa detik. Sangat jarang kejang demam berlangsung lebih dari 5 menit.
Jika kejang pada anak tak kunjung membaik, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Perlu Dilakukan Jika Anak Kejang

Jika anak mengalami kejang demam, sebaiknya Anda tetap tenang, lalu, lakukanlah hal-hal berikut.
  • Catat waktu kejangnya untuk dilaporkan pada dokter, jika perlu.
  • Agar anak tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak.
  • Tak perlu menahan mulut anak agar tetap terbuka dengan meletakkan sendok atau benda-benda lain di antara giginya. Hal ini dikhawatirkan justru akan membahayakan anak.
  • Miringkan posisi tubuh anak dengan kepala sejajar atau sedikit lebih rendah agar dia tidak menelan cairan muntahnya sendiri (karena bisa mengganggu pernapasannya).
  • Setelah anak benar-benar sadar, beri obat penurun panas (parasetamol atau ibuprofen). Jadi, sediakanlah obat penurun panas dan obat anti kejang yang telah diresepkan dokter anak.
  • Bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.
Segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut , jika:
  • Kejang berulang atau berlangsung sampai lebih dari 5 menit.
  • Anak tidak sadar setelah kejang berakhir.
  • Anak sulit bernapas.

Pencegahan Kejang Akibat Demam

Jika ada riwayat kesehatan keluarga yang menderita kejang demam, maka ada hal yang dilakukan untuk pencegahan. Yakni, saat anak demam sebaiknya diusahakan menurunkan suhu badannya dengan cara:
  • Bila suhu udara panas, kenakan pakaian seminimal/setipis mungkin, atau tanggalkan pakaiannya.
  • Jangan selimuti anak dengan selimut tebal, karena justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan.
  • Kompres dengan lap basah (suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan anak). Jangan gunakan alkohol atau air dingin (penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan keracunan/intoksikasi).
  • Seka seluruh permukaan tubuh anak untuk menurunkan suhu di permukaan tubuh. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.
  • Beri obat penurun panas.
  • Beri banyak minum.
Namun jika anak akhirnya terkena kejang demam, segera bawa ke dokter jika kejang berulang atau terjadi lebih dari 5 menit

Tips Tangani Anak Kejang

Jika balita Anda tiba-tiba kejang akibat demam, inilah tips pertolongan pertama untuk menanganinya
  • Catat waktu datang dan lamanya serangan
  • Yakinkan jalan nafas anak lancar:
  • Miringkan posisi tubuh anak dengan kepala sejajar atau sedikit lebih rendah. Tujuanya, agar dia tidak menelan kembali muntahannya sendiri, karena dapat mengganggu pernafasan.
  • Longgarkan baju, sehingga bisa bernafas dengan leluasa
  • Bila tersedia, berikan obat untuk menghentikan kejang (diazepam) yang diberikan melalui dubur. Tapi biasanya kejang berhenti dengan sendirinya setelah 5 menit.
  • Jangan mengganjal mulut anak agar tetap terbuka, misalnya dengan meletakkan kain, sendok atau jari tangan diantara gigi balita.
  • Pindahkan benda-benda keras dan tajam yang ada di dekat balita.
  • Setelah anak benar-benar sadar, upayakan menurunkan suhu tubuhnya, misalnya dengan mengompres atau memberi obat penurun panas.
Bila kondisi anak tak kunjung membaik, jangan segan segera dibawa ke dokter.

www.ayahbunda.co.id

No comments:

Post a Comment