Tuesday, November 29, 2011

PUBERTAS




Pubertas Tertunda

Jeff membenci kelas olahraga. Ini bukan berate bahwa ia benci bermain sepak bola, basket atau kegiatan lainya. Tapi dia merasa malu untuk pergi ke ruang ganti setiap selesai pelajaran olahraga untuk mandi di depan teman-temannya. Tubuh teman-temanya terlihat berkembang secara normal dan terdapat perubahan di fisiknya, sementara tubuhnya sendiri tampak terjebak seperti anak-anak (kurang berkembang secara normal). Tubuhnya tampak lebih pendek dari kebanyakan teman-temannya di dalam kelas, kemudian dari suaran yang dia keluarkan pun tidak seperti teman-temannya yang lain. Jeff merasa malu karena masih seperti anak kecil jika dibandingkan dengan teman2 seusianya.

Apakah ada yang salah tentang pertumbuhan badan pada diri Jeff ?

Apakah Pubertas Tertunda itu?

Pubertas adalah perubahan pada tubuh dari anak-anak menjadi manusia dewasa. Anda akan merasakan masa pubertas dengan perubahan di tubuh anda.

Jika anda perempuan, anda akan melihat bahwa payudara anda mengembang dan tumbuh rambut pada kemaluan anda, dan tubuh anda mengalami pertumbuhan yang cepat, serta mulai mendapatkan haid (menstruasi). Bentuk keseluruhan dari tubuh anda mungkin akan berubah, panggul anda akan melebar dan tubuh anda akan lebih berisi.

Jika anda seorang pria, anak akan merasakan tumbuhnya rambut di kemaluan dan wajah, kemudian, testikel dan penis anda akan tubuh lebih besar. Bentuk tubuh anda juga akan mulai berubah. Bahu anda akan melebar dan tubuh anda akan menjadi lebih berotot.

perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh hormone seks (testosterone pada laki-laki dan estrogen pada anak perempuan) bahwa tubuh anda mulai memproduksi dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya.

Pubertas berlangsung selama beberapa tahun, dan usia pubertas pada setiap anak dimulai dan diakhirinya tidak sama (bervariasi). Hal ini biasanya dimulai saat anak berusia antara 7 dan 13 tahun untuk perempuan, dan usia 9 dan 15 untuk pria. Meskipun bisa lebih awal atau agak lambat bagi setiap orangnya ini semua adalah normal.
Itu sebabnya ada anak yang lebih cepat masa pubertasnya atau bahkan lebih lambat dari pada kebanyakan teman-teman seusianya.

Kadang-kadang orang melewati rentang usia pubertasnya tanpa menunjukkan tanda-tanmda perubahan dalam tubuhnya. Hal ini disebut pubertas tertunda.

Apa Penyebab Pubertas Tertunda?

Pubertas dapat tertunda karena beberapa alasan. Paling sering, itu hanya suatu pola pertumbuhan dan perkembangan dalam keluarganya.
Atau bisa juga factor keturunan. Ini disebut keterlambatan konstitusional, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan apapun. Remaja ini akhirnya akan berkembang secara normal, hanya mungkin lebih lambat jika dibandingkan rekan-rekan seusianya.

Masalah medis juga dapat menyebabkan keterlambatan pubertas. Beberapa orang mempunyai penyakit kronis seperti diabetes, fibrosis kistik, penyakit ginjal, atau bahkan asma dapat memperlambat pertumbuhan pubertasn karena penyakit mereka adalah penghambat pertumbuhan tubuhnya. Pengobatan yang tepat akan dapat membantu untuk memperkecil tertundanya pubertas.

seseorang yang kekurangan gizi, atau asupan nutrisi yang kurang tepat juga dapat menyebabkan tertundanya pubertas. Sebagai contoh, remaja dengan gangguan makan anoreksia nervosa sering kehilangan berat badan sehingga tubuh mereka tidak dapat berkembang dengan baik. Wanita yang sangat aktif dalam olahraga juga dapat tertunda pubertasnya karena tingkat latihan olahraganya yang padat sehingga membuat tubuh mereka begitu ramping. Tubuh wanita memerlukan sejumlah lemak sebelum mereka melewati masa pubertas.

keterlambatan pubertas juga dapat terjadi karena masalah pada kelenjar pituitary atau tiroid. Kelenjar ini memproduksi hormone yang penting untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan tubuh.

Beberapa orang yang masa pubertasnya tertunda memiliki masalah dengan kromosom mereka, yang terdiri dari DNA yang berisi rencana konstruksi tubuh. Masalah dengan kromoson dapat menganggu proses pertumbuhan normal.

Sindrom Turner adalah contoh dari gangguan kromosom. Ini terjadi ketika salah satu dari dua kromosom (wanita) X yang hilang. Hal ini menyebabkan masalah dengan bagaimana tumbuh kembang ovarium dan hormone seks pada seorang gadis.

Pria dengan sindrom Klinefelter yaitu yang dilahirkan dengan kromosom X tambahan (XXY bukan XY). Kondisi ini dapat memperlambat perkembangan seksualnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Dokter?

Kabar baiknya adalah bahwa jika ada masalah, dokter biasanya dapat membantu remaja dengan pubertas tertunda untuk tumbuh kembang secara normal. Jadi jika Anda khawatir bahwa Anda tidak berkembang sebagai mestinya, Anda harus meminta orang tua Anda untuk membawa anda berkonsultasi ke dokter.

Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mengambil riwayat medis Anda dengan meminta Anda tentang segala gejala yang Anda miliki, kesehatan masa lalu Anda, kesehatan keluarga anda, apapun obat yang pernah anda minum, alergi apapun yang pernah Anda miliki, dan masalah lain seperti pola pertumbuhan anggota keluarga Anda. Dokter akan membuat grafik pertumbuhan Anda untuk melihat apakah pola pertumbuhan Anda. Yang lebih pentingnya lagi dokter mungkin akan memerintahkan anda untuk tes darah guna memeriksa tiroid, hipofisis masalah, kromosom, atau lainnya. Dan mungkin juga dokter akan melihat tulang anda menggunakan X-ray, apakah pertumbuhannya normal atau tidak.

Dalam banyak kasus, dokter akan dapat meyakinkan Anda bahwa tidak ada masalah fisik yang mendasari; . Jika dokter tidak menemukan masalah, meskipun, ia mungkin merujuk Anda ke ahli endokrinologi pediatrik, dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat anak-anak dan remaja yang memiliki masalah pertumbuhan, atau ke spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan.

Beberapa remaja yang terlambat pengembang mungkin memiliki waktu yang sulit menunggu perubahan pubertas, bahkan setelah dokter telah meyakinkan mereka bahwa mereka adalah normal. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menawarkan kursus singkat remaja (biasanya beberapa bulan) untuk pengobatan dengan obat hormon untuk mendapatkan perubahan pubertas. Biasanya, ketika pengobatan dihentikan beberapa bulan kemudian, hormon remaja itu sendiri akan mengambil alih dari sana untuk menyelesaikan proses pubertas.

Berurusan Dengan Tertundanya Pubertas

Hal ini dapat benar-benar sulit untuk melihat teman-teman Anda tumbuh dan berkembang secara normal sementara hal yang sama tidak terjadi pada Anda. Orang-orang di sekolah mungkin tertawa melihat ukuran tubuh Anda dengan dada datar Anda. Bahkan ketika dokter atau orang tua Anda meyakinkan Anda bahwa hal tersebut normal adanya.

Jika Anda merasa tertekan atau memiliki masalah lain yang berkaitan dengan keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan, berbicara dengan ibu atau ayahmu, atau kedokter, atau orang dewasa lain yang dipercaya untuk mencarikan seorang konselor atau terapis yang dapat membantu anda. Orang ini dapat membantu Anda memilah-milah perasaan dan menyarankan cara untuk mengatasinya.

Terlambatnya pubertas bisa sulit bagi siapapun untuk menerima dan menangani - tapi itu masalah yang biasanya akan dipecahkan. Mintalah bantuan jika Anda mempunyai keprihatinan apapun tentang perkembangan Anda. Dan ingat bahwa dalam kebanyakan kasus anak-anak akhirnya akan mengejar ketinggalan dengan rekan-rekan mereka.

Diterjemahkan : Yudha S
Diulas oleh: Steven Dowshen, MD

MENDENGKUR




Mendengkur dan Gangguan Tidur (Sleep Apnea)

Mendengkur adalah hal yang biasa. Banyak studi menunjukkan 50% pria dan 30% wanita mendengkur saat tidur. Aaapakah mendengkur merupakan gangguan social?



Penjelasan dan Gejala OSA

Mendengkur saat tidur merupakan salah satu gejala dari Obstuctive Sleep Apnea (OSA), dimana hal ini merupakan gangguan tidur yang cukup serius karena napas berhenti berulang kalai selama tidur. Pasien dengan OSA umumnya mendengkur sangat keras, khususnya ketika mereka berbaring. Pppasangan anda mungkin menyadari jika napas terhenti beberapa kali selama anda tidur atau ketika terbangun karena kurang asupan oksigen. Ketika terbangun, pasien mungkin meresakering pada mulut, sakit tenggorokan atau sakit kepala di pagi hari sehingga mengantuk di siang hari merupakan hal yang sering dijumpai.

OSA terjadi karena otot pada tenggorokan menjadi lemah saat tidur sehingga sulit untuk bernapas secara normal. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah. Otak akan mengirimkan sinyal dan membuat terbangun sehingga pasien dapat membuka kembali jalan napas. Pasien mungkin tidak menyadari keadaan tersebut. Gangguan ini akan mempengaruhi kualitas tidur. Diperkirakan ¾ pasien dengan OSA tidak terdiagnosa.

Factor Risiko OSA

Pasien obesitas dan yang memiliki jalan napas yang sempit merupakan individu dengan factor risiko tinggi mengalami gangguan tidur. Lebih dari setengah pasien dengan OSA mengalami obesitas, namun individu dengan berat badan ideal ataupun kurus, dapat juga mengalami gangguan tidur. Pria perokok dan idndividu yang memiliki penymbatan kronis pada hidung kemungkinan mengalami gangguan tidur. Kemungkinan OSA juga tinggi di kalangan individu dengan hipertensi dan panyakit jantung koroner, dibandingkan denganpopulasi umum. Konsumsi alcohol dan obat penenang dapat menjadikan otot pada tenggorokan lemah saat tidur sehingga menyebabkan mendengkur yang kemudian menjadi gangguan tidur.

Komplikasi

Pasien OSA kerap kali mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah saat tidur. Ini menyebabkan naiknya tekanan darah dan meningkatkan risiko gagal jantung serta stroke. Pasien OSA juga kemungkinan mendrita gangguan detak jantung. Adanya penyakit jantung yang tidak terdeteksi dapat mengakibatkan risiko kematian. Karena seringkali terbangun saat tidur akibat OSA, banyak hala yang timbul, antara lain : kualitas tidur yang buruk, rasa kantuk dan lebih di siang hari serta gangguan emosi (lebih mudah marah dll). Orang dewasa akan sulit berkonsentrasi bahkan dapat jatuh tidur saat bekerja, lebih buruk lagi tertidur pada saat mengemudi. Anak-anak / remaja kemungkianan memiliki prestasi buruk di sekolah dan masalah perilaku yang tidak baik.

Diagnose

Riset tidur, baik dirumah sakit maupun dirumah pribadi, dapat dilakukan untuk mendiagnosa ada/ tidaknya gejala OSA serta mengetahui samapai sejauh mana gangguan tersebut mempengaruhi kehidupan pasien. Pola bernapas, kaddar oksigen, pergerakan kakai dan tangan serta berbagai factor dimonitor pada saat pasien tidur. Prosedur endoskopi pada saluran napas juga dapat dilakukan untuk mengetahuk ada/tidaknya penyumbatan pada hidung dan tenggorokan.

Menghindari /Mengurangi Risiko OSA

Untuk gangguan tidur ringan, dokter umumnya menyarankan perubahan pada gaya hidup seperti mengurangi berat tubuh dan berhenti merokok. Pada kasus yang lebih berat, kemungkinan diperlakukan bantuan alat pada mulut dan tekanan pada jalan napas (continuous Positive Airway Pressure/CCAP), sehingga oksigen dapat masuk tanpa halangan. Dalam hal lain, operasi mungkin diperlukan.

Watch –PAT , Kekamajuan Baru dalam Diagnosa OSA.

Watch-PAT telah terbukti secara klinis sebagai alat diagnose untuk mendeteksi gangguan pernapasan saat tidur. Dirancang untuk dapat memberikan analisa secara otomatis saat digunakan serta menghasilkan laporan secara lengkap sehingga alat ini sangat ideal untuk memperoleh diagnose, mengevaluasi pengobatan sehingga dapat dilakukan tindak lanjut yang tepat.

Watch-PAT
  • Mendiagnosa kelainan pada saat tidur
  • Mengevaluasi pengobatan gangguan tidur
  • Tindak lanjut dari diagnose & pengobatan
  • Analisa secara otomatis :
  1. RDI – Respiratory Sisturbance Index
  2. AHI – Apnea Hypopnea Index
  3. ODI – oxygen Desaturation Index
  4. Tahap-tahap tidur ( REM – Rapid Eye Movement / NREM – Non – Rapid Eye Movement, tidur ringan /dalam)
  5. menghitung jumlah keadaan tidur/terbangun
  6. detak jantung
  7. level oksige
  • laporan menyeluruh /lengkap
  • Cara pengoperasian yang mudah
  • Nyaman saat digunakan
  • Dapat digunakan tanpa bantuan orang lain.

Wednesday, November 16, 2011

MANFAAT MENGKONSUMSI IKAN




Penelitian baru menunjukkan bahwa makan ikan sekali atau dua kali seminggu bisa mengurangi risiko menderita kebutaan.

Penelitian itu menunjukkan bahwa makan asam lemak omega-3, bisa membantu mencegah serangan degenerasi makula degenerasi (age-related macular degeneration/AMD), kondisi yang menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap. Asam lemak omega-3 umumnya ditemukan dalam ikan berminyak seperti salmon dan tuna kaleng.

Mereka menemukan bahwa makan satu atau dua porsi ikan seminggu bisa mengurangi risiko kelihangan penglihatan lebih dari 42 persen pada wanita tua.

Penemuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil yang mirip pada pria.

Pemimpin penelitian Dr. William Christen, dari Harvard Medical School, mengatakan bahwa ikan "daging gelap" tampaknya yang paling banyak membantu.

"Menurunkan risiko itu tampaknya karena mula-mula konsumsi ikan tuna kalengan dan ikan daging gelap," kata Christen, seperti dikutip Telegraph.

AMD disebabkan oleh merosotnya dan kematian sel-sel dalam makula, bagian retina yang digunakan untuk melihat lurus ke depan.

Penyakit ini, yang terutama mempengaruhi orang berusia di atas 40 tahun, mencuri penglihatan penderita dengan menciptakan titik hitam di pusat penglihatan mereka yang perlahan-lahan membesar.

Dengan jumlah penderita AMD akan meningkat tiga kali lipat dalam 25 tahun mendatang sebagaimana usia penduduk, ada kebutuhan mendesak untuk pemecahannya.

Tim di Harvard Medical School mendukung penelitian lain dari lebih dari 38.000 wanita untuk mendapatkan temuan itu. Semua partisipan memulai studi bebas AMD itu.

Rangkaian pertanyaan diberikan untuk menetapkan kebiasaan makan para partisipan, termasuk seberapa banyak asam lemak omega-3 yang mereka makan.

Selama lebih dari periode 10 tahun, kesehatan mata perempuan dilacak, dengan fokus khusus pada AMD. Total 235 perempuan yang berpartisipasi mengembangkan degenerasi makula.

Perempuan yang makan ikan satu atau lebih seminggu dua perlima, 42 persen, kemungkinan mengembangkan kondisi itu lebih sedikit daripada mereka yang makan lebih sedikit ikan per bulan.

Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi paling banyak asam lemak omega-3 ditemukan dalam ikan memiliki hampir dua perlima risiko lebih rendah, 38 persen AMD daripada mereka yang makan paling sedikit.

Omega 3, yang bentuk umumnya dalam makanan adalah Eicosapentaenoic acid (EPA) dan Docosahexaenoic (DHA) bisa juga dikonsumsi sebagai suplemen.

Dalam ringkasannya, data yang akan datang dari populasi luas dari perempuan tanpa diagnosis AMD sebelumnya mengindikasikan bahwa konsumsi regular DHA dan EPA dan ikan penting untuk mengurangi risiko penyakit AMD," demikian kesimpulan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal "Archives of Ophthalmology."

Untuk asam lemak omega-6, asupan lebih tinggi dari asam linoleat tetapi bukan asam arachinodic dikaitkan dengan risiko degenerasi makula terkait usia. Bagaimanapun juga hubungan itu tidak bermakna setelah penyesuaian bagi faktor risiko lain dan lemak. (FORUM KAMI.NET)

KERJA KANTORAN DAN VIRUS KANKER



Kerja Kantoran Beresiko Naikkan 94 Persen Virus Kanker!

Obesitas selalu dianggap sebagai ancaman terbesar bagi para pekerja kantoran yang jarang bergerak. Padahal kurang gerak punya dampak lain yang tak kalah serius, yakni peningkatan risiko kanker usus hingga 2 kali lipat dalam 10 tahun.

Peneliti dari University of Western Australia membuktikan hal tersebut dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemology. Penelitian itu melibatkan 918 pasien kanker usus serta 1.021 orang dewasa yang tidak punya riwayat kanker.

Para partisipan mengisi kuesioner tentang rutinitas dan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, dalam kaitannya dengan pekerjaan yang ditekuni. Di antaranya menanyakan sudah berapa lama bekerja sebagai karyawan kantoran dan berapa lama berada di kantor setiap hari.

Para partisipan umumnya adalah karyawan kantoran yang rata-rata menghabiskan 55 persen waktunya di belakang meja, duduk seharian tanpa banyak bergerak. Masa kerja sebagai karyawan kantoran bervariasi, ada yang belum setahun dan ada juga yang sudah 10 tahun.

Ketika disesuaikan dengan faktor lain seperti diet dan gaya hidup, karyawan kantoran yang telah bekerja selama 10 tahun punya risiko kanker usus 94 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan baru. Makin lama bekerja di belakang meja, makin tinggi risikonya.

"Mereka yang duduk di belakang meja sepanjang hari hampir 2 kali lipat lebih berisiko mengalami kanker usus dibandingkan karyawan pekerjaannya mengharuskannya untuk selalu bergerak," ungkap para peneliti seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (20/4/2011).

Kanker usus merupakan jenis kanker yang cukup banyak diderita baik di negara maju maupun negara berkembang. Di negara maju seperti Inggris, 37.500 kasus baru kanker usus muncul tiap tahun dengan tingkat kematian sekitar 16.000 jiwa tiap tahunnya.

Penyebab pasti kanker usus memang belum diketahui pasti, namun diet makanan berlemak dan kurang serat serta banyak konsumsi daging merah bisa memicunya. Berdasarkan penelitian ini, kurangnya aktivitas fisik bisa juga digolongkan sebagai pemicu kanker usus.<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US JA AR-SA MicrosoftInternetExplorer4 (FORUMKAMI.NET)

JUNK FOOD DAN ANAK KURUS



Jangan Kasih Junk Food Ke Anak Kurus

Terkadang orangtua yang memiliki anak bertubuh kurus membebaskan anaknya untuk mengonsumsi junk food. Padahal junk food juga bukan makanan yang baik untuk anak kurus. "Anak kurus pun tidak bagus makan junk food, karena junk food makanan yang tidak baik untuk semua orang," ujar Dr Fiastuti Wijtaksono, MS, SpGK disela-sela acara konferensi pers Launching of HiLo School 'Ready to Drink VegiBery' di Y&Y Cafe, Pacific Place, Selasa (19/4/2011).

DrFiastuti menuturkan hal ini karena di dalam junk food mengandung kadar garam, gula dan lemak jenuh yang tinggi. Jika ingin anaknya gemuk dan sehat harus mengonsumsi makanan yang sehat.

"Kalau dari junk food hanya lemak jenuh saja yang didapat, sedangkan tubuh butuh 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda, dan itu tidak didapatkan dari junk food," ujar dokter yang berpraktek di RSCM ini.

Selain itu komposisi dari makanan yang dikonsumsi harus seimbang dan mengandung nutrisi karbohidrat, lemak, protein serta vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, C, D, K, kalsium, zat besi dan lainnya.

Dr Fiastuti mengungkapkan dalam membuat perencanaan makan agar tumbuh kembang bisa optimal berdasarkan 3J, yaitu:
  • Jumlah kalori yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
  • Jenis makanan yang dikonsumsi harus seimbang dan mengandung nutrisi makro dan juga mikronutrien
  • Jadwal, waktu makan terjadwal dengan baik

Jika jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, kurang melakukan aktivitas fisk yang digabungkan dengan faktor genetik serta karakteristik metabolisme bisa menyebabkan obesitas.

"Masalah berat badan berlebih pada anak-anak berkaitan dengan perubahan perilaku kehidupan modern yang terjadi di masyarakat termasuk pola makan yang mengarah pada konsumsi makanan tinggi kalori, lemak, kolesterol, garam dan rendah serat," ungkapnya.

Untuk mengatasi berat badan berlebih tidak hanya dibutuhkan perubahan pola makan, tapi juga diikuti dengan peningkatan aktivitas fisik. Kombinasi ini akan menghasilkan penurunan berat badan yang optimal dan berat badan normal dalam jangka waktu lama.

"Anak yang obesitas itu karena kesalahan orangtuanya, jadi jangan salahkan anaknya," ujar dokter yang juga berpraktik di Klinik Spesialis Semanggi. (http://forumkami.net/kesehatan)

PENYEBAB BAYI LAHIR SUMBING




Salah satu penyebab bayi bibir sumbing selama ini diduga karena penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid oleh ibu hamil. Namun penelitian terbaru menemukan bahwa pemakaian steroid tidak bertanggung jawab terhadap lahirnya bayi bibir sumbing.

Penelitian sebelumnya, mengujicobakan pemakaian kortikosteroid pada binatang. Hasilnya hewan hamil yang menggunakan steroid membuat bayi-bayi hewan tersebut lahir dengan bibir dan mulut cacat. Namun risiko tersebut tidak berlaku pada manusia.

Penelitian yang dilakukan Dr. Anders Hviid dan Dr. Ditte Molgaard-Nielsen dari Statens Serum Institut Kopenhagen, Denmark telah menemukan bahwa steroid yang digunakan ibu hamil dengan sangat jelas tidak berhubungan dengan penyebab bibir sumbing.

Kandungan steroid terdapat pada obat-obatan seperti asma, eksim, alergi, penyakit autoimun dan Multiple Sclerosis.

Untuk riset tersebut, penelitian dilakukan selama 12 tahun pada periode 1996-2008 terhadap 832.636 kelahiran bayi hidup di Denmark. Hasilnya, tidak ada beda antara ibu hamil yang menggunakan steroid dan yang tidak menggunakan steroid pada triwulan pertama kehamilan terhadap kelahiran bayi sumbing.

Memang dalam kasus kelahiran 832.636 kelahiran bayi hidup tersebut terdapat 1.232 bayi lahir sumbing, namun itu bukan penyebab karena ibu hamil yang memakai steroid. Dari keseluruhan ibu hamil itu, pemakaian steroid hanya 6 persen karena ibu hamil mengalami sakit pernapasan yang menggunakan obat semprot steroid pada triwulan pertama kehamilan.

"Memang tidak ada obat yang aman 100 persen yang digunakan selama kehamilan, tetapi kejadian bibir sumbing terbukti tidak terkait dengan steroid," kata Dr Hviid seperti dilansir dari medindia, Minggu (29/5/2011).

Hal sama diungkapkan Dr. Ditte Molgaard-Nielsen yang mengatakan ibu hamil yang menggunakan steroid selama triwulan I tidak ditemukan kasus yang lebih banyak dibandingkan pada wanita hamil yang tidak menggunakan steroid. Namun ia mengingatkan ada beberapa kortikosteroid untuk kasus dermatologi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko bibir sumbing pada bayi.

Namun kedua ilmuwan tersebut menyarankan agar ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan hendaknya berbicara dengan dokter untuk penggunaan steroid agar diberikan dosis rendah saja untuk menyembuhkan penyakitnya.

Meski tidak terkait langsung dengan penyebab bibir sumbing, penggunaan steroid pada ibu hamil sebaiknya dihindari karena memang sulit untuk mengatakan aman terhadap pemakaian obat-obatan selama masa kehamilan.

Bibir sumbing adalah cacar lahir yang dialami ribuan bayi di dunia setiap tahunnya. Hingga kini penyebab bayi bibir sumbing masih belum jelas. Dugaan terbesarnya masih karena faktor genetik atau pembelahan sel yang tidak sempurna.

Bibir sumbing sudah terjadi pada janin usia 5-9 minggu yakni ketika mulai terjadi proses pembentukan mulut dan langit-langit mulut. Saat itulah diduga terjadi pembelahan sel tidak sempurna yang bisa akibat janin kekurangan zat besi atau mengalami radiasi.

Operasi bibir sumbing adalah jalan terbaik untuk memperbaiki kelainan ini. Bayi dengan bibir sumbing harus mendapatkan perawatan gigi khusus untuk membentuk kembali rahang atasnya sebelum dilakukan operasi perbaikan bibir.

Dengan operasi bibir sumbing anak akan memiliki ucapan yang baik, memperbaiki penampilan wajah dan memudahkan fungsi rahang dan gigi untuk menggigit.

Definisi yang lain

Bibir sumbing atau cleft palate/abioschizis merupakan adanya celah / belahan antara 2 sisi kanan dan kiri bibir akibat kelainan formasi bibir. Bibir sumbing terjadi akibat gangguan dalam proses penyatuan bibir atas pada masa embrio awal (trimester pertama). Kadang kala malah lebih luas, dapat mencapai langit-langit bahkan sampai dengan merusak estetika cuping hidung (labio-palato-gnato schizis).

Penyebab

Beberapa faktor penyebab bibir sumbing terbagi menjadi faktor herediter dan faktor eksternal

a. Faktor Herediter

factor herediter ini berarti menyangkut gen penyebab bibir sumbing yang dibawa penderita. Hal ini dapat berupa :
  • Mutasi gen
  • Kelainan koromosom : 75% dari factor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan.
b. Faktor Eksternal/Lingkungan

factor eksternal merupakan hal-hal diluar tubuh penderita selama masa pertumbuhan dalam kandungan yang mempengaruhi atau menyebabkan bibir sumbing yaitu :
  • Faktor usia. Resiko meningkat dengan semakin tuanya usia orang tua, terutama lebih dari 30 tahun, dengan usia sang ayah nampaknya lebih merupakan faktor signifikan dibandingak usia ibu.
  • Obat-obatan : Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam flufetamat, ibu profen, Penisilamin, Antihistamin, Antineoplasik, kortikosteroid.
  • Nutirisi, terutama pada ibu yang kekurangan folat
  • Penyakit infeksi sifilis, virus rubella dan agen teratogenik (seperti steroid, antikonvusan)
  • Radiasi
  • Stress emosional
  • Trauma (trimester pertama)
  • Kondisi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan beresiko melahirkan bayi sumbing.
Komplikasi

Meskipun bibir sumbing bukan merupakan kelainan yang berbahaya namun mengakibatkan gangguan-gangguan pada penderita diantaranya :
  • Sulit Makan
Adanya celah pada mulut atau bibir menyulitkan bayi untuk bisa menghisap susu ataupuan makanan cairan lainnya. Dibutuhkan metode khusus, seperti dot khusus, serta posisi makan agak tegak agar bayi tidak tersedak. Diperlukan kesabaran lebih saat memberikan makanan pada bayi dengan celah pada bibir dan mulutnya, karena kelainan yang membedakannya dengan anak-anak normal lainnya.
  • Infeksi Telinga & Hilangnya Pendengaran
Tidak berfungsinya saluran yang menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan menyebabkan infeksi yang bisa mengakibatkan hilangnya pendengaran.
  • Gangguan Bicara
Penurunan fungsi-fungsi otot untuk berbicara yang terjadi akibat adanya celah, akan mempengaruhi pola bicara, bahkan menghambatnya
  • Masalah Gigi
Gigi tidak akan tumbuh secara normal, dan umumnya diperlukan perawatan khusus untuk mengatasi hal ini.
  • Masalah psikologis
Bibir sumbing menyebabkan timbulnya rasa kurang percaya diri pada penderita yang bisa menyebabkan stress dan terbatasnya hubungan sosial dengan orang lain
  • Gangguan pertumbuhan tulang muka

Penanganan

Bibir sumbing dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Ada 3 tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap sebelum operasi, tahap sewaktu operasi dan tahap setelah operasi.

a. Tahap sebelum operasi

Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai. Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi :
  • Berat badan lebih dari 10 pounds atau sekitar 4-5 kg
  • Hb lebih dari 10 gr%
  • Usia lebih dari 10 minggu
Jika bayi belum syarat tersebut sebaiknya pemberian minum harus dengan dot khusus yaitu lubang tidak terlalu besar yang membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat asupan gizi menjadi tidak cukup. Atau dilakukan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah duduk atau tegak. Celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus non alergenik untuk menjaga gusi tidak menonjol kearah depan (protrusio pre maksila) akibat dorongan lidah pada prolabium. Jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan kurang sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai waktu operasi tiba.

b. Tahapan Operasi

  • Usia optimal adalah usia 3 bulan, mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna.
  • Operasi untuk langit-langit (palatoplasty) optimal pada usia 18 – 20 bulan mengingat anak aktif bicara usia 2 tahun dan sebelum anak masuk sekolah. Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak, setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah, sudah ada mekanisme kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah.
  • Bila gusi juga terbelah (gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia 8 – 9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi
c. Tahap setelah operasi

Penatalaksanaanya tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi.
Banyaknya penderita bibir sumbing yang datang ketika usia sudah melebihi batas usia optimal untuk operasi membuat operasi hanya untuk keperluan kosmetika saja sedangkan secara fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speech teraphy pun tidak banyak bermanfaat.(Dari berbagai sumber)

Tuesday, November 1, 2011

OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER



OBSESSIVE –GANGGUAN KOMPULSIF

Beberapa anak-anak merasa kurang yakin atas kebersihan badannya sendiri. Seperti contohnya Sarah yang merasa tidak yakin kalau tangannya yang sedang di cuci itu sudah bersih. Sebetulnya Sarah ingin berhenti dan mematikan kran air tapi dia merasa ragu tangannya tidak cukup bersih. Bahkan tangannya sampai dibersihkan dengan menggunakan scrub hingga tanggannya merah. Dan begitu selesai makan dia harus mencuci lagi.

Karena waktunya habis untuk mencuci tangannya, akhirnya Sarah terlambat ke Sekolah. Di sekolah, ia mencoba untuk tidak menyentuh pegangan pintu atau pegangan tangan, karena khawatir bahwa jika dia dapat terjangkit penyakit yang serius. Tidak hanya itu setiap mendapat tugas dari gurunya dia selalu terlambat menyelesaikan tugasnya dikarenakan dia harus mengecek berulang-ulang.

Selama mengikuti tes atau ulangan di sekolahnya Sarah selalu mengecek hasil jawabannya berulang-ulang, dan parahnya lagi dia akan menghapus tulisan yang tidak sempurna atau tidak rapi. Dia takut hasil ulangannya tidak bagus. Banyak yang dia khawatirkan seandainya dia tidak memeriksa, dan memperbaiki ulangannya secara berulang-ulang dan begitu lama. Sehingga Sarah tidak pernah dapat menyelesaikan tugas ulangannya secara tepat waktu. Jadi meskipun di sekolah Sarah di cap sebagai anak pandai , tetap saja Sarah gagal dalam menyelesaikan tugasnya.

Sarah berusaha keras untuk menyembunyikan kebiasaanya itu. Dia khawatir orang-orang menganggapnya gila atau orang akan berpikir kalau dia aneh jika tahu apa yang dia lakukan. Sarah tahu bahwa ia menghabiskan waktu mencuci tangan dan memeriksa kertas ulangannya terlalu lama sehingga dia tidak mempunyai waktu untuk bermain bersama teman-temannya atau mengerjakan tugas sekolahnya. Parahnya lagi Sarah tidak bisa menghentikan dirinya. Itu karena Sarah telah obsesife-kompulsif (OCD)

Apakah OCD?

OCD adalah jenis kecemasan yang terjadi ketika ada masalah, sehingga otak menghubungkan antara kekhawatiran normal dengan keraguan. Anak-anak dengan OCD selalu diliputi banyak kekhawatiran. Kadang mereka merasa takut jikalau hal-hal burung mungkin bisa terjadi pada mereka, terjadi pada orang yang mereka cintai atau kadang-kadang mereka merasa seperti harus mendapatkan sesuatu “yang meyakinkan” dan harus memeriksa dan meyakinkan.

Seperti Sarah, beberapa anak dengan OCD takut mendapatkan kuman kotor. Takut kalau-kalau orang tua mereka mendapatkan sakit atau terluka. Beberapa anak merasa bahwa mereka harus mengatakan hal-hal secara berulang kali, selalu mengajukan pertanyaan secara berulang-ulang, atau sangat berhati-hati, karena hanya dengan itu bisa mengantisipasi terjadinya suatu hal yang buruk.

Beberapa anak bahkan khawatir dengan seringnya memikirkan hal yang buruk, akan membuat apa yang dikhawatirkan itu menjadi kenyataan.
Seorang penderita OCD selalu diliputi kekhawatiran sehingga dia dapat menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan sepanjang hari hanya untuk memastikan hal-hal buruk yang mereka khawatirkan tidak terjadi.

Kekhawatiran yang normal samakah dengan OCD?

Kekhawatiran yang normal tentu saja semua orang pasti pernah merasakannya. Seperti contohnya anak-anak yang khawatir jika terjadi sesuatu terhadap kedua orang tua mereka, seperti mengalami sakit atau terluka. Itu semua kekhawatiran yang normal. Kadang ada juga yang mengkhawatirkan tentang terjadinya pencurian, kebakaran atau gempa bumi. Semua kekhawatiran tersebut bisa membantu anak untuk belajar bagaimana cara menyelamatkan diri dan berhati-hati. Dan kekhawatiran tersebut akan hilang begitu saja tanpa menyebabkan banyak masalah.

Sedangkan OCD adalah jenis kekhawatiran tidak normal. Dimana kekhawatiran yang dimaksud adalah yang kekhawatiran yang intens dan bisa terjadi lagi dan lagi. Dan perasaan khawatir yang dirasa bisa menjadi lebih buruk lagi.
Pikiran –pikiran khawatir yang sering disebut obsesi (ob-she-unz), dan perilaku orang-orang yang mencoba untuk membuat pikiran khawatir itu pergi disebut kompulsi (kum-pul-shunz).

Apakah Obsesi?

Seorang anak penderita OCD mungkin memiliki obsesi terhadap suatu penyakit, cedera atau kebersihan yang tiada henti-hentinya. Otaknya terus merekam dan mengulangi nya terus menerus, dan tidak akan berpindah ke sesuatu hal yang lain. Dan pikiran obsesif ini datangnya dengan rasa kecemasan yang teramat sangat.


Dengan OCD, seseorang mungkin memiliki obsesi tentang:

  • Kuman atau kotoran
  • Penyakit atau cedera (yang melibatkan orang atau orang lain)
  • Kekhawatiran terhadap angka sial
  • Membuat kesalahan atau tidak yakin dengan apa yang sudah dikerjakan
  • Melakukan atau berpikir sesuatu yang buruk

Apakah Kompulsi?


kompulsi adalah perilaku, atau tindakan, bahwa seseorang dengan OCD tidak untuk mencoba untuk mematikan pikiran khawatir. Nama lain untuk kompulsi adalah ritual. Dengan melakukan kompulsi, orang dengan OCD berharap untuk menjaga hal-hal buruk yang mereka khawatirkan terjadi. Mereka percaya bahwa melakukan ritual tertentu akan membuat perasaan buruk pergi dan, untuk sementara waktu, yang sering terjadi. Mereka merasa takut bahwa jika mereka tidak melakukan sesuatu yang buruk akan terjadi ritual. Beberapa anak mungkin memiliki waktu yang sulit menjelaskan alasan untuk ritual mereka dan mereka melakukannya "hanya karena." Tapi secara umum, dengan melakukan ritual, seseorang dengan OCD mencoba untuk merasa benar-benar yakin bahwa sesuatu yang buruk tidak akan terjadi.

tentu saja, banyak juga orang yang bukan penderita OCD memiliki ritual atau tindakan yang penting bagi mereka untuk mengurangi rasa kekhawatirannya. Misalkan untuk mengurangi rasa kekhawatiran disaat anda memulai tes yang sulit, dengan menekan pensil anda tiga kali, atau dengan menyanyikan sebuah lagu tertentu sebelum menyelam disuatu kedalaman tertentu. Bisa juga anda memiliki angka keberuntungan, atau bahkan sepasang kaus kaki keberuntungan. Tapi dorongan OCD jauh lebih daripada melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan keberuntungan.

Bagi penderita OCD merasa perlu melakukan hal-hal tertentu secara berulang-ulang agar merasa terlindungi dari peristiwa buruk atau untuk mengusir kecemasan. Anak yang menderita OCD tidak melakukan ritual atau kompulsif. Tetapi bila anda menderita OCD, melakukan ritual atau kompulsif tampaknya merupakan satu-satunya cara untuk merasa aman dari terjadinya hal-hal buruk.

Berikut adalah beberapa dorongan OCD:
  • Banyak mencuci tangan atau mandi (melakukannya secara berlebihan dari biasanya atau memiliki dan sulit untuk dihentikan).
  • Menghitung (seperti kebiasaan menghitung 25 mobil putih sebelum berangkat ke sekolah)
  • Menyentuh (seperti menyentuh setiap tiang pagar tunggal antara rumah dan halte bus)
  • Memeriksa hal-hal yang berulang (seperti pintu, kunci atau kompor)
  • Melakukan hal-hal kecil (seperti kebiasaan untuk mencoba lima gaun sebelum meninggalkan kamar)
  • Mengatur hal-hal kecil sangat khusus dan rapi
  • Mengajukan pertanyaan yang sama secara berulang-ulang
  • Mengikat tali sepatu berulang-ulang sampai merasa tepat
  • Membaca ulang, menghapus dan menulis ulang

Apa Penyebab OCD?

Obsesif-kompulsif tidak menular, sehingga anda tidak bisa menyamakan seperti halnya sakit pilek yang dapat ditularka oleh orang lain.

Para ahli berpendapat mengapa beberapa orang menderita OCD.
  • OCD karena factor keturunan, gen. banyak anak-anak penderita OCD turunan dari keluarganya yang kemungkinan mengidap OCD atau jenis kekhawatiran yang lain. Secara persisnya belum diketahui OCD adalah factor keturunan atau bukan. Tetapi para ilmuwan mencoba untuk belajar tentang gen yang mungkin dapat mewariskan OCD, atas hal tersebut banyak orang merasa khawatir akan masalah seperti OCD tersebut.
  • OCD berasal dari masalah cara menangani pikiran antara ketakutan dan keraguan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan bahan kiia yang membawa pesan ke sel-sel saraf di otak. Jika aliran bahan kimia ini “diblokir”, maka pesan tentang keraguan dan kekhawatiran tampaknya akan “terjebak”. Hal inilah yang menyebabkan seseorang merasakan ada sesuatu yang tidak benar dan menciptakan kekhawatiran yang berlebihan.
  • Beberapa ahli sedang mempelajari hubungan OCD dan system kekebalan tubuh terhadap infeksi streptokokus. Dalam beberapa kasus, gejala munculnya tiba-tiba dan sangat intens. Kebanyakan orang yang mendapatkan infeksi streptokokus, meskipun, tidak mengidap OCD.

Siapa Sajakah yang biasanya terkena OCD?

anak-anak penderita OCD tidak sendirian. Di Amerika Serikat, sekitar 1 juta anak-anak dan remaja, baik laki-laki dan perempuan, adalah penderita OCD. Itu sekitar 1 dalam setiap 200 anak-anak dan remaja. Dalam beberapa penelitian termasuk orang dewasa. OCD dilaporkan sebagai hal yang wajar dengan perbandingan 1 dalam 50 orang. Anda mungkin mengenal seseorang penderita OCD dan bahkan tidak menyadarinya.

Bagaimanakan kehidupan untuk seorang penderitan OCD?

Penderita OCD hidupnya sangat sulit. Dimana dia harus membutuhkan banyak waktu dan energy, sehingga sulit untuk menyelesaika pekerjaan rumah, melakukan tugas-tugas lainnya, atau bersenang-senang. Beberapa anak bahkan merasa sulit untuk pergi kesekolah atau bergaul dengan teman-temanya. Terkadang penderita OCD merasa malu, dan minder karena perilakunya tampak aneh di mata orang lain, sehingga mereka biasanya merahasiakannya hanya untuk diri mereka sendiri. Hal ini dapat benar-benar sulit untuk mengungkap tentang penderita OCD!
Tetapi, berurusan dengan sesuatu sendirian bisa membuatnya lebih sulit.


Kadang-kadang orang tua dan teman-teman yang tahu bahwa seorang penderita OCD memiliki pemahaman waktu yang sulit adalah bukan hanya kebiasaan buruk. Mereka mungkin berusaha bertindak sabar atau membuatnya untuk bisa berhenti jika di berusaha keras. Tapi dengan OCD, kebutuhan untuk melakukan ritual dapat dapat diabaikan. Beberapa anak mengatak bahwa OCD adalah seperti mendengar suara, yang menganggu seolah memberitahukan kepada mereka hal-hal buruk bisa terjadi jika mereka tidak melakukan sesuatu. Beberapa anak mengatakan bahwa OCD telah mengambil alih segalanya.

Pengobatan untuk OCD

Pengobatan yang benar dan tepat dapat membantu anak-anak penderita OCD menjadi lebih baik. OCD dapat diobati dengan dua cara : dengan obat-obatan dan terapi perilaku. Obat-obatan kimia yang membantu otak bekerja dengan baik dapat membantu anak-anak penderita OCD. Reaksi obat-obatan ini dapat membuat obsesi dan dorongan menjadi kurang intens, dan bisa juga membantu meredam kekhawatiran dan ketakutan. Memang pengobatan ini tidak sepenuhnya menyembuhkan bagi penderita OCD.

Dengan atau tanpa obat, tipe khusus dari “terapi bicara” adalah bagian paling penting dari pengobatan untuk anak-anak penderita OCD. Jenis terapi ini disebut terapi perilaku kognitif (juga disebut terapi kognitif –perilaku). Untuk kebanyakan anak-anak penderita OCD, terapi perilaku kognitif membantu mereka belajar untuk mengatasi kecemasan, untuk menghadapi ketakutan, untuk melawan dorongan, dan perlahan-lahan tapi pasti bisa menaklukkan OCD itu sendiri.

Seperti apakah terapi perilaku untuk penderita OCD?

Banyak spesialis kesehatan mental, psikiater, psikolog, dan konselor (juga disebut terapis) dilatih untuk melakukan terapi perilaku kognitif yang bekerja untuk OCD. Terpis mungkin mulai dengan hanya mengenal anak dan orang tua. Terapis mungkin bertanya tentang kegiatan favorit atau acara TV, hewan peliharaan, hobi, atau olah raga tertentu. Terapis juga akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang masalah kekhawatiran yang teramat sangat yang dideritanya. Lalu terapis akan menjelaskan tentang OCD dan bagaimana terpai perilaku kognitif bekerja untuk membantu mendapatkan yang lebih baik. Terapis akan membantu orangtua memahami anak penderita OCD dan apa yang dapat mereka lakukan dirumah untuk agar mereka mendapat perhatian yang lebih baik.

Dalam terapi perilaku kognitif untuk penderita OCD, diharapkan bisa belajar cara-cara yang berbeda untuk menangani kekhawatiran mereka tanpa melakukan ritual. Pada awalnya, hal itu mungkin tampak sulit untuk berhenti melakukan ritual, tetapi terapis dapat mengajarkan anak bagaimana merasa cukup nyaman untuk mencoba. Ini jelas sulit pada awalnya, tetapi jika mereka yakin, mereka merasa lebih kuat dan berani melawan OCD.

setelah belajar bagaimana mereka mengontrol kekhawatirannya, kemudian mereka mulai berlatih. Seperti sesuatu yang baru ( seperti bermain piano atau menendang bola), semakin sering dilatih semakin baik dia bisa melakukannya. Ketika anak-anak mempraktekkan apa yang mereka pelajari di terapi perilaku, mereka merasakan efek yang luarbiasa bagi diri mereka.
Anak –anak penderita OCD biasanya pergi ke terapi seminggu sekali (atau kadang-kadang lebih) pada awal nya. Kemudia akan lebih sering karena mereka merasa mendapatkan perubahan yang lebih baik. Untuk mendapatkan efek terapi yang lebih baik bisa berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun.

Sangat penting untuk diingat bahwa dukungan dari keluarga bisa membuat penderita OCD akan jauh lebih baik. Penderita OCD akan merasakan berkurang penderitaannya dan lama kelamaan akan terbebas dari OCD !

Terjemahan : Yudha s
Diulas oleh: Elana Pearl Ben-Joseph, MD
Tanggal terakhir: November 2008
Originally terakhir oleh: David V. Sheslow, PhD
http://kidshealth.org/kid/health_problems