Wednesday, June 20, 2012

PENGENALAN SAIN PADA ANAK USIA DINI


RANCANGAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI

Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran diri sendiri, alam sekitarnya dan gejala alam. Pembelajaran sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1.       Membantu pemahaman anak tentang konsep sanins dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2.       Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.

3.       Membantu anak agar mempu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam sangat membantu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4.       Membantu anak usia dini utnuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari  keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh rancangan pembelajaran sains untuk AUD (anak usia dini)

STANDAR KOMPETENSI

BAHAN KAJIAN SAINS : pemahaman konsep dan penerapannya
TEMA : materi dan sifatnya
SUB TEMA : belajar tentang benda yang mencair dan membeku.
TUJUAN PEMBELAJARAN : membantu anak memahami tentang konsep benda cair dan benda padat serta sifatnnya.

Pembelajaran dengan memperhatikan pilar pendidikan dari UNESCO, namun disini dipilih hanya 2 pilar saja, yaitu :
  • Learning to know. Karena pembelajaran ini bersifat pengenalan konsep, maka tujuan pembelajaran yang hendak di capai adalah agar anak usia dini mempu mengenal dan memahami bahwa benda padat dan benda cair yang dapat berubah wujud karena adanya perubahan suhu.
  • Learning to do. Dengan memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan mencobanya sendiri, anak diharapkan mampu membedakan benda cair dan benda padat.
MODEL PEMBELAJARAN: inkuiri dengan pendekatan demonstrasi dan percobaan ilmiah sederhana.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN: 

BERCERITA (PAAERSEPSI). Guru dapat memanfaatkan buku cerita bergambar atau gambar-gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran.


MENGAPA ES MENCAIR?

Adi, Dina, Riri dan Obi sedang asyik makan es krim. Udara diluar sangat panas. Es krim mereka pun mencair. “cepat yuuk makan es krimnya, nanti es krimnya mencair dan menentes!” kata Adi.
Kok es krim meleleh sih? Itu namanya mencair. Es krim kita berubah menjadi cair.”kok bisa jadi air ya? Mungkin es krim ini seperti coklat. Coklat juga bisa mencair, mamaku pernah membawakan aku coklat tapi disimpan dalam tasnya, eh setelah dikeluarkan ternyata coklatnya sudah lembek dan mencair.”

KEGIATAN YANG DILAKUKAN : (LEARNING BY DOING/melakukan percobaan sederhana)
Kegiatan I: guru melakukan demonstrasi

“ES YANG MENYENANGKAN”

Bahan-bahan:
Es batu
Air minum
Sirup manis
Tusuk gigi atau garpu kecil dari plastic
Wadah es batu
Kulkas atau freezer

Aktivitas :
  • Guru mengisi 2 buah gelas dengan air minum dan 2 buah gelad dengan es batu.
  • Gelas berisi air minum dimasukkan ke dalam kulkas, sedangkan gelas yang berisi batu es didiamkan diruangan. Tunggulah sampai kira-kira satu jam. Apa yang terjadi?
  • Setelah satu jam gelas yang berisi batu es telah berubah menjadi air minum, dan gelas yang berisi air minum yang dimasukkan kedalam kulkas telah berubah menjadi es batu. Guru memperlihatkan hasilnya kepada anak-anak.
  • Guru bertanya tentang perbedaan yang terjadi pada air dan menjawab respon yang diberikan oleh anak.
  • Guru memberikan tentang perubahan zat cair menjadi zat padat, dan sebaliknya.
jadi air berubah menjadi es di tempat yang dingin, dan es berubah menjadi air di tempat yang hangat. Peristiwa ini disebut mencair. Banyak benda-benda selain es batu yan g dapat mencair, misalnya coklat, mentega dan lilin. Batu juga dapat meleleh jika terkena panas sekali. Seperti lahar dari gunung berapi.”

DAFTAR PUSTAKA
Anita Ganeri, Aku Ingin Tahu Mengapa Angin Bertiup, Grolier, Danbury , Connecticut, 2004.
Jim Pipe, Apa Pendapatmu? Mengapa Es Mencair, alih bahasa Felicia Asrinanda Barus, Jakarta, Erlangga, 2003.
Kathy Charner dan Maureen Murphy, Aktivitas Pintar untuk Anak Prasekolah, Penerjemah Ariavita Purnamasari, Jakarta, Erlangga, 2004.
Charlesworth, Rosalind dan Lind, Karen K., Math and Science For Young Children, Delmar Pubisher Inc., 1990.
SUMBER: http://episentrum.com/artikel-psikologi/rancangan-pembelajaran-sains-untuk-aud/

ANAK KREATIF ATAU CERDAS


PILIH KREATIF ATAU CERDAS?

Kreativitas memang bukan anugerah yang diberikan Tuhan secara instan, melainkan butuh proses untuk mendapatkannya. Proses ini tentu butuh campur tangan orang tua sebagai konseptor, yang berperan penting dalam menentukan hitam putihnya masa depan anak. Anak merupakan tanggung jawab orang tua secara utuh, dan apa yang dibutuhkan anak, orang tualah yang seharusnya lebih tahu. Sebab tak ada yang mengenal anak sebaik orang tua mereka sendiri. Jadi kemanapun arah focus pendidikan anak merupakan tanggung jawab orangtua.

Banyak orangtua yang menganggap bahwa apa yang diajarkan kepada anak telah benar, namun hal itu ternyata belum cukup. Orang tua hanya akan membuat anak cerdas bukan kreatif. Padahal, dengan kreatif maka anak akan menjadi cerdas. Terdapat beberapa alasan utama yang melatarbelakangi mengapa sejak dini kita sebagai orangtua perlu berusaha untuk mengasak kreativitas anak kita.


Saat ini terjadi beberapa perubahan yang begitu pesat. Itulah mengapa menjadi kreatif sangat diperlukan, selain pola berpikir cepat dan fleksibel, anak pun akan lebih adaptif dalam menyikapi tuntutan-tuntutan yang sesuai. Berpikir dan bersikap kreatif dapat menjadi solusinya. Alasan ini adalah menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri dalam rangka mengoptimalkan kecerdasan anak. Perhatikan paradigm kebanyakan orang tua di Indonesia yang “justru” lebih mengedapankan pemenuhan otak kiri dibandingkan otak kanan.

Namun yang perlu diingat oleh para orang tua adalah setiap anak terlahir dengan potensi yang memiliki kesamaan sifat yaitu spontan, ingin tahu, dan tertarik dengan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, jika sejak awal sudah merupakan potensi anak, maka akan menjadi kerugian besar bagi orang tua jika menyia-nyiakan.
Orang tua memiliki peran yang cukup besar dalam merangsang anak untuk berkreasi. Kreativitas anak menentukan 80 persen keberhasilan anak di masa depannya, sementara 20 persen lainnya ditentukan oleh intelegensi anak. Cerdas saja belum cukup membuat anak menjadi seorang sukses, tetapi anak yang kreatif berpeluang lebih besar untuk menjadi orang besar.

ANAK DAN GAME


ANAK KETAGIHAN GAME, HENTIKAN DARI SEKARANG!
Normalnya anak usia 3-4 tahun sudah mulai tertarik dengan aktivitas bersosialisai, bermain bersama teman sebayanya. Namun, di kota-kota besar salah satunya Jakarta, dengan tingkat social ekonomi yang semakin tinggi dan kedua orang tua yang bekerja, banyak orang tua yang tak ingin anaknya bermain keluar rumah, dengan alasan keamanan. Tanpa menyadari, banyak orangtua justru seperti mengarahkan anaknya untuk diam di rumah saja dengan pengasuhnya. Jika pun tidak dengan pengasuhnya, dirumah disediakan sedemikian rupa alat bermain, salah satunya video game/ PS. Karenanya video game menjadi mainan yang paling member daya tarik bagi si anak. Ketertarikan karena factor pergaulan juga. Seperti teman-teman sekolahnya bercerita bahwa mereka telah memainkannya, atau  ia pernah diajak bermain. Karenanya tak heran saat mereka punya sendiri dan menemukan keasyikan memainkannya dibanding dengan mainan lain, maka tv game ini jadi pilihan yang paling ditunggu anak setiap hari.
Kalau sudah begini tak heran jika anak mulai keranjingan. Biasanya orangtua terlambat menyadari bahwa anaknya sudah begitu “keranjingan” konsol game ini. Orang tua pun tidak sejak awal menetapkan aturan bermain konsol ini. Umumnya cukup banyak juga orangtua yang mengalah karena rengekan anak yang memaksa bermain. Di sisi lain, ada orangtua yang merasa “aman” membiarkan anaknya bermain konsol permainan itu karena melihat mereka asyik dan anteng saat sedang memainkannya.
Dapat Mempengaruhi Aspek Afeksi
Apakah anak yang “kecanduan” game tak bisa bersosialisasi dengan anak lain? Anak yang “kecanduan” game tetap bersosialisasi karena kadang ada yang kerap, bermain bersama temannya. Tapi tetap saja focus perhatiannya pada konten games yang ada di konsol. Bukan pada interaksi dengan temannya.
Terkain aspek social, bermain konsol game tentu mengurangi kesempatan anak mengembangkan keterampilan sosialnya. Begitu juga dengan aspek kognisi. Konsol game ini tidak sepenuhnya signifikan melatih sisi kognisis anak. Hanya ketika anak mulai terfiksai (tertari sangat kuat) dengan satu konten yang sama seperti peperangan atau perkelahian misalnya, maka hal-hal yang terkain konten itulah yang akan menjadi perhatiannya. Efek konsol game lebih terkain erat dengan aspek afeksi anak. Jika konten game lebih banyak memuat agresivitas, tanpa disadari oleh orangtua, anak-anak sebenarnya sedang belajar bagaimana mengadopsi agresivitas itu menjadi bagian dari perilakunya.
Hal ini umumnya ditemukan pada anak-anak yang mulai melawan orang tua keika dilarang bermain konsol. Meski orang tua menganggap perlawanan anak sebagai respon yang wajar, orang tua harus lebih jeli membedakan mana respon yang wajar atau bukan.
Antisipasi
Jika sudah lebih jeli, orangtua bisa mengubahnya dengan melakukan langkah-langkah yang tepat. Direntang usia 3-5 tahun, anak sebenarnya memiliki keingintahuan dan ketertarikan yang besar terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua harus mulai memerhatikan berapa banyak waktu yang digunakan anak setiap harinya dalam bermain konsol game.
Jika dirasa telah melewati toleransi waktu yang diberikan, orangtua harus mulai memberlakukan aturan konsisten untuk penggunaannya. Toleransinya, tidak dimainkan setiap hari dan sepanjang waktu (dari pagi sampai siang/siang sampai sore). Jangka waktu yang baik untuk menonton televise saja adalah 2 jam sehari. Apalagi bermain konsol game. Pada dasarnya anak-anak usia 3-5 tahun sudah mulai bisa diajarkan tentang aturan dan disiplin, meski kontrolnya masih harus dari pihak eksternal, misalnya dari ayah, ibu atau orang dewasa lainnya yang ada di rumah.
Jika orang tua ingin menghentikan kebiasaan bermain konsol game, ada baiknya untuk penghentian drastic dibandingkan dengan penghentian bertahap. Antisipasi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Penghentian bertahap member peluang lebih besar untuk memperlama ikatan anak dengan konsol game dan member waktu bagi mereka untuk mencari alasan dan strategi agar bisa tetap diizinkan bermain. Sedangkan untuk penghentian secara drastic memang akan menghasilkan perlawanan luar biasa dari anak. Sebelum melakukannya, sampaikan pada anak tentang rencana penarikan konsolnya. Katakana, mislanya : “Nak, mamah sedih lihat kamu terlambat makan /tidur terlalu malam karena asyik main itu. Mamah juga sedih karena kamu tidak mendengar kata-kata mamah selagi kamu asyik main game.” Lakukan pembicaraan seperti itu di waktu santai, saat dia sedang tak bermain PS. Lalu lihat bagaimana reaksinya.
Jika anak menyanggupi dan “berjanji” mengurangi tapi tetap minta izin bermain, beri kesempatan ia untuk membuktikan janjinya. Jangan lupa tekankan padanya, jika janjinya dilanggar konsekuensinya adalah penarikan konsol. Pastikan bahwa konsekuensinya ini dilakukan secara tegas dan konsisiten. Sebagai alternative penggantinya, carikan kegiatan atau permainan yang lebih memiliki edukatif. Masukkan anak ke kursus bakan dan minat, atau fisik seperti klub sepakbola atau beladiri dan lainnya.

sumber :http://episentrum.com/anak-2/anak-ketagihan-game-hentikan-dari-sekarang/

Thursday, June 14, 2012

PROSES PENDIDIKAN ANAK BENTUKAN DARI LINGKUNGAN ATAU BAWAAN?

Proses Pendidikan Anak merupakan Bentukan dari Lingkungan atau Bawaan Alamiah? –Bagian 1 

Anak kelas 6 di sebuah sekolah swasta diwawancarai oleh seorang reporter TV swasta,”Kenapa kita harus punya cita-cita ?”. Si anak menjawab,”Supaya kita punya tujuan hidup.” Begitu jawaban anak itu dengan percaya diri. Singkat namun dalam maknanya. “Apa cita-cita kamu ?”. Si anak menjawab,”Menjadi penerbit buku.” “Penerbit buku apa ? Komik atau buku pelajaran atau yang lain.?” “Buku pelajaran.” “Buku pelajaran bidang apa ?” “Bahasa Indonesia.” 

Wawancara ini berlangsung dengan sangat lancar. Anak SD ini dapat menjawabnya tanpa ragu-ragu mengenai tujuan yang ingin ia capai dalam hidupnya. Berapa banyak anak yang telah dididik sejak kecil untuk bisa memahami tujuan hidupnya ?



Bandingkan dengan 2 orang yang telah duduk di bangku SMU ini. Secara tidak sengaja ketika saya sedang berjalan-jalan di daerah sekitar rumah, saya mendengarkan percakapan 2 orang anak SMU mengenai jurusan apa yang akan mereka putuskan setelah mereka lulus. Sebut saja si A dan si B. Si A bertanya pada B,”E… kamu wis mutus’no mau masuk jurusan apa ? Aku kok bingung ya?. Papaku mau aku masuk ekonomi, tapi aku gak suka itung-itungan. Aku pengin masuk psikologi, tapi gak boleh sama mamaku. Kata’e cuman ngurusin orang gila tok. Yak apa ya ?”.

Si B menjawab,”Lo lo… kamu nek mau masuk Psikologi kudu bisa ngomong sama orang lo. Tapi… gak harus rasanya. Aku punya teman, orang’e pendiam banget. Tapi dia masuk psikologi. Kata’e orang, kalau mau masuk psikologi harus bisa ngomong sama orang. Kamu bisa gak ngomong sama orang ?”.
 
Mendengar komentar B yang terakhir itu, saya menjadi tersenyum kecil (maunya sih tertawa terbahak-bahak, tapi nanti dipikir saya orang gila. Ngapain ibu hamil ini, sudah jalan sendiri, eh… pake ketawa-ketiwi sendiri lagi). Dalam pikiran saya terlintas,”Kenapa syarat masuk psikologi harus bisa bicara dengan orang ? Memangnya selama ini kamu bicara dengan siapa ? Apakah selama ini kamu bicara dengan anggota kebun binatang ?”. Namun dibalik rasa geli saya, terlintas juga perasaan sedih. Kenapa anak yang sudah menjelang dewasa ini, tidak mengerti apa tujuan hidupnya ? Hal ini sangat bertolak belakang dengan anak SD yang telah saya ceritakan di atas. Pada usia sangat muda, ia telah tahu apa yang akan ia lakukan ketika dewasa nanti. Sedangkan, kakak yang berusia sangat jauh diatasnya masih kebingungan hendak di kemanakan hidupnya ini.

Nah… Menurut Anda pemahaman mengenai tujuan hidup dan siapa saya sebenarnya merupakan Bawaan Alamiah atau Bentukan dari lingkungan ?

Mengapa remaja SMU tersebut belum mampu mengenal siapa saya, apa tujuan hidup saya dan minat saya apa ?

Mengapa pengenalan karakter diri dan tujuan hidup merupakan kegiatan yang sulit bagi tiap orang ?
Bahkan ada orang yang telah berumur 27 tahun namun masih belum dapat memutuskan siapa dirinya sebenarnya. Hal ini dikarenakan sejak kecil kita terbiasa di doktrin mengenai perilaku, pikiran dan perasaan yang benar dan salah dengan mengabaikan bawaan alamiah yang ada dalam diri kita masing-masing. Pendidikan diterapkan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan diri anak-anak. Perkembangan seorang anak dinilai dari apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Lebih cepat atau lebih lambat dari teman sebayanya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kebingungan dalam diri anak, antara keinginan menjadi diri sendiri dan mengikuti doktrin dari orangtua. Ibaratnya seperti sebuah pohon yang tumbuh dibawah atap semen sehingga menyebabkan pertumbuhannya menjadi miring, tidak lagi lurus mengikuti hukum alam. Ketika dewasa berakibat menjadi kebingungan akan identitas diri.

Setiap makhluk hidup dilahirkan dengan memiliki bawaan alamiahnya sendiri-sendiri. Bawaan alamiah ini diturunkan dari orangtua pada diri anak masing-masing. Bukti nyata adalah dapat diamati pada saudara kembar yang telah dipisahkan sejak lahir dan diasuh oleh orangtua dan lingkungan berbeda. Ketika diteliti mereka memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya mulai dari cara berjalan, tersenyum, mengambil keputusan dll. Inilah yang membuktikan bahwa ada sejumlah karakteristik yang dibawa oleh tiap manusia sejak ia lahir.

Tugas kita, sebagai orangtua adalah mengenali karakteristik alamiah yang telah dibawa anak-anak ini. Setelah mengenali, kita perlu untuk membentuknya/mengasuhnya sehingga sesuai dengan kecenderungan yang ada dalam diri si anak. Kesalahan mengenali bawaan alamiah ini yang menjadi penyebab terjadi kesalahpahaman antar anak dan orangtua. Anak merasa tidak dimengerti oleh orangtuanya sedangkan orangtua merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan anaknya karena berperilaku berbeda dengan harapan yang selama ini dimilikinya.

Apa sajakah bawaan alamiah yang dibawa oleh anak sejak lahir ? Jawaban ini akan anda dapatkan pada artikel kedua.

Salam hangat penuh cinta untuk anda sekeluarga.
Sandra Mungliandi, M Psi., Psikolog.

SUMBER:http://www.sekolahorangtua.com/2009/08/07/proses-pendidikan-anak-merupakan-bentukan-dari-lingkungan-atau-bawaan-alamiah-bagian-1/

MEMILIH SEKOLAH YANG COCOK UNTUK BUAH HATI TERCINTA


 “Ibu, saya minta saran memilih sekolah untuk anak saya. Ada sekolah A yang unggul di abc. Sedangkan sekolah B, unggul di def. Gimana ya bu ? Mestinya saya pilih yang mana ?”

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling sering diajukan oleh para orangtua. Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik untuk putra putri mereka, mendorong mereka untuk menyeleksi sekolah yang akan dimasuki oleh anak-anak.



Biasanya, ada beberapa fokus perhatian yang dijadikan standar sekolah bagus oleh para orangtua dan yang ajaibnya standar ini dari tahun ke tahun berubah mengikuti perkembangan jaman.
15 tahun yang lalu standar yang digunakan adalah sekolah tersebut haruslah sekolah disiplin (bahkan yang paling sering menghukum siswanya), yang banyak memberikan PR, yang sering memberikan ulangan, sekolah yang mampu meluluskan siswa yang mendapatkan nilai EBTANAS tertinggi atau memenangkan lomba-lomba. 5 tahun berlalu, standarnya kembali berubah, sekolah yang memiliki fasilitas lengkap seperti laboratorium komputer, elektro, fisika, biologi dll merupakan sekolah yang dianggap baik.
Ditambah lagi sekolah yang menyeimbangkan IQ dan EQ dianggap sekolah yang bonafit. Era sekarang, standar itu berubah kembali, saat ini sekolah yang bilingual, berkurikulum international atau nasional plus yang dianggap bagus. Sebenarnya, syarat apa sih yang sebaiknya dipenuhi untuk mengatakan sebuah sekolah adalah sekolah yang bagus ?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley, yang diterbitkan dalam bukunya Pemikiran Millionaire, dirangking 30 faktor yang mempengaruhi seseorang untuk sukses dalam hidupnya. Sukses disini adalah orang tersebut memiliki sejumlah kekayaan tertentu, kesehatan yang prima dan kebahagiaan yang dirasakan. Hasil perangkingan tersebut adalah bersekolah di sekolah favorit menduduki rangking ke 23, lulus dengan nilai terbaik menduduki rangking ke 30 sedangkan memiliki IQ tinggi menempati urutan no 21. Ternyata banyak dari para millionaire di Amerika yang memiliki skor SAT yang dibawah rata-rata, bahkan banyak diantara mereka lupa berapa skor mereka kala bersekolah.

Bagi mereka, masa bersekolah adalah masa untuk belajar bagaimana mencapai tujuan yang dalam hal ini adalah lulus, bagaimana mengatur jadwal agar dapat mencapai tujuan tersebut namun tetap menyeimbangkan dengan kehidupan pribadi, bagaimana mengorganisir teman-teman agar dapat membantu mencapai tujuan, dan bagaimana mempraktekkan cara-cara bersosialisasi dengan baik dan benar.

Ada faktor yang lebih penting daripada bersekolah di tempat favorit, lulus dengan nilai terbaik maupun memiliki IQ tinggi. Faktor yang mendukung mereka untuk sukses menjalani kehidupan setelah masa bersekolah adalah sebagai berikut :
  • Integritas : menjalankan dan kesesuaian antara hal-hal yang diucapkan dan diyakini dengan kehidupan nyata. 
  • Disiplin : kemampuan untuk mengolah diri sendiri sehingga mampu mencapai tujuan 
  • Keterampilan sosial : kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain 
  • Memiliki pasangan yang mendukung baik dalam suka dan duka. 
  • Bekerja lebih keras dibandingkan dengan orang lain
Itulah 5 faktor teratas dari 30 faktor yang berhasil didaftar dari para millionaire tersebut.
Dengan bukti nyata tersebut, masih perlukah kita bingung menyekolahkan anak kita dimana ?

Sebaiknya, kita tidak perlu membingungkan hal tersebut. Karena ada faktor yang lebih mendasar lagi daripada memikirkan dimana anak kita harus bersekolah. Faktor tersebut adalah kondisi keluarga, tempat anak-anak tersebut bertumbuh dan berproses. Faktor ke 1-5, merupakan faktor yang dibentuk dalam rumah karena sebagian besar hidup seorang anak dihabiskan di dalamnya. Integritas, disiplin, keterampilan sosial, cara memilih pasangan yang tepat, dan kemauan untuk tekun bekerja merupakan hasil dari teladan yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya. Ke 5 faktor tersebut, tidak mungkin diserahkan kepada sekolah untuk membentuknya. Sekolah hanya bisa menempa ke 5 faktor tersebut agar dapat tertanam kuat dan menjadi kebiasaan. Penanaman dari keluarga akan berakar lebih kuat dalam diri anak. Kehidupan di luar keluarga, dalam hal ini adalah sekolah, justru seringkali menguji hal-hal yang telah kita tanam. Saya pribadi merupakan lulusan dari sekolah favorit mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Bahkan saya memasuki SMU yang termasuk 5 besar terbaik se-Jawa Timur. Setelah saya renungkan pengalaman bersekolah saya, yang hampir separuh hidup saya, saya menemukan bahwa manfaat terpenting yang dapat saya ambil dari pengalaman bersekolah adalah semangat belajar yang terus menerus. Pernahkah anda bertemu dengan orang yang berhenti belajar setelah mereka di wisuda ? Pernahkan anda mendengar bahwa buku hanya ditujukan bagi mereka yang bersekolah ? Saya sendiri mengamati saudara-saudara saya yang berhenti belajar setelah mereka lulus universitas. Untunglah, lingkungan saya merupakan lingkungan pembelajar yang mendorong saya untuk terus belajar, memperbaharui pengetahuan saya.

Darimana saya belajar tentang kerja keras, disiplin dan integritas ? Dari orangtua saya. Saya mencontoh dari pengalaman hidup mereka. Ayah saya adalah seorang pria pendiam dan sibuk dengan dunianya sendiri. Bagi saya, beliau merupakan penanam terbesar kebiasaan untuk tekun bekerja dibandingkan dengan orang lain. Beliau bekerja kira-kira 360 hari dalam setahun, dipotong liburan Idul Fitri. Itu pun hanya 5 hari dalam setahun. Sedapat mungkin, beliau tidak pernah absen dalam bekerja. Tanggung jawab inilah yang dipuji oleh ibu saya pada ayah saya. Walaupun ibu saya terkadang tidak mampu untuk mengikuti pola berpikir ayah saya, beliau menerima dengan lapang dada.

Dari ibu saya, saya belajar untuk bagaimana disiplin, menjalankan tugas-tugas saya. Belajar artinya bertekun walau menghadapi kesulitan. Dari beliau juga, saya belajar bagaimana berelasi dengan orang lain dan bagaimana mempertahankan diri dalam relasi tersebut.

Sekarang, kehidupan mereka sudah jauh lebih enak dibandingkan 20 tahun yang lalu. Sekarang mereka tinggal mengembangkan apa yang telah mereka tanam. Kembali ke pembicaraan mengenai memilih sekolah. Kita sudah membahas mengenai kurang pentingnya kebingungan dalam memilih sekolah untuk anak kita. “Namun, anak kita kan masih tetap harus sekolah ! Jadi bagaimana dong memilihnya ?”. Tentunya pertanyaan ini masih terlintas dalam benak anda.

Dalam pemilihan sekolah, kita harus menyamakan persepsi dengan pasangan, mengenai tujuan anak disekolahkan. Tentunya, tujuan disekolahkan anak kita adalah untuk mendapatkan pengalaman hidupnya sebelum ia terjun sesungguhnya di masyarakat. Sekolah dapat diibaratkan sebagai miniatur masyarakat. Didalamnya ada otoritas yang harus ditaati, ada peraturan yang harus dijalankan, ada tugas yang harus diselesaikan, ada aktivitas-aktivitas yang harus dijadwalkan, ada teman yang harus diorganisir, ada target yang harus dicapai, dan ada ujian yang harus ditempuh. Yang terpenting dari semuanya itu adalah melatih tanggung jawab yang harus diemban dan diselesaikan oleh anak. Keberhasilan anak untuk mengatur dan menjalankan tanggung jawab tersebut merupakan bekal bagi anak untuk hidup di masyarakat. Sekolah = nilai bagus ? Tidak selalu.

Yang terpenting daripada nilai bagus adalah kemauan anak untuk belajar dan tahu bagaimana cara mendapatkan informasi. Pengetahuan yang diajarkan disekolah tidak keseluruhannya dapat digunakan di masa sekarang. Ambil contoh di masa sekolah SD-SMU kita, kita diajarkan bermacam-macam pelajaran, namun apakah pelajaran tersebut sekarang kita gunakan dalam keseharian kita ? Nilai yang kita peroleh semasa sekolah, tidak menjamin kita dapat mengerjakan tugas-tugas kita saat ini, bukan ?. Inti sari yang perlu dipelajari oleh anak adalah pengalaman menyerap pelajaran tersebut di bangku sekolah.

Nilai bagus merupakan akibat/hasil dari serangkaian proses yang dijalani. Penyebab dari nilai bagus itu ada banyak faktor. Faktor terpenting adalah apakah anak merasa dicintai atau tidak dan apakah anak merasa hal yang dilakukannya berharga atau tidak dimata orangtua. Jika anak merasa dicintai dan berharga, niscaya nilai baik itu akan mengikuti. Karena rasa dicintai dan dihargai merupakan pondasi dasar terbentuknya konsep diri dan harga diri sehat dalam diri anak.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam bersekolah adalah ke-enjoy-an/rasa nikmat yang dirasakan anak saat bersekolah. Apakah anak anda merasa nyaman bersekolah di tempat tersebut. Perasaan nyaman ini akan memungkinkan anak untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Coba bayangkan jika anda berada dalam kondisi takut dan stres, apakah anda dapat mengeluarkan seluruh kemampuan anda untuk menyelesaikan tantangan di depan ?

Demikian dengan anak-anak, mereka masih belum mampu untuk berpikir sekompleks kita orang dewasa. Anak remaja ? Yang sudah mampu berpikir lebih kompleks pun masih membutuhkan bimbingan dari kita, orang dewasa.

Bagaimana dengan guru ? 

Kita tidak perlu tergiur dengan sekolah yang memiliki guru dengan segudang titel : Prof, Doktor, Ir, Psikolog. Yang terpenting dari itu semua adalah mereka memiliki hati untuk mengajar dan mampu menginspirasi anak kita. Bagi orang yang memiliki hati demikian, nilai bukanlah faktor terpenting kesuksesan dalam bersekolah. Mereka akan mencari cara lain jika siswa mereka tidak memahami penjelasan yang mereka sampaikan bukannya menyalahkan kita.

Saya memiliki 1 orang teman yang memilki latar belakang pendidikan yang jauh berbeda dengan dunia pendidikan. Namun kecintaannya terhadap anak kecil membawanya untuk menekuni dunia pendidikan. Tentu saja, ia membutuhkan beberapa penyesuaian untuk terjun di dunia asing ini. Siswa-siswanya mencintai beliau dan berdasarkan pengamatan saya, tidak ada siswanya yang takut atau stres terhadap beliau. Jika ada siswa yang tidak memahami penjelasannya, ia merelakan waktu istirahatnya sepulang sekolah untuk mengajar ulang siswa tersebut. Dibayar ? Tidak.

Di antara itu semua yang terpenting adalah menetapkan tujuan kita. Setelah tujuan terdefinisi dengan jelas barulah kita mencari sekolah yang bisa memenuhi tujuan kita. Memang tidak akan semua tujuan kita bisa dipenuhi oleh satu sekolah. Oleh karena itu carilah sekolah yang bisa memenuhi tujuan kita paling banyak. Bagaimana caranya? Sederhana saja. Tanyailah sepuluh sampai lima belas orangtua murid yang anaknya telah bersekolah di sekolah tersebut. Jangan tanya satu atau dua orang saja karena kurang akurat. Tanyakan pada mereka hal-hal yang berkaitan dengan tujuan kita.

Bertanya dari orangtua yang anaknya telah bersekolah di sana adalah fakta nyata yang tak bisa dipungkiri. Kepala sekolah atau guru boleh bercerita panjang lebar tentang visi dan misi sekolah namun kenyataan di lapangan adalah bukti nyata yang tak bisa dipungkiri.

Ingat dalam memilih sekolah yang terpenting adalah sekolah itu cocok untuk anak kita bukan karena sekolah itu favorit atau top karena fasilitasnya atau juga bukan karena didirikan oleh publik figur. Jika anak kita tidak cocok sebagus apapun s Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi bagi para orangtua dalam berdiskusi memilih sekolah bagi anak-anak.

Salam hangat penuh cinta untuk anda sekeluarga.


OLEH : Sandra M.,MPsi,Psikolog (http://www.sekolahorangtua.com/2009/04/03/memilih-sekolahyang-cocok-untuk-buah-hati-tercinta/)

TIP PERAWATAN KUKU DAN KAKI


Perawatan kuku dan kaki tidak hanya di salon, melainkan juga dapat dilakukan di rumah. dengan peralatan sederhana yang bisa didapatkan di took peralatan kecantikan. Begitu juga produk kecantikan lainnya, sepertisabun dengan PH rendah, lulur mandi, pewarna kuku dan produk perawatan lainnya.
Untuk melakukan perawatan kecantikan kuku dan kaki di rumah simak tip berikut ini:


LANGKAH 1 MERENDAM KAKI

Baiknya siapkan baskom atau ember kecil, isi dengan air hangat sebatas pergelangan kaki lalu masukkan ½ ons bath salt/garam mandi (atau garam dapur jika tidak punya garam mandi). Tambahkan satu sendok makan minyak zaitun.
Lalu rendam kaki sekitar 10-15 menit. Garam mandi akan menghaluskan kaki kering dan mengelupaskan kulit mati di kaki, sementara minyak zaitun berfungsi melembabkan kulit .


LANGKAH 2 PENGANGKATAN SEL KULIT MATI SERTA KULIT KULIT KAPALAN

Ambil exfoliating scrub (scrub cream yang berfungsi sebagai pengelupas sel kulit mati) dan gosokkan pada kaki anda.
Sebaiknya gunakan penggosok kaki (bisa berbentuk sikat atau terbuat dari batu apung) untuk mengatasi kulit kapalan, kemudian bilas kaki dengan air dingin.

LANGKAH 3 MEMOTONG KUKU KAKI

Sebelumnya siapkan peralatan manicure-predicure untuk memotong kuku kaki sesuai dengna bentuk jari. Rapikan kutikula kuku, namun jangan memotongnya karena kutikula penting untuk menjaga agar bakteri tidak masuk ke dalam kulit.

LANGKAH 4 MEMIJAT KAKI SERTA MELEMBAPKAN

Kemudian keringkan kaki Anda dan bubuhkan foot lotion (krim untuk melembapkan kulit kaki). Sambil mengoleskan lotion, lakukan gerakan memijat kearah atas, mulai dari arah jari-jari kaki kea rah betis dengan gerakan satu arah.

LANGKAH 5 MEWARNAI KUKU

Setelah kuku kaki terlihat sudah bersih dan rapi, aplikasikan cat kuku dengan warna favorit anda. Awali dulu dengan base coat, cat kuku baru akhiri dengan melapisi top coat. Pemakaian base coat dan top coat akan membuat cat kuku tidak mudah pudar.
Sementaara waktu biarkan mongering dengan sendirinya. Lalu bersihkan warna cat kuku yang tidak sengaja teroles di sekeliling kuku-kuku.


Sumber: BATAM POS

Monday, June 11, 2012

SEKOLAH HALAL



Hampir setiap hari kita menonton TV, membaca berita di koran, BP POM, MUI, dibantu Polisi dan satpol PP merazia berbagai macam produk makanan kadaluarsa yang di konsumsi oleh anak-anak kita dan masyarakat umum. Apalagi mendekati bulan puasa dan hari raya, berbagai jenis makanan kadaluarsa tetap dijual oleh pedagang. Apabila di makan akan berisiko bagi kesehatan orang yang memakannya terutama anak-anak. Berbagai macam penyakit akan muncul, keracunan makanan, merusak jaringan urat saraf, dan bisa membawa kepada kematian.


Belum lagi jaminan kehalalannya, banyak produk asing yang masuk kenegeri ini tanpa melalui pengawasan. Bangsa kita adalah bangsa yang konsumtif pantang melihat merk luar negeri, dibeli bual oleh-oleh katanya. Walaupun itu bukan sebuah kebutuhan. Halal menurut mereka belum tentu halal menurut kita. Salah satu produk makanan asing yang terkenal pengolahan bahan baku produk itu sudah tidak menjamin kesehatan dan kehalalan sama sekali, terlepas dari apa keyakinannya, bagi kita orang yang tahu arti kesehatan tidak sanggup memakannya. Sapi Hidup, sapi mati, kuda mati di gililing dalam satu tempat secara utuh tanpa melalui proses penyembelihan yang biasa kita lihat. Jelas ini akan merusak kesehatan apalagi keimanan, itu baru urusan perut, banyak sekali hal-hal haram ataupun subhat yang harus kita ketahui hari ini, baik itu dalam bentuk makanan, minuman maupun pendidikan. Jika kita memasukkan sesuatu yang haram kedalam perut anak dan keluarga kita, maka akan  darah haram ke dalam badan anak cucu kita dan lahirlah generasi yang lemah, lalu apa yang terjadi pada anak bangsa ini. Kerusakan di mana-mana.

Suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluh tentang anaknya yang bandelnya luar biasa, tiap hari mainnya ke warnet, dengan mencuri uang ibunya untuk biaya sewa internet, pulang sekolah hilang, ibunya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk mengendalikan anaknya tersebut.

Fenomena ini bukan saja di rasakan oleh satu orang ibu, tapi jutaan ibu lain yang ada di negeri ini mengalami hal yang sama. Di luar negeri sana internet di gunakan untuk kemajuan ilmu penetahuan, bisnis, komunikasi, sebagaian anak kita atau kita yang membaca ini, hanya untuk main game, membaca yang dilarang oleh moral dan agama, ini merusak jaringan syaraf, masa depan satu generasi akan rusak kalau kita tidak antisipasi dari sekarang, mau di mulai dari mana?
PENDIDIKAN! Itulah kata kuncinya, Pendidikan seperti apa? Di mulai dari mana? Rasulullah SAW Berkata: “Didiklah anakmu pertama kali untuk mengenal RabNya, kemudian Rasulnya, setelah itu kaum kerabatnya” (Mutafaqun’alaihi). Di hadis yang lain dikatakan:”Didiklah anakmu karena sesungguhnya anakmu dilahirkan pada zaman yang tidak sama dengan zamannya (HR Bukhari Muslim).

Di dalam mendekati tahun ajaran baru ini, sebagian orang tua berlomba-lomba memasukkan anak-anaknya ke sekolah favorit, berbagai macam cara mereka lakukan demi sebuah harga diri atau gengsi, malah ada yang aqidahnya tergadai. Mereka memandang sekolah favorit itu seperti apa? Ada yang memandang sekolah itu bermutu karena setiap tahun lulus 100% anak-anaknya selalu juara didalam setiap lomba dan Olimpiade, guru-gurunya dari luar negeri, Philipina, India, London. Apakah hanya itu saja target kita dalam hidup ini? Apakah kita yakin dengan pendidikan diatas bisa menjamin kehalalan cara berpikir anak-anak kita di masa yang akan datang? Generasi yang akan menggantikan posisi kita untuk memimpin negeri ini, rasanya sudah cukup banyak penderitaan yang kita rasakan, dari pemimpin yang di kepalanya hanya ada meteri.
Kerusakan terjadi di mana-mana bukan saja di sebabkan oleh urusan perut dari makanan yang haram, tapi dari cara pemberian nutrisi pendidikan yang salan dari awal, yang kita berikan kepada anak kita, yang lahir bukan generasi emas atau generasi unggul, sampai-sampai ada plesetan, negeri ini disebut negeri sarang penyamun. Negeri seribu satu maling, sumber daya maling yang ada, negeri kaya raya kemiskinan semakin bertambah.

Sampai kapan, jangan tunggu hari esok harus kita mulai dari sekarang! Sekolah favorit, Unggulan ,juara, guru-guru dari luar negeri semua bisa kita buat, hantarlah anak kita ke sekolah yang jelas aqidahnya, mutu itu akan mucul apabila kita orang tua siap mendukungnya, kita bisa asal kita mau berjibaku dengan semua daya upaya dan biaya.

Kenapa mereka bisa? Ya mereka memanfaatkan biaya yang kita keluarkan sewaktu memasukkan anak-anak, kenapa tidak kita lakukan juga pada sekolah yang jelas aqidah dan keyakinannya sama dengan kita. Sekarang sedang berkembang  SDIT, SMPIT, SMAIT, MTS, MA dan Pondok Pesantren, malah ada sebuah terobosan baru perpaduan antara pendidikan formal dan non formal yaitu SMP N berbasis pesantren, yang mana para siswanya di asramakan solusi mengatasi kenakalan pelajar di luar jam sekolah.
Pendidikan adalah unsur penting untuk membangun masa depan bangsa, meskipun garapan pendidikan bukan para elit politik.

“namun masa depan suatu bangsa ditentukan oleh setinggi mana para generasi bangsa itu memiliki wawasan keilmuannya dan nilai Religius yang dia miliki sebagai penerus untuk melanjutkan estafet perjuangan para pendahulunya di masa yang akan datang.

Oleh : Aryanto Rosyad,SPd.I (pengasuh PONPES An-Ni’mah Batu Aji Batam)

Wednesday, June 6, 2012

PENYEBAB KULIT WAJAH KUSAM



Bagi wanita memiliki kulit wajah yang putih, indah, sehat berseri alami adalah dambaan hampir semua wanita di dunia. Terkadang banyak orang menghabiskan sekian rupiah hanya untuk perawatan kulit wajah agar wajah tampak putih, sehat berseri dan sedap di pandang mata.

Wajah yang terlihat kusam, kotor, berjerawat atau bahkan cenderung berminyak, merupakan salah satu masalah kulit wajah yang sering dialami baik pria maupun wanita. Gangguan kulit wajah inilah yang mengapa kulit wajah terlihat kusam, mudah berjerawat dsb. Apa saja yang menyebabkan kulit wajah terlihat kusam. Berikut ini adalah penyebab-penyebab umum dari kulit wajah yang kusam, adalah sebagai berikut :


1. Stress

Stress adalah salah satu gangguan psikologis yang sering menyerang siapa saja. Stress juga merupakan musuh besar dan dapat mempengaruhi penampilan baik secara fisik maupun mental. Stress dapat menyebabkan kelenjar dalam tubuh pengontrol emosi akan meningkat sehingga berpengaruh pada wajah mudah berjerawat, psoriasis (sejenis penyakit dimana kulit mengalami proses pergantian terlalu cepat), eczema (eksim), gatal-gatal juga bintik-bintik merah.

2. Diet yang tidak sehat dan kurang teratur

Mungkin beberapa diantara Anda, ada yang menjalani program diet. Namun program diet yang diterapkan dan dijalankan tidak teratur, tidak sehat dan tidak seimbang, sehingga tubuh kekurangan asupan energi dan nutrisi yang penting bagi tubuh maupun wajah itu sendiri. Adapula yang menjalankan program diet secara ketat, tubuh akan kekurangan asam lemak yang baik sehingga membuat kulit kehilangan kesegarannya. Sementara bagi mereka pria ataupun wanita yang mengalami gangguan nafsu makan, seperti anoreksia atau bulimia akan kekurangan protein dan vitamin sehingga menyebabkan kulit menjadi kering dan mudah terkelupas.

3. Efek dari sinar ultraviolet

Seharian bekerja diluar lapangan atau ruangan terbuka akan mempercepat perubahan pigmentasi kulit dan penuaan kulit secara dini, kemudian pada kulit wajah akan timbul flek atau noda hitam/cokelat. Jika terus dibiarkan maka akan timbul penyakit kanker kulit. Disarankan untuk menggunakan tabir surya atau pelembab wajah ketika Anda melakukan aktivitas di luar ruangan. Minimal dapat melindungi wajah Anda dari bahaya radikal bebas dari pancaran sinar matahari atau sinar UV.

4. Kurangnya waktu istirahat dan pola tidur yang tidak teratur

Kurangnya waktu istirahat dan tidur yang tidak teratur juga dapat mempengaruhi wajah terlihat lebih tegang dan wajah terlihat seperti tidak bersemangat dan kuyu. Kulit wajah atau wajah itu sendiri membutuhkan waktu istirahat yang cukup seperti anggota tubuh lainnya, guna untuk regenerasi pembentukan sel-sel kulit yang baru dan membuang sel kulit yang telah mati. Waktu tidur yang teratur adalah 6-7 jam perhari. Jika waktu istirahat dan tidur Anda terbilang cukup dan teratur, makan kulit wajah tampak lebih sehat dan indah, guna menghindari dari proses penuaan dini yang membuat kulit wajah terlihat mengkerut dan keriput.

5. Suka minum alkohol

Kandungan yang terdapat dalam berbagai jenis minuman beralkohol juga menjadi salah satu penyebab wajah terlihat lebih kusam seperti tidak terawat. Minuman beralkohol akan membuat kulit kekurangan cairan, terlihat lebih kering dan cepat keriput. Minuman seperti Anggur merah memang baik untuk kesehatan kulit, apabila dikonsumsi tidak lebih dari satu gelas.

6. Waktu tidur yang terjaga/ Sering begadang

Kebutuhan akan tidur memang diperlukan oleh setiap individu. Kekurangan waktu tidur akan membuat tubuh memproduksi hormon stress. Hormon stress yang dihasilkan akan menyebabkan munculnya jerawat, lingkaran hitam disekitar mata, membuat warna kulit terlihat lebih kusam, dan membengkak serta tubuh terasa kurang darah.

7. Merokok

Bahaya rokok lebih besar resiko terhadap wanita dibanding pria. Hal ini karena pada hormon estrogen pada wanita tidak mampu mengikat secara baik efek dari kandungan rokok yang di isap. Oleh karennya rokok selalu dijadikan salah satu penyebab akan gangguan kesehatan fisik dan mental. Bahkan sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang merokok akan terlihat 10 tahun lebih tua dibanding usia aslinya. Rokok akan mengikat bakteri baik, darah merah dsb yang terkandung di dalam perut. Selain rokok akan menghambat peredaran darah dan oksigen ke kulit. Selain itu rokok juga akan menjadi kulit wajah terlihat lebih kusam dan kotor, sehingga meninggalkan wajah dengan banyak flek atau noda hitam.

8. Pola makan yang tidak teratur dan seimbang

Ada beberapa jenis kulit yang mudah sekali timbul jerawat, kudis, kurap dan panu dan bebrbagai bentuk dan macam penyakit kulit lainnya, terutama pada kulit wajah sensitif dan terlihat lebih tua dari usia yang sebelumnya, banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung garam, gula atau minyak berlebih akan berimbas pada kulit wajah terlihat kusam, gatal dan terlihat lebih besar.

9. Berat badan yang mudah naik turun

Ada beberapa diantara kita yang memiliki berat badan yang mudah naik dan turun. Namun cenderung bila berat badan sedang turun, sulit untuk mengembalikan kembali bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Fluktuasi yang terjadi pada berat badan yang mudah naik dan turun juga dapat memicu wajah terlihat lebih tua, kusam, dan kulit wajah akan mudah mengalami kerutan.

10. Efek samping negatif dari penggunaan kosmetika

Jenis kulit wajah setiap orang berbeda-beda, ada yang memiliki kulit wajah putih alami, kulit wajah normal, kulit wajah kering, kulit wajah berminyak, kulit wajah sensitif dsb. Produk kosmetik yang sekarang dijual dan ditawarkan banyak mengandung merkuri, alkohol dan campuran bahan kimia lainnya yang berimabas pada warna kulit terlihat lebih hitam, ada yang berjerawat dan kulit wajah ada yang mengelupas kemerahan. Untuk itu disarankan agar Anda bijak dalam memilih produk kecantikan dan pilihlah produk kecantikan atau perawatan tubuh dan wajah yang sesuai dengan jenis kulit wajah Anda.


SUMBER : http://www.pemutihwajahalami.com

EFEK SAMPING SUNTIK PEMUTIH


Apakah Efek Samping Suntik Putih? - Walaupun vitamin C yang merupakan bahan dasar dari suntik putih yang dapat larut dalam air dan juga apabila asupannya berlebihan bisa dikeluarkan secara otomatis melalui urin namun vitamin C juga mempunyai efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak tepat. Balita tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 400 mg karena bisa diare. Orang dewasa tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 2000 mg sehari karena selain bisa menyebabkan penyakit maag juga bisa mengganggu kerja ginjal.
Efek samping suntik putih yang ditakutkan adalah terjadinya batu ginjal. Pada seseorang yang mempunyai keturunan penyakit ini, vitamin C yang berlebih bisa mengendap menjadi kristal apalagi bila orang tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada pengidap batu ginjal adalah rasa pegal dan sakit di daerah pinggang. Bila timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin C maka harus segera dihentikan pemberian vitamin C.

Sebaiknya juga seseorang yang terbukti mempunyai keturunan penyakit batu ginjal tidak melakukan penyuntikan vitamin C. Pengidap maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung. Banyak manfaat yang bisa diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi penunjang.

Harus berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan batu ginjal karena bisa memperberat penyakit akibat efek samping suntik putih ini. Sebetulnya yang paling berbahaya adalah apabila ada penolakan dari tubuh sewaktu dilakukan penyuntikan, maka bisa menyebabkan kematian seketika. Oleh karena itu sebelum melakukan suntik putih ada baiknya berkunsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang berkompeten dan jangan terlalu berlebihan menggunakan suntik pemutih.

Bahaya Suntik Putih Dengan Vitamin C Jadi Ketagihan Seperti Pecandu Narkoba

Konon, dengan suntik Vitamin C bukan saja membuat badan jadi segar dan sehat, tapi juga membuat kulit si pemakai menjadi mulus. Lebih dari itu, produk ini juga diklaim bisa membuat pemakainya awet muda. Iklan yang menggoda, promosi dari mulut ke mulut, membuat banyak wanita tergoda untuk mencoba. Apalagi, dari segi harga relative jauh lebih murah ketimbang melakukan tindakan operasi. Promosi hanya dengan uang beberapa ratus ribu, bisa tampil cantik dan awet muda, memang sungguh menggoda. Bisa jadi ini juga sebabnya belakangan makin banyak klinik kecantikan yang juga menyediakan layanan suntik Vitamin C. Lebih yakin lagi, karena sejumlah klinik itu juga menyediakan dokter untuk berkonsultasi.

Konsumen hendaknya berpikir panjang dan jangan terbuai dengan iming-iming tidak ada efek sampingan. ada banyak efek sampingan dari suntikan Vitamin C yang dilakukan terus menerus, di antaranya, batu ginjal, batu empedu, penipisan tulang, pengeroposan, dll. Lebih mengerikan lagi, ternyata ada efek ketagihan yang dialami konsumen. Kalau tidak disuntik, si pasien merasa badannya lemas. Ada kasus, pasien yang merasa harus terus mendapat suntikan itu. Padahal dia sudah menjadi langsing, kulitnya sudah putih, tapi tetap merasa ‘butuh’ dan harus mendapat suntikan itu.

“No injection Vitamin C at all”, sekalipun demi kecantikan, demi kosmetik, tidak boleh! Tapi di Indonesia seolah didiamkan saja”
Vitamin C injection itu mengubah metabolisme obat. Misalnya, disuntikkan vitamin C dan E, nah, vitamin E tidak bisa keluar dari tubuh selama 4 minggu karena adanya vitamin C yang disuntik secara bersamaan. Dan Vitamin C dosis tinggi bisa juga untuk aborsi. Remaja-remaja yang suka mengkonsumsi Vitamin C dosis tinggi, mensnya tidak teratur dan sedikit, hanya 1 sampai 3 hari. Mereka ini kemungkinannya pada umur 35-36 tahun akan mengalami menopause dini.

Memang, Vitamin C bermanfaat untuk tubuh asalkan dikonsumsi dengan dosis yang disarankan. Di Amerika misalnya, dosis yang disarankan adalah 50-90 mg, sedang di Indonesia antara 50-70 mg. Jadi bila kita mengkonsumsi 100 mg, cukup. Atau sebenarnya Vitamin C cukup didapat dari makanan yang alami, seperti mengkonsumsi 1 buah jeruk/hari, itu setara dengan 50 mg Vitamin C. Bandingkan jika suntik Vitamin C di mana sekali suntik 4.000 mg akan masuk ke tubuh kita, berarti sungguh jauh dari dosis normal yang disarankan.

Mengkonsumsi 500 mg, buat apa? Itu kan megadosis, kita tidak butuh itu. Memang benar Vitamin C secara positif, baik untuk menghilangkan kerutan, tapi tidak perlu dengan angka (dosis) setinggi itu. 

Kembali ke masalah Vitamin C injection. Konsumen hendaknya berpikir panjang jika ada tawaran-tawaran menggiurkan seperti suntik Vitamin C bisa menghilangkan kerutan, melangsingkan, atau bahkan membuat kulit mulus dan putih secara cepat (instant). Memang itu semua bisa didapat, langsing dan putih, dengan cepat hal ini karena Vitamin C menghambat pembentukan pigmen pada kulit. Tapi efeknya tanggung sendiri. Karena tidak ada sesuatu yang didapat secara instant tanpa efek. Jika terlalu sering endapan Vitamin C di dalam tubuh memungkinkan adanya kristalisasi.

Jadi saran saya, perpikir panjanglah sebelum melakukan, dari pada menyesal di kemudian hari.

Sumber: Tabloid Nakita.

Monday, June 4, 2012

DAMPAK PERCERAIAN


Perceraian memiliki dampak terhadap mantan pasangan suami istri dan anak. Akan tetapi dalam uraian ini akan dibahas dampak perceraian yang akan dialami oleh anak. Menurut Maryana, M.Psi,Psi psikolog anak RS Awal Bros Batam.
Reaksi anak terhadap perceraian orang tua sangat tergantung pada penilaian mereka sebelumnya terhadap perkawinan orangtua mereka serta rasa aman di dalam keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa perceraian memberikan dampak secara psikologis terhadap anak. Diketahui bahwa lebih dari separuh anak yang berasal dari keluarga tidak bahagia menunjukkan reaksi bahwa perceraian adalah yagn terbaik untuk keluarganya. Sedangkan anak-anak yang berasal dari keluarga bahagia lebih dari separuhnya menyatakan kesedihan dan bingung menghadapi perceraian orang tua mereka.


Maryana mengemukakan bahwa anak-anak yang orang tuanya bercerai sering hidup menderita, khususnya dalam hal keuangan serta secara emosional kehilangan rasa aman di dalam keluarga.
Orang tua secara  tidak langsung akan berperan tunggal dalam mengasuh anaknya. Dengan siapapun jatuhnya hak asuh anak baik ayah maupun ibu tetap akan menanggung beban lebih besar saat terjadinya perpisahan,” jelas Maryana.

Dampak perceraian lain yang terlihat adalah meningkatnya “perasaan dekat” anak dengan ibu serta menurunnya jarak emosional terhadap ayah. Hal ini jika hak asuh jatuh kepada ibu, begitu pula sebaliknya. Selain itu anak-anak dengan orang tua yang bercerai merasa malu dengan perceraian tersebut. Sehingga pada kasus tertentu mereka menjadi inferior dengan anak-anak lain.
Pada dasarnya setiap anak pasti menginginkan keluarga yang bahagia dan harmonis. Sebagian besar anak-anak menentang perceraian, tapi apabila terlihat adanya argument keras orang tua dan ditambah dengan kekerasan fisik, akhirnya anak tidak bisa menentang perceraian, karena mereka hanya ingin keributan orang tua berhenti.

Alasan perceraian yang umum diajukan oleh pasangan suami istri adalah karena adanya masalah dalam perkawinan yang sulit diatasi sehingg mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian.
Perceraian terkadang adalah satu-satunya jalan bagi beberapa orang tua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Pada beberapa kasus perceraian selalu dikatakan bahwa perceraian dapat menimbulkan akibat buruk pada anak.

Tapi dalam kasus tertentu, perceraian bisa jadi merupakan alternative terbaik daripada membiarkan anak-anak terus tinggal bersama keluarga yang penuh dengan pertenkaran yang buruk.
Ketika orang tua melalui proses perceraian,sayangnya cukup banyak yang cenderung untuk focus pada kekhawatiran diri mereka sendiri. Bukan memperhatikan bagaimana dan apa yang sedang terjadi pada anak-anak keika proses perceraian akan dan sedang berlangsung.

Akibatnya, orangtua tidak lagi memperhatikan anak-anak mereka, kurang disiplin dan kurang memberikan kasih sayang. Mereka justru memberikan tanggung jawab dan tekann pada anak tanpa mereka menyadarinya.

“Salah satu efek psikologis perceraian pada anak-anak adalah saat anak mengambil peran sebagai penghibur salah satu orang tua, berusaha merangkul kakak atau adik mereka untuk selalu bersama dan lebih kuat dalam perpisahan orang tua mereka ini, dan membantu melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah, keadaan ini secara psikologis sangat berpengaruh bagi kejiwaan anak,” jelas Maryana.
Maryana menambahkan, suatu ketika psikologis anak menolak keadaan yang mereka terima. Anak-anak kadang menjadi marah karena sebenarnya mereka merasa terjebak oleh “masalah yang dihasilkan “ orang tua dan merasa “dirampok” kehidupannya.

Pada awalnya mungkin anak akan sulit menerima keputusan orang tuanya untuk berpisah. Tapi seiring dengan berjaannya waktu dan dengan bantuan orang tua dan anggota keluarga yang lainnya, anak-anak akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang tejadi di keluarga mereka.
Dampak psikolog dari perceraian terhadap anak-anak

Dampak psikologis dari perceraian terhadap anak-anak ini bisa bermacam-macam. Anak-anak yang orang tuanya bercerai biasanya menderita berbagai masalah psikologis seperti :
  • Memiliki rasa bersalah dan suka menyalahkan diri sendiri.
  • Merasa tidak percaya diri atau rendah diri. 
  •  Merasa tidak diinginkan atau ditolak oleh orang tuanya
  •  Merasa tidak merasa aman dan sendirian/kesepian.
Perasaan-perasaan diatas yang dimiliki anak hasil perceraian dapat memicu tibulnya perkembangan perilaku seperti:
  • Depresi dan suka memberontak
  • Pendiam, tidak ceria dan suka bersedih
  • Mudah marah, agresif, suka mengamuk berbuat kerusakan atau bertindak kasar.
  • Sulit berkonsentrasi dalam belajar yang dapat mengakibatkn prestasi sekolah menurun. 
  • Takut memulai hubungan dengan lawan jenis karena takut gagal seperti orang tuanya.
Penting untuk diketahui bahwa dampak perceraian keluarga tidak selalu sama, karena setiap orang tua dan anak berbeda. Pada beberapa anak, mereka tidak hanya akan mendapat dampak psikologis ketika kecil saja, tetapi juga dampaknya dapat berlanjut sampai mereka dewasa juga.

Anak korban perceraian yang berhasil melalui proses adaptasi, tidak akan mengalami kesulitn yang berarti ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya. Tetapi bagi anak yang gagal beradaptasi dengan lingkungan baru setelah perceraian, maka anak akan membawa dampak ini hingga dewasa seperti perasaan ditolak, tidak percaya diri dan tidak dicintai.


Sumber : harian “Haluan Kepri-Ibu danAnak”