Banyak yang tidak bisa membedakan antara anemia dan tekianan darah rendah. Padahal, faktanya dua kondisi ini tak sama dan tentu saja pengobatannya juga berbeda.
Selama ini, tak banyak yang mengerti perbedaan antara kondisi kurang darah (anemia) dengan tekanan darah rendah (hipotensi). Dua istilah medis ini mungkin dianggap sama lantaran gejala yang ditimbulkan juga tak terlalu jauh berbeda, misalnya badan lemas. Namun, keduanya ternyata memang berbeda baik dari penyebab maupun gejala yang ditimbulkan bahkan juga terkait pengobatannya.
Dr Budi Tan Oto SpPD, spesialis penyakit dalam dari RS Awal Bros Batam memaparkan perbedaan keduanya. Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan keadaan tekanan darah yang rendah pada dinding arteri dalam sirkulasi sistemik di dalam tubuh.
"Yang dimaksud tekanan darah rendah yakni tekanan yang keluar dari jantung yang mengenai atau membentur dinding pembuluh arteri. Tekanan ini bisa bersifat normal atau tak normal," papar Budi diruang praktiknya di RS Awal Bros Batam.
Disebut hipotensi, sambungnya, jika tekanan darah dengan alat tensi darah berada pada batas atas pengukuran (sistolik) kurang dari 90 mm/hg dan batas bawah (diastolik) kurang dari 60mm/hg. Namun, hitungan tersebut tidak serta merta menjadikan seseorang didiagnosa mengidap hipotensi.
"Ada beberapa kasus di mana seseorang yang tekanan darahnya pada level itu tapi dia merasa sehat saja, tidak ada keluhan pusing atau lemas dan dia bisa beraktivitas seperti biasa," ujar Budi.
Untuk menentukan tekanan darah seseorang apakah masuk klasifikasi normal atau termasuk kategori rendah, tidak cukup hanya dilakukan satu kali pemeriksaan. Hal itu, karena kondisi tubuh dan pikiran seseorang saat diperiksa idealnya harus berada pada level rileks dan santai. Tensi darah seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor semisal pola pikir aktivitas atau penyakit yang tengah diderita.
"Karena itu, idealnya pengukuran tensi darah dilakukan saat pagi hari, sebelum seseorang beraktivitas. Selain itu, pengukuran tekanan juga harus dilakukan beberapa kali sehingga bisa dilihat hasilnya," katanya.
Lain halnya dengan hipotensi, anemia atau kekurangan darah adalah suatu kondisi di mana terjadi penurunan massa atau jumlah sel darah merah. Jadi, dalam kasus anemia penyebabnya bisa beragam mulai dari kekurangan zat besi dan asam folat serta vitamin B12 yang disebut anemia defisiensi. Ada yang disebabkan oleh pendarahan, penyakit genetik, atau juga karena penyakit kronis yang diderita.
Pada kasus anemia defisiensi, biasanya tekanan darahnya rendah. Sehingga ada yang berkesimpulan anemia pasti tekanan darahnya rendah.
sumber : BATAM POS
Selama ini, tak banyak yang mengerti perbedaan antara kondisi kurang darah (anemia) dengan tekanan darah rendah (hipotensi). Dua istilah medis ini mungkin dianggap sama lantaran gejala yang ditimbulkan juga tak terlalu jauh berbeda, misalnya badan lemas. Namun, keduanya ternyata memang berbeda baik dari penyebab maupun gejala yang ditimbulkan bahkan juga terkait pengobatannya.
Dr Budi Tan Oto SpPD, spesialis penyakit dalam dari RS Awal Bros Batam memaparkan perbedaan keduanya. Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan keadaan tekanan darah yang rendah pada dinding arteri dalam sirkulasi sistemik di dalam tubuh.
"Yang dimaksud tekanan darah rendah yakni tekanan yang keluar dari jantung yang mengenai atau membentur dinding pembuluh arteri. Tekanan ini bisa bersifat normal atau tak normal," papar Budi diruang praktiknya di RS Awal Bros Batam.
Disebut hipotensi, sambungnya, jika tekanan darah dengan alat tensi darah berada pada batas atas pengukuran (sistolik) kurang dari 90 mm/hg dan batas bawah (diastolik) kurang dari 60mm/hg. Namun, hitungan tersebut tidak serta merta menjadikan seseorang didiagnosa mengidap hipotensi.
"Ada beberapa kasus di mana seseorang yang tekanan darahnya pada level itu tapi dia merasa sehat saja, tidak ada keluhan pusing atau lemas dan dia bisa beraktivitas seperti biasa," ujar Budi.
Untuk menentukan tekanan darah seseorang apakah masuk klasifikasi normal atau termasuk kategori rendah, tidak cukup hanya dilakukan satu kali pemeriksaan. Hal itu, karena kondisi tubuh dan pikiran seseorang saat diperiksa idealnya harus berada pada level rileks dan santai. Tensi darah seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor semisal pola pikir aktivitas atau penyakit yang tengah diderita.
"Karena itu, idealnya pengukuran tensi darah dilakukan saat pagi hari, sebelum seseorang beraktivitas. Selain itu, pengukuran tekanan juga harus dilakukan beberapa kali sehingga bisa dilihat hasilnya," katanya.
Lain halnya dengan hipotensi, anemia atau kekurangan darah adalah suatu kondisi di mana terjadi penurunan massa atau jumlah sel darah merah. Jadi, dalam kasus anemia penyebabnya bisa beragam mulai dari kekurangan zat besi dan asam folat serta vitamin B12 yang disebut anemia defisiensi. Ada yang disebabkan oleh pendarahan, penyakit genetik, atau juga karena penyakit kronis yang diderita.
Pada kasus anemia defisiensi, biasanya tekanan darahnya rendah. Sehingga ada yang berkesimpulan anemia pasti tekanan darahnya rendah.
sumber : BATAM POS
No comments:
Post a Comment