
Kemasan berbahan plastic sering kita gunakan sehari-hari. Selain murah, kemasan plastic praktis dan tahan bocor. Namun kemasan itu ternyata berbahaya bagi kesehatan karena zat yang ada di dalamnya mudah luruh dan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Untuk menghindari efek itu, sebelum memakai kemasan plastic perhatikan dengan seksama peruntukannya.
Plastic dalam segala bentuknya sebagai bahan pengemas telah diatur oleh badan yang bernama Society of Plastic Industry dan telah distandarisasi oleh SNI (Standar Nasioanl Indonesia).
Apabila penggunaan danperuntukannya sesuai dengan standar tersebut, maka masyarakat tidak perlu khawatir akan bahaya yang mengancam kesehatan. Sayangnya justru sebgian masyarakat telah menggunakan plasti tidak sesuai peruntukannya. Misalnya kemasan botol plastic air mineral yang diisi berulang –ulang. Ataupun botol disi air panas.
Masyarakat juga belum selektif dalam membeli bahan platik. Dengan alasan harga murah sehingga tidak melihat lagi apakah bahan kemasan plastic itu memenuhi syarat atau tidak.
Mengandung zat berbahaya
Plastic terbuat dari kumpulan monomer atau bisa disebut polymer. Jika proses pembentukan platik tidak sempurna maka akan menyisakan monomer-monomer. Zat itu berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia.
Menurut Dr. Syahriza, ahli kimai Institut Pertanian Bogor (IPB), polymer merupakan bahan kimia yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berikatan dengan bahan lainnya.
“Jadi didalam platik tidak hanya terdapat monomer, tetapi juga zat-zat berbahaya lainnya. Karena proses pembentukan plastic tidak sempurna, zat-zat berbahaya itu bisa pindah ke dalam makanan atau minuman ketika plastic itu digunakan untuk mengemas makanan dan minuman, “ jelas Dr. Syahriza.
Sementara Ir Ilyani, peneliti dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengatakan YLKI sebetulnya sudah pernah melakukan penenlitan masalah itu. Hasil penelitian telah disampaikan ke pemerintah, tetapi hingga sekarang belum ada tanggapan.
Ir Ilyani lebih lanjut menegaskan, masyarkat selama ini tidak mengerti sama sekali tentang bahaya dari plastic. Itulah sebabnya penjelasan kepada masyarakat terkait masalah plastic perlu segera diberikan. “Masyarakat perlu diberitahu zat apa yang ada di dalam plastic, bagaimana proses pembentukan, bahaya dan cara pemakaian yang benar.” Jelasnya.
“Yang dibutuhkan oleh konsumen adalah semacam label tertempel pada plastic yang menerangkan secara ringkas apakah wadah plastic ini aman untuk suhu sekian, berapa kali pemakaian dan ada garansi dari BPOM,” tambahnya.
Mudah luruh terkena panas
Dr. Syahriza menjelaskan,m zat berbahaya di dalam plastic akan mudah berpindah ke dalam makanan atau minuman jika digunakan untuk mengemas bahan panas.
Menurutnya, makin panas makanan atau minuman yang dikemas dengan plastic, makin mudah zat berbahaya dalam plastic luruh dan masuk ke dalam makanan atau minuman.
Faktor lain yang memudahkan zat berbahaya di dalam plasti ialah makanan atau minuman bersifat asam, misalnya asinan.
Minyak goreng juga mudah meuruhkan polymer. Karena itu hindari menlekkan minyak goreng dalamplastik yang tidak terjamin kualitasnya.
“Minyak goreng akan cepat meuruhkan zat berbahaya didalam plastic bila minyak itu panas,” jelas Dr. Syahriza.
Menyimak faktor pemicu luruhnya zat berbahaya dalamplastik, Ir Ilyani menegaskan, pelaku usaha harus mengerti masalah itu, artinya pengusaha harus menyarankan pekerjanya untuk tidak mengemas makanan danminuman denganplastik ketika masih panas. Juga sebisa mungkin menghindari mengemas makanan danminuman menggunakan clip wrap (plastic pembungkus yang sangat tipis), sebab plastic itu paling mudah luruh.
Timbulkan berbagai penyakit
Menurut Prof. dr. Frans Suyatna, PhD, ahli farmakologi Fakultas Kedokteran UI, polymer merupakan zat kimia berbahaya bagi kesehatan. Mengonsumsi makanan dan minuman yang tercemar bahan itu dalam jangka panjang bisa menimbulkan berbagai gangguan, seperti kelainan kulit, gangguan pembuluh darah, kemandulan, anak lahir cacat, dan kanker.
Itulah sebabnya, Prof. Frans menyarankan perlu hati-hati menyikapo zat kimia berbahaya itu. “Makanan dan minuman harus steril dari zat kimia berbahaya. Jika polymer di dalam plastic atau sejenisnya mudah lumer, sebaiknya menghindari pemakaian plastic itu,” pintanya.
Jika terjadi keracunan dari bahan itu, menurut prof frans, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Terapi yang diberikan berupa sportif symptomatic. Kasus keracunan zat berbahaya dari plastic pernah terjadi di Taiwan, dimana seorang ibu memasak nasi di sebuah pipa yang mengandung PCB (polychlorinated biphenyls). Karena proses panas membuat PCB luruh ke nasi. Si ibu menjadi keracunan setelah makan nasi tersebut.
MENGGUNAKAN DAN MEMILIH WADAH PLASTIK
1. | Pilihlah wadah plastic yang aman untuk makanan dan minuman. Memang sulit membedakan dengan kasat mata namun sedikit cirri-ciri yang bisa diperhatikan adalah harga lebih mahal, lebih awet dan warna tidak pudar. Jangan membeli asal murah, harga memang menentukan kualitas |
2. | Wadah plastic yang akan digunakan utnuk menaruh gorengan sebaiknya dilapisi kertas lebih dahulu. Atau jika memungkinkan, sebaiknya membawa sendiri wadah makanan atau minuman terbuat dari kaca atau keramik. Walau merepotkan namun aman. |
3. | Jika terpaksa harus menggunakan wadah plastic atau Styrofoam yang disediakan penjual, ajangan buru-buru memasukkan makanan yang masih panas. Tunggu dulu makanan dingin barulah dimasukkan ke wadah plastic. Sesampai dirumah makanan bisa dihangatkan kembali, atau untuk makanan yang dapat digoreng dirumah sebaiknya membeli mentahnya saja. |
4. | Jangan menggunakan plastic bekas wadah ws krim utnuk menyimpan makanan panas. Wadah plastic bekas es krim dibuat khusus untuk makanan dingin. |
SIMBOL MENGENALI PLASTIK
Plastic dengan mudah dikenali fungsi dan keamanannya dan symbol yang tertera di dalamnya. Berikut 7 simbol plastic yang perlu diketahui.







Others (polycarbonate) bening, tahan panas dan bisa dipakai berulang kali. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minaman olah raga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga dan plastic kemasan.KARTINI
No comments:
Post a Comment