Thursday, April 28, 2011

MANFAAT KACANG HIJAU



COCOK UNTUK DIET RENDAH LEMAK

Anda penggemar kacang-kacangan? jika ya, masukkan kacang hijau dalam daftar makanan penting yang wajib anda konsumsi.
Banyak manfaat kacang hijau untuk tubuh, selain tinggi protein dan mineral kacang hijau juga baik dikonsumsi untuk mereka yang sedang menjalankan diet rendah lemak. berikut manfaat kacang panjang:

  1. Memiliki kandungan protein nabati tinggi sekaligus sember mineral buat tubuh karena mengandung kalsium dan fosfor yang diperlukan tubuh untuk menguatkan tulang
  2. Mengandung asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi bagi yang sedang melakukan diet.
  3. Jangan takut mengonsumsi kacang hijau karena alasan lemak. Sebab, lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
  4. kacang hijau juga terkandung Vitamin B1 (tiamin) yang baik untuk pertumbuhan. Karena kekurangan vitamin B1 dapat menganggu proses pencernaan makanan dan selanjutnya dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan. Dengan meningkatkan asupan bahan makanan yang banyak mengadung vitamin B1. seperti kacang hijau, hambatan pertumbuhan pun bisa diperbaiki.
  5. Jika kacang hijau sudah dijadikan kecambah, dalam kecambah ini pun banyak manfaaatnya. Diantaranya mengandung antioksidan yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dini dan mencegah penyebaran penyakit kanker.
  6. kandungan vitamin E membantu meningkatkan kesuburan. sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan karena bersifat alkalis (basa). Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam di wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tubuh.
sumber : BATAM POS

Saturday, April 23, 2011

BILA ANAK DEMAM



Apa yang Harus Dilakukan Bila Anak Demam?

Demam adalah reaksi tubuh kita terhadap sesuatu yang mengganggu tubuh kita, misalnya adanya infeksi kuman, benturan terhadap jaringan, dll. Demam berfungsi untuk mengatasi gangguan tadi, dan diharapkan gangguan tadi akan hilang. Jadi, demam sebetulnya bukanlah musuh kita, melainkan teman kita.

Wal...aupun begitu, banyak orang tua khawatir melihat anaknya demam. Mengapa? Karena umumnya orang tua khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan anaknya. Hal ini amat sangat dapat dimengerti. Anak yang demam seringkali rewel, menangis terus menerus, tidak mau makan, tidak mau minum, bahkan sebagian kecil ada yang kejang karena demam. Jadi, bagaimana sikap kita sebaiknya bila anak demam?

1. Pastikan betulkan demam?

Ukur suhu badan anak dengan termometer yang baik. Lakukan dengan benar supaya didapat hasil pengukuran yang benar. Jangan mengukur suhu dengan sekedar menempelkan telapak tangan karena sensasi suhu yang didapat sangat dipengaruhi suhu lingkungan dan suhu tangan Anda sendiri. Pengukuran ini juga diperlukan untuk menentukan kapan anak diberi obat penurun panas, dan juga sebagai data kepada dokter saat berobat. Pola suhu berhubungan dengan jenis penyakitnya, sehingga memudahkan dokter memperkirakan diagnosis pada anak.

2. Perbanyak minum.

Anak yang demam akan membutuhkan lebih banyak cairan karena banyak cairan yang keluar lewat keringatnya. Cairan ini dapat berupa air putih, asi, susu, teh manis, jus buah, kuah sayur, bahkan bila perlu cairan infus bila anak tidak bisa minum.

3. Turunkan suhu permukaan tubuh

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengompres. Bagaimana cara mengompres yang benar? Tujuan mengompres adalah membuka pembuluh darah tepi, sehingga makin banyak darah bisa mengalir dan membawa panas badan dari dalam badan dan dibuang melalui permukaan kulit. Untuk membuka pembuluh darah tepi yang benar adalah dengan mengompres memakai air hangat kuku atau air suhu ruangan, bukan air dingin atau air es. Air dingin atau air es menyebabkan pembuluh darah tepi menutup sehingga justru tidak dapat membuang panas. Juga tidak diperbolehkan mengompres dengan alkohol karena alkohol hanya menimbulkan sensasi dingin tetapi tidak banyak membantu menurunkan suhu, dan adanya kekhawatiran terhirupnya uap alkohol atau terserapnya alkohol melalui kulit, menyebabkan keracunan alkohol.

Tempat yang tepat untuk mengompres adalah pembuluh darah besar, yaitu di kiri kanan leher, ketiak, dan lipat paha. Kesulitannya adalah sebagian besar anak tidak suka bila hal ini dilakukan. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menyeka seluruh badannya. Mengompres hanya dahinya tidak membantu banyak. Bila perlu dapat juga anak duduk berendam di air hangat sambil dibasuh seluruh tubuhnya.

Untuk menurunkan suhu permukaan tubuh juga tidak diperbolehkan memakai pakaian tebal, selimut tebal, dsb. Panas tubuh tidak akan bisa keluar. Sebagian anak sering tampak menggigil bila demam, atau tangan dan kakinya dingin. Ini menandakan suhu badan masih akan naik. Dalam hal seperti ini boleh dipakaikan selimut dan sarung tangan serta kaos kaki, tetapi setelah menggigilnya hilang segera lepaskan semua tadi, dan mulailah mengompres.

4. Obat penurun panas.

Haruskah anak minum obat panas bila demam? TIDAK HARUS. Mengapa? Karena kita tahu bahwa panas adalah sahabat kita. Panas hanya perlu dihilangkan bila panas itu mengganggu. Jadi bila anak tidak rewel, tidak pernah kejang, dsb, tidak harus memberikan obat penurun panas. Fungsi obat penurun panas di sini lebih banyak sebagai penghilang nyeri, untuk membuat anak lebih nyaman. Umumnya obat penurun panas hanya menurunkan suhu sekitar 1-1,5 derajat celcius, sehingga kesannya panas tidak hilang. Umumnya obat penurun panas diberikan bila suhu badan mencapai 38-38,5 derajat celcius.

Obat yang bisa dipakai pada anak adalah parasetamol dan ibuprofen. Kedua obat ini mempunyai efektifitas dan tingkat keamanan yang kurang lebih sama, tetapi ibuprofen lebih berisiko bila diberikan pada kondisi di mana anak sedang terganggu sistem pembekuan darahnya, misalnya pada demam berdarah.

Parasetamol diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg/kali. Dapat diulang minimal 4 jam, dan maksimal diberikan 5x sehari.

Ibuprofen diberikan dengan dosis 5 mg/kg/kali bila suhu 38 derajat celcius, dan 10 mg/kg/kali bila suhu badan 39 derajat celcius. Dapat diulang minimal 6 jam, dan maksimal diberikan 4 x sehari.

5. Cari penyebab panas

Mencari penyebab panas perlu dilakukan agar panas tidak terjadi berlarut2. Umumnya bila anak dalam kondisi baik setelah 72 jam panas perlu dicari penyebab panasnya. Bawalah anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh, bahkan seringkali diperlukan pemeriksaan laboratorium. Bila anak dalam kondisi lemah sekali, tidak mau makan dan minum sama sekali, kencingnya sedikit, apalagi disertai penurunan kesadaran, tidak boleh menunggu 72 jam, segeralah bawa anak Anda ke dokter.



Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu para orang tua dalam bertindak saat anak panas, supaya tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu, atau sebaliknya terlalu meremehkan panas, sehingga anak jatuh dalam kondisi berat. Terima kasih.

Sumber : dr. Fransiska Sri Susanti, Sp.A. (RS PMI Bogor)

Friday, April 22, 2011

MORNING ERECTION



Cara Tepat Ukur Kesehatan Mr. P

Bisa tidaknya Mr. P ‘berkokok’ di pagi hari dapat menentukan sehat atau tidaknya senjata seorang pria. Kendati bukan tolok ukur utama namun ereksi di pagi hari bias digunakan mengetes fungsi alat genital kaum Adam. Banyak factor yang bias membuat seseorang dapat mengalami morning erection.

Michael (35) dan Rita (32) adalah pasutri metropolis. Mereka telah menjalani pernikahan selama 5 tahun ini. Kendati keduanya sama-sama sibuk, namun sehari-harinya tetap terlihat harmonis. Bahkan dengan kehadiran sang buah hati tidak lantas membuat pasutri ini kekurangan waktu untuk mengungkapkan perasaan kasih dan saying diantara mereka. Justru kehadiran putrid pertama mereka 2 tahun lalu membuat Michael dan Rita bias semakin intens memadu kasih.

Pasutri ini mengakui kalau frekuensi berhubungan intim pun sama sekali tidak terpengaruh dengan kelahiran buah hatinya. Sesibuk apa pun pekerjaan di kantor keduanya tetap akan menyisakan waktu untuk memadu kasih. Pasangan muda ini sama-sama menyadari kalau aktivitas seks bias semakin menumbuhkan rasa cinta diantara mereka. Dalam setiap minggunya mereka meluangkan waktu untuk saling mencumbu pasangannya. Mereka sama sekali tidak pernah merencanakan waktu bercinta. Biasanya hal itu terjadi secara spontasitas saja.

Seperti halnya pasangan lain, melakukan aktivitas seks di malam hari merupakan hal jamak bagi Michael dan Rita. Bagi kedunya, kegiatan intim menjelang tidur malam adalah sebuah aktivtas stress release. Dengan melakukan kegiatan tersebut segala kepenatan bias dilepaskan. Pada akhirnya mereka berdua dapat kembali beraktivitas keesokan harinya dengan penuh kesegaran. Tidak mengherankan jika frekuensi intim pasutri ini lebih banyak dilakukan di malam hari. Bahkan bias dibilang aktivitas seks menjelang tidur merupakan waktu favorit pasangan ini.

Kendati demikian papsutri ini mengakui juga kalau aktivitas seks tidak selalu harus dilakukan di malam hari. Menurut mereka, keinginan yang timbul secara spontan membuat kegiatan intim bias dilakukan kapan saja. Kalau lagi weekend terkadang mereka melakukan hubungan siang hari. Dan kegiatan ini tidak pernah dilakukan dengan perencanaan sebelumnya. Melakukan kegiatan seks siang hari di saat libur kerja adalah sebuah refreshing yang ternilai harganya.

Beberapa menit

Namun diakui mereka, salah satu bentuk aktivitas spontan yang sesekali yang disukai adalah bercinta di pagi hari. Biasanya kegiatan intim ini dilakukan tidak lama setelah bangun tidur.

Michael mengakui kalau sering mengalami gejala ereksi di pagi hari, terutama terjadi setelah dimalam harinya sehabis mengkonsumsi suplemen khas pria. “Saya memang rajin mengkonsumsi suplemen,” aku Michael berterusterang.

Dengan menggunakan erectogenic tersebut ia mengakui bias lebih mengatur irama permainan intimnya.” Kami berdua kan sama-sama sibuk. Sementara kebutuhan akan aktivitas seks juga cukup banyak,”ujarnya panjang lebar. Ia mengakui kalau dipaksakan bercinta tanpa mengkonsumsi erectogenic terlebih dahulu biasanya akan berakhir dengan tidak puasan.

Biasanya, pria yang berkarier di sebuah perusahaan asuransi ini mengkonsumsi erectogenic sesaat sebelum memulai permainan cinta. “Saya menggunakan beberapa menit sebelumnya, “aku Michael.

Obat tersebut sangat efektif untuk menyempurnakan ereksi Mr.P miliknya. Menurut Michael, makanan tembahan itu sangat terasa khasiatnya ketika harus mencapai klimaks terlebih dahulu. Dengan menghkonsumsi erectogenic Michael bias mengalami ereksi berkali-kali. Tentu saja dengan kondisi seperti itu ia bias mendampingi sang istri untuk mendaki puncak gunung kenikmatan.

Situasi intim pasutri ini pun berlanjut ke esokan harinya. “Kalau malam aku mengkonsumsi erectogenic makan pagi harinya pasti morning erection,” ujar Michael berterus terang. Morning erection yang dirasakan oleh Michael bukan hanya disebabkan penggunaan erectogenic dimalam harinya saja. “Kadang-kadang tanpa mengkonsumsi apa pun saja juga sempat merasakan ereksi di pagi hari juga, kok. Tapi harus diakui ereksi tegangnya tidak lama,kok, “ sambung Michael.

Morning erection yang kerap dialami oleh Michael terkadang tidak mengenal waktu. Seperti di bulan Ramadhan. “Biasanya terjadi sebelum makan sahur,” tuturnya. Michael dan Rita terbilang mempunyai manajemen seks yang cukup baik sehingga aktivitas seks tersebut sama sekali tidak mengaggu ibadah wajib umat muslim ini. “Harus kami tuntaskan buru-buru sebelum masuk imsak,” aku Rita berterus terang. Tentu saja hal tersebut membawa konsekuensi pasutri ini segera membersihkan diri agar syarat berpuasa bias terpenuhi.

Selama bulan suci Ramadhan Michael masih tetap merasakan gejala morning erection, namun diakui kalau kwantitas hubungan seks di pagi hari berkurang jauh. Kendati demikian frekuensi kegiatan seks di malam hari tidak begitu banyak berpengaruh bagi pasutri ini. Begitu pula dengan konsumsi erectogenic tetap dikonsumsi sesaat sebelum melakukan kegiatan intim.

Stimulasi otak

Menurut Dr. Naek.L.Tobing, gejala morning erection bagi kaum pria adalah normal. Bahkan bias tidak seseorang ereksi di pagi hari dapat dijadikan sebagai indicator Mr.P masih berada dalam keadaan normal atau tidak. “Pada umumnya pria yang sehat mengalami morning erection,” tutur Dr.Naek.

Dengan banyak istirahat ketika tidur maka hormone makin tinggi dan otomatis akan menstimulasi otak. “Ada peningkatan hormone testosterone waktu pagi,”ujar D Naek. Kalau pagi hari kandungan hormone testosterone meningkat. Sedangkan di sore hari akan terjadi proses penurunan hormone. Tingginya hormone secara otomatis akan menstimulasi otak. Pada akhirnya proses tersebut sedikit banyak akan menimbulkan rangsangan seks sehingga mengakibatkan ereksi di pagi hari. Proses tersebut akan lebih dipercepat apabila ketika tidur sempat bermimpi erotis. Dr. Naek juga menyanggah anggapan di masyarakat luas kalau ereksi pagi hari diakibatkan oleh kencing tersumbat.

Dengan adanya peningkatan hormone di pagi hari maka Mr. P sangat mudah untuk ereksi. Seksolog senior ini juga mengatakan salah satu pertanda keberhasilan morning erection adalah jika Mr. P dapat berdiri dengan tegak. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dr. Naek seringkali memeriksa kesehatan genital pasiennya dipagi hari. Sepanjang fisik dan alat normal maka bukanlah hal sulit bagi seorang pria untuk morning erection. “Sangat sulit memperbaiki alat yang sudah rusak,” ungkap Dr. Naek.

Menurutnya, bias tidaknya Mr.P untuk menegangkan diakibatkan oleh tiga hal. Yang paling utama adalah situasi dan kondisi kesehatan alat memegang peranan penting bias tidaknya Mr. P tegak berdiri. Yang kedua kesehatan badan maupun fisik ikut berperan juga untuk membuat Mr. P bias ereksi. Dan yang ketiga factor kejiwaan ikut punya andil terhadap kekuatan Mr.P untuk menegang. Kalau salah satu unsure tidak berfungsi dengan baik bias dipastikan seseorang akan memendam masalah ereksi. Sebaliknya jika bias ereksi dipagi hari, Mr. P harus berada dalam kondisi kaku kalau ingin dikatakan alat masih bias berfungsi dengan sempurna.

Apabila seseorang masih bias melakukan morning erection namun tidak bias melakukan hubungan dengan baik, maka Mr.P yanb ersangkutan harus tetap diperiksa oleh seorang seksolog. Kalau sudah begitu Dr.Naek menyarankan untuk memeriksa badan maupun jiwa yang bersangkuran. “Alat tidak perlu lagi diperiksa. Namun permasalahan yang terberat sudah dilewati,” papar Dr. Naek. Ia juga mengatakan kalau ereksi dipagi hari tidak harus dituntaskan hingga berhubungan intim.

Tak berbahaya

Menurutnya, jika seseorang mengalami ereksi di pagi hari lalu tidak dilanjutkan dengan aktivitas seks, maka hal tersebut tidak akan membahayakan yang bersangkutan. “Ereksi ya ereksi, penyaluran itu urusan lain,”ujarnya.

Dengan demikian Dr.Naek menegaskan kalau ada seseorang pria mengalami ereksi dipagi hari bukan wajib hukumnya untuk diteruskan dengan berhubungan intim. “Bagaimana kalau memang tidak punya pasangan? Sementara untuk sex swalayan juga tidak mau, “ terang Dr. Naek L. Tobing.

Bagi seorang pria yang telah berpasangan lalu mengalami morning erection tidak mutlak juga harus ditingkatkan dengan percintaan. Namun ternyata hal tersebut tergantung dengan kondisi kejiwaan masing-masing. Setiap pria mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam menghadapi penolakan dari pasangan. “Tergantung dari jiwanya,” ucapnya. Kalau jiwanya terganggu oleh penolakan maka akan membuat badan dan organ vitalnya ikut mengalami masalah. Jika saat ereksi lalu keinginan mereka utnuk melakukan hubungan intim terpenuhi akan menimbulkan kesenangan. Sebaliknya jika jiwanya marah maka akan mengakibatkan fungsi yang lain juga akan terganggu.

Menurut Dr. Naek, durasi ketika ereksi tidak bias dijadikan juga sebagai ukuran kesehatan seorang pria. Yang paling penting jika sebuah alat bias berdiri tegak berarti hal tersebut adalah normal adanya. Tentu saja akan lebih baik jika tersebut bias dilakukan dalam waktu yang lama.

Maka jaminanlah,” ucapnya. Ukuran sehat atau tidaknya Mr.P adalah dapat tegak berapa lama pun. “Satu atau dua detik yang penting bias berdiri,” imbuh Dr. Naek.

Kalau sudah bias ereksi berarti alatnya masih bagus. Jika sudah begitu maka jiwa dan badan pun tidak terlalu mempunyai masalah. Sebaliknya walaupun organ masih bagus namun badan sudah mulai jeleek maka akan mengakibatkan rusak semua yang dimiliki seorang pria. Oleh karena itu biasanya ketika melakukan pengobatan Dr.Naek akan melibatkan juga pasangan yang bersangkutan. “ Karena ereksi merupakan masalah berdua,” papar dr. Naek.

Kapan saja dimana saja

Untuk mengalami morning erection seorang pria tidakharus menerima stimulasi terlebih dahulu. Dengan kata lain gejala ereksi di pagi bias datang dengan sendirinya tanpa melalui proses perangsangan. Ia juga menyanggah kalau bias morning erection otomatis pria tersebut dalam keadaan sehat. Yang tetap mendapat penilaian utama adalah kualitas permainan.

Tidak ada ukuran kwantitas yang di tetapkan untuk menyebut seorang pria normal atau tidak. Jika tidak ingin disebut mengalami gangguan maka seseorang harus bias ereksi dipagi hari sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. “Itu pun dengan catatan harus jarang mengeluarkan sperma.”ucap dr. Naek. Jika hamper setiap hari making love atau masturbasi maka bias saja tidak pernah mengalami morning erection. Ia juga berpesan kalau mengalami ereksi di pagi hari tidak perlu pengendalian secara khusus.

Sementara dr. Naek juga menyikapi penting atau tidaknya sebuah erctogenic dikonsumsi oleh pasangan yang ingin berhubungan intim. Tiak ada ukuran ideal berapa banyak harus dikonsumsi dalamsetiap minggunya. “Kalau mau kapan saja dan dimana saja.” Pesan dr.Naek. Obat-obatan untuk mengontrol ereksi tersebut bias digunakan untuk membantu proses ereksi seorang pria. Idealnya dapat digunakan setiap hari 1 butir. “Hanya dipakai sebelum bercinta. Dalam 1 hari hanya 1 butir karena rata-rata efeknya bias terasakan selam 6-24 jam,” terang dr. Naek. Akan lebih efektif kalau menggunakan erectogenic yang dipakai beberapa menit sebelum memulai permainan asmara. Dr. Naek L Tobing merkomendasikan salah satu erectogenic yang manjur utnuk digunakan beberapa menit sebelum bercinta adalan Levitra.

Menurutnya, kendati sampai saat ini erectegonic banyak dikonsumsi pria-pria yang mengalami gangguan disfungsi, namun tetap aman dikonsumsi oleh yang normal. “Bisa untuk meningkatkan performa,” papar dr. Naek L Tobing. Obat-obatan erectogenic sangat efektif bagi kaum Adam yang mulai merasakan penurunan kekuatan.

Ketika menggunakan erectonenic bias saja seorang akan mengalami sakit kepala, mata kabur berwarna-warni dan sakit perut. Namun hal tersebut umumnya tidak signifikan dialami oleh semua pemakainya. “Hanya risiko,” imbuhnya. Kalau pun timbul gejala tersebut akan segera hilang dengan sendirinya secara cepat.

Sumber : MAJALAH POPULAR TH.2005

Thursday, April 21, 2011

BABY SCHEDULE BASIC



Baby Schedule Basic
What, when, how, and why


Setiap ibu (beserta seluruh keluarga) yang baru saja memiliki bayi, terlepas apakah itu anak pertama, kedua, atau seterusnya, sering menghadapi berbagai kondisi “stressful” karena kehadiran bayi berarti akan mengubah rutinitas kita sehari-hari.

Meskipun setiap bayi adalah istimewa dan berbeda kebiasaannya, selaku orangtua kita harus membiasakan bayi kita pada kegiatan rutin dasar sejak kelahirannya sehingga setelah kita mengetahui “jadwalnya”, ritme hidup kita tidak terlalu “berantakan” lagi. Setelah ritme diketahui, para orangtua dapat memenuhi kebutuhan bayinya dengan baik dan masih dapat mengerjakan pekerjaan lain (terutama bagi ibu yang bekerja). Banyak detil yang harus diingat dan seringkali terlupakan mengenai hal rutin dasar berhubungan dengan perawatan bayi terutama pada tahun pertama.

Pada artikel kali ini akan dibahas beberapa baby schedule basics yang penting untuk diketahui. Apa sebenarnya baby schedule basics? Yang dimaksud baby schedule basics disini adalah upaya yang dilakukan agar kegiatan rutin dasar yang meliputi; masalah makan (feeding), tidur (sleep), pipis dan pup (diapering), dapat menjadi sebuah rutinitas yang “terjadwal” sehingga para orangtua dapat mengantisipasi kegiatan-kegiatan itu dan mengerjakannya tanpa harus mengabaikan kewajiban lainnya. Kapan mulai diterapkan? Tentu saja agar mendapat hasil yang optimal, “jadwal” ini harus dimulai sejak awal, yaitu sejak bayi lahir. Bagaimana mengerjakannya? Secara prinsip, kita berusaha memenuhi kebutuhan dasar bayi yaitu makan, tidur, pipis dan pup sehingga bayi akan merasa kenyang, tenang, tidur cukup, dan “kering” karena bila basah setelah pipis dan pup pasti akan rewel. Mengapa penting? Karena bila bayi tercukupi nutrisinya dan merasa kenyang, tenang, “kering” sehingga merasa nyaman maka pertumbuhan fisik maupun perkembangan psikis (bonding dan rasa aman/trust) akan baik pula.

First basic adalah jadwal makan (feeding schedule). Sebagaimana kita ketahui bersama, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Jadi tetap berikan bayi anda ASI eksklusif (hanya ASI) selama 6 bulan, kecuali pada beberapa kondisi khusus ketika pemberian ASI tidak memungkinkan. Segera setelah lahir, langsung amati kebiasaan bayi dan mulai membiasakan bayi untuk memiliki jadwalnya sendiri. Pada umumnya bayi akan menyusu setiap 2-3 jam sekali. Jangan biasakan bayi menyusu sebentar-sebentar (seperti snacking) karena bayi akan merasa lapar secara konstan akibatnya tampak tidak berhenti menyusu terus, dan tentu saja hal ini amat sangat melelahkan bagi ibu. Pada saat bayi telah siap, ditandai dengan kepala yang dapat tegak tanpa disangga dan lidah tidak menolak makanan yang ditawarkan dengan sendok, maka dapat mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Makanan padat dimulai dari yang teksturnya lembut yaitu bubur susu, dan dari bahan makanan yang risiko menyebabkan alerginya rendah, seperti buah-buahan dan sayuran.

Second basic adalah tidur. Tidur tidak saja penting untuk kesehatan tetapi juga penting untuk membangun kebiasaan yang baik. Setelah jadwal makan teratur, maka jadwal tidur akan mengikuti dengan sendirinya. Pada umumnya bayi akan tertidur setelah selesai makan karena kenyang atau lelah (bahkan ada yang tertidur saat masih menyusui). Jangan lupa untuk selalu menyendawakan bayi setelah menyusu. Perlu diingat bahwa pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, bila tidur terlalu lama (lebih dari 5 jam) bangunkan untuk menyusu. Bila setelah mnyusu, bayi belum tertidur, letakkan bayi di atas peraduan dan biarkan bayi untuk “menenangkan dirinya sendiri” sampai jatuh tertidur, tidak baik untuk membiasakan bayi ditimang-timang karena dapat menjadi kebiasaan yang akan merepotkan di kemudian hari. Biasakan bayi jatuh tertidur tanpa harus ditimang-timang.

Third basic adalah pipis dan pup (diapering). Kita dapat menilai apakah bayi mendapat asupan makanan dan cairan yang cukup yaitu dengan menghitung berapa kali pipis dalam sehari. Setiap bayi tentu berbeda, tapi minimal harus pipis 6 kali sehari sehingga kita bisa yakin bahwa bayi mendapat nutrisi yang cukup (dan tentu saja berat badan yang bertambah). Demikian pula dengan pup, setiap bayi bervariasi, ada yang bisa setiap sehabis menyusu pup sedikit-sedikit (artinya bisa sampai 8 kali sehari), ada pula yang 1 minggu sekali. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan sepanjang bayi tidak tampak kesakitan, konsistensi pup tidak keras, dan penambahan berat badan baik.

Agar dapat membantu memantau baby schedule basic tersebut diatas, ada beberapa dokter yang menyarankan untuk membuat catatan harian agar sewaktu-waktu bila berkunjung ke dokter, maka data-data yang biasa ditanyakan mengenai pola makan, tidur, frekuensi pipis dan pup, telah tercatat dengan baik. Contoh catatan harian tersebut dapat diunduh dari internet dengan kata kunci baby schedule basic template.

Terakhir, setelah kita mengetahui “jadwal rutin” bayi kita, maka jauhkanlah jam dinding anda. Karena setelah adaptasi, maka bayi akan secara otomatis mempunyai ritmenya sendiri. Jadi tugas orangtua adalah mengikuti ritme itu, tanpa harus kaku dengan jam yang harus tepat. Bukan berarti dengan memiliki “jadwal” lantas orangtua seperti terpenjara sehingga tidak bisa pergi kemana-mana. Fleksibilitas tentu tidak dilarang, misalnya saat anak sedang sakit, berpergian keluar rumah atau kota, atau bahkan saat orangtuanya sibuk dengan pekerjaan di luar rumah dan pulang lebih larut serta ingin bertemu bayinya sehingga bayi dipertahankan terjaga lebih lama pun diperbolehkan.

Referensi:
  1. Baby Feeding Schedule diunduh dari http://www.vertex42.com/ExcelTemplates/baby-feeding-schedule.html
  2. Christi Higham. How to Put Your Baby on a Schedule diunduh dari www.ehow.com.



Sumber : ROOM FOR CHILDREN (dr. Bobby S Dharmawan, SpA)

Wednesday, April 20, 2011

ALERGI PADA ANAK



(Dapatkah dicegah?)


Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada dalam makanan.
Kata alergi berasal dari bahasa Yunani ‘allol’ yang berarti suatu keadaan yang berubah. Secara umum alergi adalah suatu reaksi kekebalan yang menyimpang/berubah dari normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Penyakit alergi ini merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan. Angka kejadian alergi pada anak di Indonesia belum banyak diteliti. Dari penelitian yang kami lakukan di Kelurahan Utan Kayu Jakarta Pusat didapatkan 25.5% anak yang menderita alergi dengan perincian rinitis alergika 9,0%, dermatitis atopik 4,9% dan urtikaria 4,5%.

Di Amerika Serikat dilaporkan angka kejadian alergi pada anak pra sekolah 10 – 12% dan pada usia sekolah 8,5 – 12,2%.
Penyakit alergi hanya mengenai anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik. Artinya ada bakat atopik /alergi yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya. Sejalan dengan perkembangan pengtahuan dalam bidang alergi, ternyata penyakit alergi ini bisa dicegah timbulnya bila kita lakukan tatalaksana/intervensi sejak dini.

Dalam tubuh kita dikenal 5 jenis antibodi atau imunoglobulin yaitu imunoglobulin G,A,M,E dan D. imunoglobulin E adalah antibody yang banyak berperan pada reaksi alergi. Dalam tubuh penderita alergi, imunoglobulin E terdapat dalam kadar yang tinggi terutama imunoglobulin E yang spesifik terhadap zat-zat tertentu yang menimbulkan reaksi alergi (zat allergen). Misalnya debu rumah, mite (tungau debu rumah), bulu binatang, serbuk bunga atau makanan tertentu seperti telur, susu, ikan laut dan lain-lain. Bila zat-zat seperti histamin dll. Yang dapat menimbulkan gejala-gejala alergi seperti gatal-gatal (biduran), sistim saluran napas (asma, rinitis), saluran cerna (diare, muntah), kulit (biduran, eksim), mata (konjungtivitis alergika) serta susunan saraf (sakit kepala dll).

Tindakan pencegahan terjadinya alergi

Ada 3 hal utama dalam tindakan pencegahan terjadinya alegi yaitu pengindaran, cara hidup yang baik serta pemakaian obat-obatan. Tindakan penghindaran akan berhasil bila penyebab/pencetus terjadimya alergi diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit (test alergi) disamping hasil pengamatan yang cermat sehari-hari oleh orang tua penderita. Dari hasil pemeriksaan test alergi dapat diketahui zat-zat yang menimbulkan alergi. Beberapa zat terutama makanan kadang-kadang tidak ada hubungan yang jelas antara hasil test dengan gejala alergi. Hal ini disebabkan karena alergi terhadap makanan itu sendiri, akan tetapi alergi terhadap zat-zat hasil pemecahan/metabolisme makanan dalam tubuh. Selain test alergi pada kulit, juga dapat dilakukan pemeriksaan kadar imunoglobulin E yang spesifik dalam darah terhadap zat-zat tertentu yang dicurigai menimbulkan alergi.
Cara hidup yang baik perlu diperhatikan pada penderita alergi yaitu cukup istirahat, olahraga teratur, disiplin dalam diet yang ditetapkan serta hidup dalam lingkungan dengan zat alergen yang minimal. Obat-obatan pencegahan diberikan pada penderita alergi yang kronis/berat atau yang sering kambuh. Pemberian imunoterapi/desensitisasi (pengebalan terhadap allergen) hanya berhasil bila penderita hanya mempunyai alergi terhadap satu zat saja.

Pencegahan dini sebelum terjadi gejala alergi

Saat ini banyak diupayakan pencegahan timbulnya gejala alergi pada anak yang lahir dari keluarga yang mempunyai bakat atopik/alergi. Diantaranya adalah pencegahan dini yaitu dimulai pada saat anak masih dalam kandungan. Ibu hamil yang mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya tidak perlu melakukan diet pencegahan terhadap makanan yang sering menimbulkan alergi untuk mencegah terjadinya reaksi alergi pada bayi yang dilahirkan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dalam kandungan.Yang penting adalah penghindaran terhadap asap rokok baik sebagai perokok aktif maupun pasif. Pemberian ASI eksklusif dilaporkan dapat mencegah terjadinya alergi di kemudian hari. Tindakan pencegahan terhadap makanan yang menimbulkan alergi perlu dilakukan oleh ibu menyusui dan ini diteruskan sampai usia 1 – 2 tahun, dengan harapan bila makanan diberikan pada pada usia tersebut, sudah tidak menimbulkan alergi lagi. Pemberian probiotik pada kehamilan trimester terakhir dan ibu menyusui sampai umur 6 bulan dilaporkan dapat mencegah kejadian dermatitis atopik pada bayinya.Selain penghindaran terhadap makanan yang hiperalergenik, perlu juga dilakukan penghindaran alergen yang berasal dari lingkungan misalnya tungau debu rumah (pembersihan berkala, hindari pemakaian karpet dan lain-lain), polusi asap rokok dan lain-lain.
Bila anak tidak mendapat ASI, dapat diberikan susu formula yang hipoalergenik atau terhidrolisis parsial.

Sumber : ROOM FOR CHILDREN (Dr.dr.Zakiudin Munasir SpA(K))

CHILD ABUSE (PENGANIAYAAN PADA ANAK)



Apa dan bagaimana : 'Child Abuse and Neglect?'

Bapak Fulan dan ibu Fulan adalah pasangan yang dikaruniai 2 orang anak usia 8 dan 10 tahun. Kebetulan kedua anaknya laki-laki. Sebagai orang tua , Bapak Fulan dan ibu Fulan terobsesi anaknya menjadi anak yang penurut dan berprestasi di sekolah. Karenanya kedua anak tersebut didik dengan keras dan penuh disiplin.

Setiap ada ketidak-disiplinan ada resiko hukuman yang harus ditanggung. Hukuman fisik berupa pukulan dengan tangan kosong atau mistar, sentilan atau cubitan. Belum lagi dikurung di kamar yang ventilasinya kurang baik dengan jatah makan yang dikurangi. Untuk hukuman fisik Bapak Fulan acapkali melakukanya, sementara bu Fulan lebih sering marah atau ngomel dengan perkataan kasar dan merendahkan anak. Ketika sang anak nilai ulangannya kalah bagus dengan anak yang lain, Bu Fulan sering membandingkan dengan anak lain, perkataan bodoh, tolol dan dunggu acapkali terlontar.” Mau jadi apa kamu kalau sudah besar”, demikian sering terlontar kalau sang ibu sedang marah. Sikap keras dalam mendidik anak membuat sang anak menjadi sosok yang introvert dan menarik diri. Di sekolah, kedua anaknya dikenal sebagai pribadi nyang rendah diri murung dan cenderung menarik diri. Suasana hatinya jelas tertekan. Tanpa disadari kedua anak tersebut telah mengalami perlakuan salah atau dikenal sebagai child abuse…

Apa yang dimaksud dengan child abuse and neglect ?
Child abuse and neglect atau di bahasa-indonesiakan sebagai perlakuan salah dan penelantaran anak mempunyai beragam definisi. Dalam perkembanganya definisi bereubah-rubah karena makin luasnya cakupan, di Indonesia Child abuse and neglect diartikan sebagai semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, ekploitasi komersil yang mengakibatkan cedera/ kerugian nyata atau potensial terhadap kesehatan anak dalam kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak yang dilakukan orang dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayan dan kekuasaan. Panjang dan mencakup banyak hal, bukan ?

Jadi bukan semata-mata kekerasaan fisik saja ?
Ya, seperti yang kita baca dari definisi diatas, tidak hanya kekerasan fisik tapi juga emosional, seksual dll. Selama ini orang memang banyak mengaitkan dengan kekerasan fisik saja. Dengan cakupan yang luas tadi, sangat mungkin banyak diantara kita yang diam-diam tau tanpa kita sadari melakukan perlakuan salah terhadap anak. Yang cukup sering adalah kekerasan emosional karena banyak orang tua kalau sudah marah terhadap anak sering tanpa disadari mengucapkan kata kasar atau kata-kata yang merendahkan/menyakitkan anak. Atau ketika kesal dengan tingkah polah sang anak, tak jarang cubitan,jeweran, sentilan, bahkan terkadang sampai pukulan diterima sang anak.

Dimana saja perlakuan salah dapat diterima oleh seorang anak?
Perlakuan salah dapat terjadi di dalam keluarga dan di luar keluarga. Di dalam keluarga dilakukan oleh orang tua, kakak bahkan pengasuh. Di luar keluarga dapat terjadi di sekolah (bulying), asrama, tempat kerja, di jalanan dan juga di medan konflik/perang, di luar rumah atau keluarga. Hal tersebut dapat dilakukan oleh teman, seniornya, guru, petugas negara, majikan dsb

Bisa dijelaskan lebih lanjut bentuk atau jenis perlakuan salah terhadap anak?
Bentuk atau jenis perlakuan salah terhadap anak dapat beripa penganiayan fisik, penganiayaan emosional, penganiayaan seksual dan pelalaian. Penganiayaan fisik mengakibatkan cedera fisik karena hukuman badan, kekejaman atau peracunan. Penganiayaan emosional dapat berupa amarah, melontarkan kata-kata kasar, merendahkan atau melecehkan anak. Penganiayaan seksual berupa pelecehan seksual sampai berhubungan seksual dengan anak termasuk pedofili, pelacuran di bawah umur, incest dsb. Kelalaian terhadap anak termasuk pemeliharaan kesehatan yang kurang memadai, pengawasan ortu yang kurang, kelalaian dalam pengobatan anak, juga kelalaian dalam memberikan pendidikan yang layak terhadap anak.

Apa saja faktor yang membuat ortu melakukan perlakuan salah terhadap anak ?
Ada faktor resiko dari ortu sehingga rentan untuk melakukan perlakuan salah terhadap anak. Hal tersebut antara lain : ortu yang melakukannya sebagai pelampiasan frustasi, ortu dengan riwayat pelanggaran hukum atau residivis (judi,alkoholik,narkoba,kriminal), orang tua yang menganggap anak sebagai saingan orang tua terutama ibu yang kawin dan melahirkan dalam usia yang masih belia dan orang tua dengan riwayat child abuse pada masa kecilnya.

Apa akibat dari perlakuan salah terhadap anak?
Banyak akibat yang ditimbulkan dari child abuse and neglect. Akibat fisik akan didapat trauma fisik seperti lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang dan sebagai berikut. Juga dapat di jumpai sekuele atau cacat sebagai akibat trauma misal adanya jaringan parut, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan kecacatan lain. Akibat yang fatal dari perlakuan salah pada anak adalah kematian, dimana pada kasus kematian tsb orang tua atau pihak yang diduga melakukannya tidak dapat menjelaskan dengan logis penyebab kematiannya.

Apa akibatnya pada tumbuh kembang anak?
Anak yang mengalami child abuse and neglect pertumbuhannya umumnya terlambat, selain itu perkembangan emosionalnya juga mengalami kelambatan atau gangguan. Anak tidak dapat mengembangkan kecerdasannya, juga anak tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri, apatis, atau sebaliknya menjadi pribadi yang agresif. Pada anak dapat tumbuh konsep diri bahwa dia pribadi yang tidak berguna atau tidak dicintai. Bila dibiarkan perasaan demikian dapat menjurus kepada keinginan bunuh diri.

Bagaimana mengetahui kemungkinan anak telah mengalami penganiayaan seksual?
Kita curigai hal tersebut bila kita menemukan hal-hal sebagai berikut : adanya trauma atau infeksi local pada daerah anus/kelamin atau sekitarnya yang mengakibatkan timbulnya nyeri perineal, keluarnya cairan dari vagina atau nyeri disertai perdarahan di daerah anus. Akibat lain adalah dampak secara emosional : konsentrasi belajar berkurang, tidak bisa mengontrol bak/bab-nya (eneuresis atau enkoperesis) sampai timbul perubahan perilaku misalnya anak tiba-tiba menjadi pendiam, menarik diri dan menjadi murung. Satu hal yang dikhawatirkan adalah anak yang pernah mengalami penganiayaan seksual seperti disodomi, kelak di kemudian hari dia akan melakukan hal yang sama pada anak lain. Fenomena ini sering ditemukan pada komunitas anak jalanan.

Apa yang harus dilakukan pada anak yang mengalami perlakuan salah dan penelantaran?
Dokter atau tenaga kesehatan tentunya harus melakukan diagnosis dengan teliti, hati-hati dan pertimbangan yang matang bila mendapatkan anak dengan kecurigaan mengalami kekerasan dan perlakuan salah. Bila kecurigaan semakin kuat atau ada saksi yang melihatnya, orang tua atau pihak yang melakukannya dapat dilaporkan kepada pihak yang berwenang/berwajib, anak selanjutnya diberikan perlindungan fisik maupun hukum. Bila membutuhkan perawatan medis, anak harus ditangani dan dirawat di RS. Pada saatnya anak sebagai korban dilakukan rehabilitasi dan bila orang tua dinilai tidak mampu merawat atau mengasuh, anak dapat dipelihara oleh keluarga lain atau lembaga sosial yang ada.

Saat sekarang apa ada undang-undang yang memberikan perlindungan terhadap anak?
Alhamdulillah, pada saat sekarang sudah ada 2 undang-undang yang mengatur perlindungan terhadap anak yaitu UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan terakhir UU No 3 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dengan undang-undang tersebut, pelaku child abuse dapat dituntut dengan hukuman yang berat dan diharapkan dapat menimbulkan efek jera pada pelaku dan membuat calon pelaku berpikir ulang seribu kali.

Apa kendala dan tantangan dalam penanganan child abuse?
Pandangan bahwa anak sepenuhnya dalam penguasaan orang tua, sehingga orang tua menganggap kekerasan terhadap anak adalah sah-sah saja. Apalagi kalau orang tua menganggap hal itu sebagai cara dalam mendidik anaknya. Pandangan demikian dianut juga oleh lingkungan sekitarnya, sehingga lingkungan menganggap kekerasan anak dalam sebuah keluarga adalah urusan keluarga itu sendiri. Yang mencuat ke permukaan adalah orang tua yang diusut oleh polisi karena melakukan kekerasan pada anak yang berakibat fatal misal menimbulkan cedera berat atau bahkan sampai kematian. Kondisi seperti sering digambarkan sebagai fenomena gunung es (ice berg phenomen). Sangat mungkin kejadian perlakuan salah terhadap anak jauh lebih banyak, mengingat child abuse and neglect mempunyai spektrum yang luas. Tanpa kita sadari kita juga termasuk salah satu pelakunya, jangan-jangan…atau amit2 ???


Sumber : ROOM FOR CHILDREN

Tuesday, April 19, 2011

BATUK PADA ANAK



Haruskah ke dokter bila balita batuk?

Kunjungi dokter bila anak batuk lebih dari seminggu. Juga periksakan ke dokter bila anak anda:
...
  1. berusia kurang dari 3 bulan
  2. bernapas lebih cepat dari biasanya atau terlihat sulit bernapas
  3. mengi
  4. batuk berdarah
  5. demam tinggi
  6. menderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan paru
Bolehkah Saya Memberikan Anak Saya Obat Batuk?

Kini banyak ahli yang cenderung berpendapat bahwa obat batuk dan flu yang diperoleh tanpa resep (nonprescription medicines) tidak efektif atau bahkan potensial berbahaya untuk anak di bawah usia 6 tahun sehingga obat-obat ini banyak ditinjau ulang.
Banyak dokter tidak menganjurkan penggunaan obat-obat bebas untuk anak kecil (balita). The American Academy of Pediatrics memperingatkan para orang tua untuk tidak menggunakan produk-produk ini untuk anak di bawah usia 3 tahun tanpa resep dokter. Pada bulan Agustus 2007 Food and Drug Administration (FDA) Amerika mengeluarkan peringatan bahwa anak di bawah usia 2 tahun tidak diberikan obat-obat flu kecuali dokter menyarankannya.
Bahkan apabila anda berpikir anak anda hanya menderita flu biasa, tanyakan pada dokter sebelum memberikan anak anda obat bebas berupa obat anti batuk (cough suppressant, expectorant), atau antihistamin
Apabila anda toh akan memberikan juga anak anda obat batuk over-the-counter, yakinkan diri anda sudah sesuai usia anak, ukurlah dosis secara tepat dan hati-hati sesuai petunjuk.

Apa Penyebab Batuk Anak Saya?
Banyak penyebab batuk, berikut ini adalah penyebab yang paling sering:

Common cold

Apabila anak anda menderita flu, disertai hidung meler atau tersumbat, bersin, batuk, mata berair, nafsu makan menurun, atau demam ringan.

Respiratory syncytial virus

Respiratory syncytial virus (RSV) sering menyerang bayi dan anak kecil, tetapi dapat terjadi pada semua usia. Gejala mirip flu, dengan batuk yang semakin berat dan kesulitan bernapas.
RSV kadang ringan, tapi dapat menjadi berat seperti bronkiolitis (peradangan pada saluran napas kecil) dan pnemonia (peradangan paru)-khususnya pada bayi di bawah usia 1 tahun.

Alergi, asma, dan iritan

Anak yang alergi terhadap sesuatu seperti tungau debu rumah sering menderita flu yang tidak sembuh-sembuh. Alergi dapat juga menyebabkan hidung tersumbat atau meler (dengan lendir/mucus yang bening). Lendir mengalir ke bawah di bagian belakang sinus ke tenggorokan (disebut 'postnasal drip''), menyebabkan batuk.
Anak asma cenderung banyak batuk, khususnya pada malam hari. Bila menderita asma, anak anda dapat mengalami kesulitan bernapas dan mengeluarkan mengi (wheezing'). Biasanya anak anda menderita alergi atau keluarga mempunyai riwayat alergi atau asma. Indikator lain bahwa penyebab batuknya adalah asma adalah ketika anak anda batuk setelah berlari-larian. Ini suatu kondisi yang disebut 'exercise-induced asthma'.
Kemungkinan lain adalah iritan seperti asap rokok atau polusi-bukan alergen-yang menyebabkan anak anda batuk. Tentu saja pada kasus ini harus diidentifikasi dan dihilangkan penyebabnya.

Pneumonia

Banyak kasus pnemonia, yang merupakan infeksi paru, berawal dari flu biasa. Apabila anak anda menderita flu yang tampaknya semakin berat, dengan batuk yang menetap, kesulitan bernapas, demam, menggigil, segeralah ke dokter.

Sinusitis

Bila anak anda batuk dan pilek lebih dari 10 hari dan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan - dan dokter tidak mendiagnosis pnemonia - maka kemungkinan anak anda menderita sinusitis. Infeksi rongga sinus oleh bakteri ini menyebabkan batuk berkepanjangan karena lendir/mucus terus menerus mengalir ke bawah di belakang tenggorokan, merangsang refleks batuk. Bila dokter mendiagnosis anak anda menderita sinusitis, maka dokter akan meresepkan antibiotika. Ketika sinus bersih lagi, seharusnya batuk berhenti. Banyak dokter, tidak yakin anak kecil dapat menderita infeksi sinus karena rongga sinus belum sempurna dan lebih memilih pendekatan menunggu daripada meresepkan obat.

Sumber : ROOM FOR CHILDREN

Monday, April 18, 2011

ALERGI SUSU SAPI



Sekilas tentang ALERGI SUSU SAPI

T: Bagaimana talaksana alergi susu sapi (ASS)?
J: Untuk penatalaksanaan ASS, ibu harus tetap memberikan ASI dan hindari susu sapi. Walau bayi diberikan ASI, ibu pun harus pantang minum susu sapi dan produk olahannya. Sedangkan untuk bayinya, dapat diberikan makanan pengganti yang jenisnya tergantung dari berat ri...ngannya gejala. Bila gejalanya ringan/sedang, berikan formula Extensively Hydrolized Formula (eHF).

Namun bila gejalanya berat (seperti pada kulit dan saluran cerna), berikan formula asam amino. Bila ada kendala biaya membeli formula tersebut – mengingat harganya cukup mahal – bisa diberikan formula soya atau kedelai . Namun dengan syarat, usia bayi di atas 6 bulan, karena bila usia di bawah 6 bulan nutrisinya tidak terpenuhi. Perlu diperhatikan juga formula kedelai ini juga dapat menimbulkan alergi, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan susu api. Pemberian bubur juga yang tidak mengandung susu sapi atau dapat diberikan bubur hipoalergenik.

Sedangkan pada anak yang tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif dan memiliki risiko alergi namun gejala alerginya belum muncul, dapat diberikan formula susu sapi yang terhidrolisis parsial (Partially Hydrolized Fromula/pHF) atau susu formula HA.

T: Apa dampaknya bila ASS tidak ditangani dengan baik?
J: Bila tidak ditangani, anak akan menderita terus menerus, misalnya gejala yang timbul adalah eksim maka anak akan selalu menggaruk kulitnya dan bila timbul diare yang tidak diatasi, dapat menyebabkan anak kekurangan gizi. Selain itu, ASS yang tidak ditangani kemungkinan akan berkembang menjadi bentuk alergi yang lain, misalnya eksim akan berkembang menjadi asma.

T: Apakah perlu menunda pemberian makanan yang kemungkinan bisa timbulkan alergi?
J: Bila alergi susu sapi, perlu menunda pemberian susu sapi. Begitu pula dengan makanan lainnya yang menjadi makanan ‘tersangka’ penyebab timbulnya alergi, antara lain kacang tanah, makanan laut, dan telur. Kita coba berikan minimal pada usia 1 tahun, namun kebijakan ini berbeda tiap negara. Di Amerika Serikat, contohnya, pemberian makanan laut ditunda hingga usia 3 tahun, telur hingga 2 tahun, dan susu sapi hingga 1 tahun. Bila ada riwayat alergi di keluarga, namun tidak timbul gejala alergi pada bayi, berikan ASI secara eksklusif. Pada anak dengan risiko alergi namun gejala alerginya belum muncul dan tidak bisa mendapat ASI eksklusif, dapat diberikan susu pHF atau HA.

T: Bagaimana dengan eliminasi makanan tertentu?
J: Bila perlu dilakukan eliminasi, harus diberikan makanan pengganti yang gizinya setara, bila hal ini tidak dilakukan maka anak berisiko mengalami kekurangan gizi.

Makanan ’tersangka’ Makanan pengganti
  • Telur Daging ayam
  • Susu sapi Susu terhidrolisat/soya. Boleh daging sapi
  • Ikan laut Coba ikan air tawar

T: Bagaimana dengan tes alergi? Apa saja yang perlu dilakukan?
J: sebelum uji eliminasi dan provokasi bisa dicoba dengan berbagai pemeriksaan, salah satunya adalah skin prick test, yang dilakukan pada anak usia di atas 3 tahun karena kulitnya sudah reaktif. Sedangkan pada bayi usia dini, biasanya dilakukan pemeriksaan serum darah (IgE) dengan teknik RAST. Kalau hasilnya positif, sebaiknya tidak langsung menghindari makanan tertentu namun perlu ditanyakan kepada orang tua. Bila ragu, lakukan tes eliminasi selama 2 minggu dengan makanan ’tersangka’ dan bayi harus dalam kondisi sehat.Berikan makanan tertentu dan bila timbul gejala, makanan tersebut perlu dihentikan. Bila tidak timbul gejala, bisa diulang 2-3 kali untuk memastikan.

Sebelum uji eliminasi provokasi dan skin prick test (uji kulit alergi/tes alergi) tidak boleh mengonsumsi obat antihistamin generasi I minimal 3 hari, sedangkan untuk antihistamin generasi II (1-2 minggu), tergantung lama konsumsinya.

Sumber :
    ROOM FOR CHILDREN
    Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA (K)

Sunday, April 17, 2011

TUBERCULOSIS 'PLEK' PARU



Mengenal masalah tuberculosis (‘plek’ paru) pada anak

Di sebuah arisan, ibu seorang anak sebut saja Nyonya Hindun bercerita tentang anaknya yang sedang dalam pengobatan ‘plek’ paru. Awalnya dia heran anaknya cuma punya masalah badan yang kurus dan nafsu makan yang kurang serta seseka...li ada batuk-pilek tapi dokter langganannya minta supaya anaknya diperiksa lebih lanjut kearah penyakit plek paru (dokternya sendiri bilang tbc paru). Setelah diperiksa lab, uji tuberkulin (ibu-ibu mengenalnya dengan istilah tes mantuk, maksudnya mantoux test) dan rontgent paru, dokter mendiagnosis anaknya sebagai tbc.


Karena dokter menerangkan rontgent paru anaknya dengan istilah banyak plek di paru (maksudnya plaque atau bercak di gambaran rontgent), maka nyonya Hindun cerita kepada yang lain anaknya terkena penyakit plek paru. Selanjutnya Nyonya Hindun sedikit mengeluh tentang pengobatan anaknya karena harus rutin tiap hari minum obat sampai 3 macam untuk 2 bulan pertama dan 4 bulan berikutnya dengan 2 macam obat. Betapa repotnya dia membujuk anaknya untuk mau minum obat secara teratur. Mendengar cerita begitu, tetangga Nyonya Hindun yaitu bu Oneng menyahut : wah itu mah seperti anak saya dulu. Bu Oneng lalu cerita kalau dulu anaknya harus diobati paling tidak 6 bulan, tapi ketika 2 bulan anaknya sudah lebih baik : makannya mulai banyak, berat badannya mulai naik, diapun menghentikan pengobatan atas inisiatif sendiri. Ketika kembali ke dokter, bu Oneng dengan lugu cerita bahwa obat untuk ‘plek’ anaknya sudah distop, dokternya agak ‘marah’ dan menasehati bu Oneng. Terpaksa akhirnya anak bu Oneng kembali menjalani pengobatan dari awal lagi. Saya menyesal nyetop obat waktu itu : kata bu Oneng. Bu Oneng lalu dengan bijaknya menasehati nyonya Hindun seperti halnya dokternya dulu menasehati dia.

Begitulah sekelumit cerita ibu-ibu di sebuah arisan. Cerita tadi bisa menggambarkan bahwa penyakit tuberkulosis (selanjutnya dapat ditulis tb atau tbc) pada anak cukup familiar di kalangan orang tua. Tetapi kebanyakan ibu malu atau sungkan bilang penyakit tbc, seringnya bilang plek atau kena plek. Meski rata-rata awalnya bingung ketika anaknya didiagnosis tuberkulosis, tapi setelah mendapat penjelasan akhirnya mereka mengerti. Anak-anak dari kalangan sosial ekonomi tinggipun bisa terkena karena bisa saja sumber penularan dari orang dekat di sekitarnya seperti pembantu di rumah,pengasuh bayi, supir atau tukang kebunnya. Tapi penularan tb bisa juga dari orang yang tidak mereka kenal mengingat mobilitas anak bepergian atau jalan-jalan cukup tinggi. Sekali waktu dipastikan anak menghirup udara atau debu jalanan yang kemungkinan mengandung kuman tb yang ‘disemburkan’ lewat batuk atau bersin penderita tbc dewasa.

Seberapa penting masalah tbc di Indonesia ?
Indonesia saat sekarang berada peringkat ketiga setelah China dan India dalam jumlah penderita tuberkulosis (3 besar). Tuberkulosis pada anak 5-18 % dari kasus tbc yang ada. Mengingat selebihnya diderita oleh orang dewasa, maka anak-anak kita terancam tertular oleh penderita tbc dewasa. Karena apa ? Karena anak-anak biasanya tertular dari sumber infeksi yang umumnya penderita tbc dewasa. Penularan tbc dari anak ke anak sangat jarang atau boleh dikata tidak ada. Tbc pada anak dapat menimbulkan kematian karena meningitis tuberkulosis dan tb miliar akut yang sering menimpa anak dibawah lima tahun. Sementara tbc tulang dan sendi dapat mengakibatkan kecacatan permanen.



Apa kuman penyebab tbc dan bagaimana penularannya?
Nama kumannya adalah Mycobacterium tuberculosis dengan karakteristik antara lain : dapat hidup berminggu-minggu di udara kering, menyebar di dalam tubuh melalui darah (hematogenic spread), tumbuh lambat (24-32 jam), merupakan kuman aerob (membutuhkan oksigen untuk hidupnya), organ utama yang terkena adalah paru, bereplikasi luas dan sebagian besar menjadi kuman dormant (kuman yang ‘tertidur’ atau sepertinya tidak aktif padahal masih hidup).
Banyak kasus tbc yang merupakan reaktivasi dari infeksi laten (infeksi yang sudah lama berlangsung dan kumannya tetap bertahan hidup). Penularannya sebagian besar lewat udara melalui droplet nucleus yang mengandung kuman dan menembus saluran nafas sampai ke paru-paru (droplet mucleus :percikan ludah/dahak berukuran 1-5 mikron, untuk mengingat 1 mm kubik adalah 1000 mikron)

Apakah tbc hanya menyerang paru-paru ?
Tidak, karena tbc adalah penyakit sistemik yang dapat mengenai beberapa organ. Selain paru-paru, kuman tbc dapat sampai ke mata (konjunktivitis fliktenularis). Menyerang selaput otak (meningitis), kelenjar getah bening (limfadenitis), kulit (skrofuloderma), persendiaan (artritis, osteomilitis), tulang (tersering tulang punggung dan tulang panggul, dikenal sebagai spondilitis dan koksitis) dan juga ginjal (tbc ginjal). Kejadian meningitis tb paling banyak terjadi pada anak dibawah umur 5 tahun. Tbc yang mengenai tulang dan sendi terjadi setelah sekitar 3 tahun infeksi. Sementara itu tbc kulit dan tbc ginjal stelah 5 tahun infeksi. Jadi kalau ada anak yang datang dengan tbc di luar paru seperti itu menandakan bahwa proses penyakit tbc sudah berlangsung lama.

Benarkah gambaran klinis tbc pada anak tidak spesifik ?
Benar! Penyakit tbc anak merupakan penyakit sistemik yang bisa mengenai beberapa organ tapi gambaran klinisnya tidak selalu spesifik, terutama tubercolusis dini. Banyak anak penderita tbc terlambat ditangani karena hal demikian. Beda dengan penderita tbc biasa yaitu batuk-batuk lama yang disertai batuk berdarah (hemoptoe) sehingga cepat terdiagnosis dan mendapat pengobatan.

Lalu bagaimana gejala penyakit tbc pada anak ?
Gejala penyakit tbc pada anak sering kali tidak jelas sehingga orang tua tidak menyadari atau memperhatikannya. Gejala tersebut antara lain : anak yang lesu (malaise), tidak nafsu makan (anoreksia), berat badan yang menurun dalam 2-3 bulan berturut-turut atau berat badan tidak membaik dengan penanganan gizi yang dilakukan, demam tidak tinggi yang berlangsung lama atau demam hilang timbul disertai gejala seperti influenza. Anak penderita tb juga gampang menderita infeksi yang lain seperti infeksi saluran nafas akut (ISPA) berulang.
Pada anak kecil tbc tidak selalu disertai batuk berdahak atau batuk berdarah (hemoptisis) seperti pada tbc dewasa tapi pada anak yang lebih besar dapat timbul gejala seperti orang dewasa termasuk batuk darah walau jarang sekali. Selain gejala umum dan gejala paru-paru, tbc dapat mengenai organ selain paru, seperti kelenjar getah bening( limfadenitis), mata (konjuktivitis fliktenularis), kulit (skrofuloderma), sendi (yang sering terkena sendi lutut,dikenal sebagai gonitis tb), tulang dimana yang sering terkena adalah tulang pangul dan tulang punggung(spondilitis tb dan koksitis tb), bahkan sampai juga ke usus (tbc usus) dan ginjal (tbc ginjal). Anak dengan meningitis tb datang dengan gejala kejang dan penurunan kesadaran. Untuk tbc yang mengenai kulit diketahui setelah da borok di sekitar leher atau ketiak yang tidak kunjung sembuh walau sudah diberi salep antibiotik. Anak dengan tbc tulang datang dengan keluhan timbul benjolan di pnggung (dikenal sebagi gibbus pada tbc tulang). Atau tiba-tiba anak kalu jalan pincang sampai lumpuh. Pada tbc sendi yang sering mengenai sendi lutut, lutut membengkak dan membuat anak terganggu jalannya. Pada tbc usus diketahui setelah anak menderita diare melanjut (kronis), tbc ginjal dicurgai bila anak mengalami hematuria (kencing bercampur darah).
Cukup banyak yang datang berobat ke dokter setelah penyakit tbc sudah menyebar kemana-mana. Khusus untuk tbc sendi dan tulang, dokter anak sering malah mendapat konsul dari dokter bedah tulang (ortopedi) karena keluarga pasien membawa anaknya langsung ke dokter ortopedi. Demikian juga pada anak dengan konjunktivitis fliktenularis sering dirujuk dari dokter mata.
Karenanya orang tua harus berfikir kemungkinan anaknya menderita tb bila ditemukan gejala-gejala tadi walau tidak khas, apalag kalau memang ada kontak dengan penderita tb dewasa aktif (orang tua, saudara, pengasuh atau tetangga dekat). Apa bila bila sudah jelas anak kontak dengan penderita tbc dewasa, anak harus segera diperikakan ke dokter untuk dilakukan tes mantoux (baca : mantu) untu memastikan ada tidaknya infeksi tbc pada anak. Pengobatan tbc dini dapat mencegah tbc berat atau tbc yang menyebar kemana-mana.

Bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan tes Mantoux (baca : mantu) ?
Tes mantoux atau uji tuberkulin adalah salah satu alat diagnostik tb pada anak yang sering dipakai. Tes ini dengan menyuntikkan zat yang dinamakan tuberkulin secara intra kutan (didalam kulit) pada lengan bawah pasien, dan hasilnya dibaca setelah 48-72 jam kemudian. Bila dibekas suntikan timbul benjolan (indurasi) dengan diameter 10 mm atau lebih tes dinyatakan positif, bila 5-9 mm masih meragukan dan harus dinilai kembali, dibawah 5 mm dinyatakan negatif. Bila ingin diulang, tes mantoux dilakukan setelah 1-2 minggu penyuntikan sebelumnya. Hasil tes positif menunjukkan adanya infeksi kuman tb pada anak. Apabila ditunjang dengan pemeriksaan klinis dan radiologis, maka diagnosis ke arah tbc makin kuat.
Hasil tes mantoux yang negatif menandakan bahwa tidak ada infeksi pada anak atau ada infeksi tapi masih dalam masa inkubasi. Mantoux tes dapat negatif (false negatif) pada keadaan anergi yaitu anak pada penderita tb dengan gizi buruk, menderita morbili (campak), pengobatan kortikosteroid yang lama dan tb yang berat (tb miler).

Sebenarnya pemeriksaan apa untuk memastikan diagnosis tuberculosis itu ?
Diagnosis pasti tb adalah ditemukannya kuman tb dari dahak (sputum) penderita dengan pemeriksaan BTA maupun kultur (pembiakan) kuman. Pada orang dewasa mudah untuk mengeluarkan dahak untuk diperiksakan. Pada anak disamping karena gejalanya sendiri tidak khas, kalaupun batuk tidak selalu bisa mengeluarkan dahak. karenanya bila diperlukan pemeriksaan sputum biasa dilakukan dengan cara bilas lambung karena anak suka menelan dahaknya. Tapi yang terakhir ini sudah jarang dilakukan dan dikerjakan hanya pada pusat pendidikan kedokteran. Karenanya untuk diagnosis tb pada anak dilakukan beberapa penilaian dari mulai gambaran klinis pemeriksaan laboratorium, uji tuberkulin (tes mantoux) dan foto rontgen. UKK Respirologi Anak IDAI sudah membuat sistim skoring untuk membantu dokter/SpA dalam menegakkan diagnosis Tbc pada anak.

Apakah gambaran foto rontgen tb anak ?
Gambaran foto rontgen pada tb anak tidak khas dan beragam. Ada yang dengan gambaran infiltrat paru (orang awam tahunya paru anaknya ada flek, maksudnya plauque atau infiltrat tadi), pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal, atelektasis, kavitas, efosi pleura, kavitas, kalsifikasi sampai gambaran milier. Gambaran beragam ini beda dengan rontgen orang dewasa yang spesifik seperti gambaran infiltrat yang khas, kalsifikasi dan adanya kavitas pada paru. Sekarang kita bahwa tahu kenapa orang tua sering bilang anaknya terkena flek paru untuk menyebut penyakit tbc pada anaknya. Rupanya karena dokter sering bilang kalau di paru-paru ada flek-flek (maksudnya plaque atau infiltrat).

Adakah pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosis tb pada anak ?
Pemeriksaan lab rutin tidak ada yang spesifik ke arah diagnosis tb, hanya saja pada anak dengan hb yang rendah atau LED (laju endap darah) yang tinggi bisa sebagai petunjuk awal. Hb yang rendah dapat karena gizi kurang akibat dari anak akibat dari anak yang nafsu makannya menurun, sementara LED yang tinggi dapat karena infeksi kronis yang salah satu penyebabnya bisa karena infeksi tbc. Belakangan ini tengah dikembangkan berbagai teknik pemeriksaan baru dengan metode PCR (polymerase chain reaction) dan uji serologik. Kesemuanya masih dalam penelitian lebih lanjut, karenanya metode tersebut belum dapat digunakan secara meluas.

Lalu pada fasilitas kesehatan yang tidak lengkap sarananya, bagaimana mengobati anak yang tuberkulosis ?
Untuk dokter yang bekerja difasilitas yang tidak lengkap, IDAI (Ikatan Doker Anak Indonesia) telah membuat panduan (algoritma) penatalaksanaan tb pada anak. Bila ditemukan 3 atau lebih keadaan yang di curigai tb, bisa diberikan terapi tb selama 2 bulan, setelah itu dilakukan evaluasi. Bila respon pengobatan positif, maka pengobatan dilanjutkan sampai 6 bulan. Bila respon terapinya negatif atau malah terjadi perburukkan, besar kemungkinan bukan tb atau telah resistensi (kekebalan) kuman terhadap obat tb yang diberikan. Untuk yang terakhir pasien harus dirujuk ke RS rujukan yang lebih lengkap. Keadaan yang di curigai sebagai tb pada anak antara lain : riwayat kontak tertutup dengan penderita tb biasa dengan sputum BTA (+), reaksi yang cepat dari BCG dalam jangka 3-7 hari (umumnya 3 minggu baru timbul ulkus atau koreng), penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, atau berat badan kurang yang tidak membaik dalam satu bulan dengan pemberian gizi yang cukup, demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, batuk lebih dari 3 minggu, ditemukan pembesaran spesifik kelenjar getah bening, skrofoluderma, konjungtivitis fliktenularis, uji tuberkolin positif dan pemeriksaan rontgen yang mendukung ke arah tb. Dengan panduan tersebut penilaian klinis dokter cukup lewat anamnesa dan pemeriksaan fisis saja dapat langsung memberikan pengobatan asal ditemukan 3 atau lebih keadaan tadi.

Bagaimanakah pengobatan tb pada anak, benarkah butuh obat yang banyak dan memakan waktu yang lama ?
Ya, memang demikian. Ada 3 hal pokok yang penting untuk di ingat orang tua :
  1. Obat diberikan. 2 macam atau lebih.
  2. Obat diminum secara teratur setiap hari.
  3. Obat diberikan untuk waktu yang cukup lama (paling cepat 6 bulan).
Obat yang sering diberikan pada penderita tb pada anak adalah Isoniazid (INH), Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol. Pemberian kombinasi obat diperlukan untuk mendapat hasil pengobatan yang maksimal dan untuk mencegah resistensi kuman.
Pada waktu 2 bulan pertama pengobatan anak diberikan 3 macam obat (INH, Rifampisin, Pirazinamide) yang harus diminum tiap hari tanpa jeda. Dokter akan memberi tahu pada orang tua pasien, bahwa obat yang diminum 3 macam. Rifampisin diminum sebelum makan, yang lainnya sesudah makan. INH dan Rifampisin diminum 1 kali sehari dan Pirazinamide diminum 2 kali sehari. Orang tua juga diberi tahu bahwa nanti kencing anaknya akan berwarna merah jambu sehabis minum obat Rifampisin (orang tua sering bilang ‘kaya kencing darah’).
Pada 4 bulan pengobatan berikutnya pasien cukup dengan 2 obat saja yaitu INH dan Rifampisin yang diminum setiap hari.
Respon pengobatan dilihat dari beberapa hal antara lain : anak yang mulai terlihat segar, nafsu makan yang membaik, berat badan naik, tidak demam-demam lagi dan keluhan batuk berkurang sampai hilang.
Pada penyakit tbc yang berat seperti pada meningitis berat atau tb milier maupun tb diluar paru (tbc tulang, tbc sendi) ditambahkan obat tb lain yaitu Etambutol atau Streptomisin pada awal pengobatan. INH dan Rifampisin pada keadaan ini diteruskan sampai 12 bulan. Selain obat anti tuberculosis tadi, pada meningitis tb, tb milier dan efusi pleura ditambahkan kortikosteroid seperti prednison atau prednisolon selama 2-4 minggu dan kemudian diturunkan secara bertahap (taffering off).

Apa yang orang tua harus perhatikan dalam rangka pengobatan tb pada anak ?
Ya, sebagaimana yang kita tahu bahwa pengobatan tb membutuhkan pengobatan teratur dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk itu dibutuhkan ketelatenan orang tua untuk terus memberi obat pada anak. Mungkin adakalanya anak harus dibujuk atau dimotivasi dengan pemberian hadiah asal obatnya mau terus diminum. Jangan sekali-sekali menghentikan pemberian obat sebelum waktunya hanya karena melihat anak sudah tampak lebih baik. Obat bagaimanapun harus diberikan dengan tuntas sesuai jangka waktu yang sudah ditentukan. Untuk menunjang keberhasilan pengobatan sekarang dikenal metode DOTS atau Directly Observed Therapy Shortcourse. Metode ini memberdayakan masyarakat untuk pengawasan minum obat. Dalam pengobatan tb pada anak, masyarakat yang berperan selain orang tuanya sendiri dapat juga keluarga yang lain atau tokoh masyarakat yang disegani di lingkungannya.
Selain obat, penanganan tb pada anak disertai juga dengan pemberian gizi yang baik dan pencegahan/pengobatan dari penyakit infeksi lain.

Apakah efek samping obat yang harus diwaspadai orang tua ?
Efek samping obat tb tapi jarang pada anak adalah gangguan pada hati. Karenanya bila anak setelah minum obat tb terlihat kuning, cepat segera ke dokteruntuk mendapat penanganan selanjutnya. Dokter biasanya akan memeriksakan kadar SGOT/SGPT pasien. Efek samping lain yang lebih jarang adalah gangguan saluran cerna, rash dikulit dan neuritis perifer. Berhubung dosis obat untuk anak lebih kecil dari orang dewasa, efek samping relatif jarang terjadi pada anak.

Bagaimana dengan anak yang ada riwayat kontak erat dengan penderita tbc aktif dewasa, apakah harus diobati juga ?
Untuk keadaan keadaan yang demikian, maka anak harus dilakukan uji tuberkulin. Kalau hasilnya positif berarti si anak sudah terinfeksi, bila disertai klinis dan pemeriksaan penunjang yang mendukung anak diobati dengan 2 atau lebih macam obat sampai paling tidak 6 bulan. Tapi bila uji tuberkulinnya negatif, maka anak mendapat pengobatan pencegahan (kemoprofilaksis) primer yaitu dengan pemberian INH (isoniazid) selama 3 bulan. Setelah 3 bulan dilakukan tes mantoux ulang, bila hasilnya tetap negatif obat tidak dilanjutkan. Tetapi bila menjadi positif berarti pengobatan 3 bulan tersebut gagal, anak diterapi dengan profilaksis sekunder selama 6-12 bulan.
Profilaksis sekunder diberikan pada anak dengan uji tuberkulin positif, tapi klinis anak baik tapi punya resiko menjadi tb aktif. Faktor resiko itu adalah : anak usia balita, dalam pengobatan steroid/penekan sistim imun, sakit keganasan, gizi jelek dan menderita infeksi virus termasuk HIV. Pengobatan profilaksis juga diberikan pada anak yang dengan konversi uji tuberkulin (dari semula negatif menjadi positif) dalam waktu 12 bulan tanpa kelainan dan radiologis.

Apakah imunisasi BCG mencegah anak dari penyakit tbc ?
Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin) adalah vaksin yang dibuat dari Mycobacterium bovis, vaksin ini mempunyai proteksi yang bervariasi dari 0-80%. Jadi vaksin BCG tidak menjamin 100% mencegah tbc tetapi dapat mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberculosis dan tb milier. Sekarang tengah dikembangkan pembuatan vaksin baru untuk menggantikan vaksin BCG selama ini. Semoga saja vaksin baru pengganti BCG benar-benar memberi perlindungan maksimal terhadap penyakit tbc.

Bagaimana agar tbc pada anak tidak menjadi berat atau menjalar kemana-mana?
Seperti diuraikan sebelumnya, pertama : memberikan imunisasi BCG pada waktu yang telah ditentukan (bayi <2 bulan), kedua : pengobatan dini secara teratur dan tuntas, ketiga : pemberian gizi yang baik dan pencegahan infeksi yang lain. Banyak kasus tb pada anak datang dengan keadaan yang berat seperti meningitis tb dan tb milier. Sebagian lagi dengan penyakit tb diluar paru seperti tbc sendi, tbc tulang, tbc kelenjar atau tbc kulit. Padahal sesungguhnya bila diketahui secara dini penyakitnya bisa dicegah keadaan yang berat seprti itu.


Terakhir, bagaimana bisa menekan jumlah kasus tbc pada anak ?
Kasus tbc pada anak dapat ditekan melalui vaksinasi BCG dan pengobatan profilaksis. Tapi sehubungan imunisasi BCG juga tidak seratus persen mencegah tbc, maka penanganan tbc pada orang dewasa harus juga dilakukan dengan tuntas dan dilakukan serentak. Untuk itu pemerintah tengah menggalakkan Gerdunas (gerakan terpadu nasional) pemberantasan penyakit tbc dengan memberikan obat tbc gratis pada masyarakat, penyebarluasan tempat untuk memperoleh obat tbc gratis (seluruh puskesmas) dan mengoptimalkan metode DOTS, sehingga tanggung jawab pemberatasan tbc melibatkan banyak pihak termasuk tokoh masyarakat atau tokoh agama yang disegani.
Kepatuhan meminum obat tbc dalam jangka waktu lama adalah salah satu kendala dalam pengobatan tbc pada orang dewasa. Apabila hal tersebut berlangsung terus, maka sumber penularan tbc pada anak akan terus meningkat dan anak-anak kita selalu dalam ancaman orang dewasa yang tidak sadar bahwa mengobati diriya berarti juga menyelamatkan banyak anak-anak disekitarnya.
Selain itu semua, perbaikan lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk pendidikan tidak kalah pentingnya dalam menekan kasus tbc di Indonesia.


Sumber :
    ROOM FOR CHILDREN
    Dr. M. Muchlis Sp.A
    Klinik Anak Rumkit Lanud Abd Saleh Malang

Saturday, April 16, 2011

DEMAM



Demam terjadi saat "thermostat" internal di dalam tubuh meningkatkan suhu tubuh di atas normal. Thermostat ini berada di dalam bagian tubuh yang disebut hypothalamus. Suhu tubuh manusia dapat sedikit berubah bahkan pada keadaan normal seperti lebih rendah pada pagi hari dan sedikit lebih tinggi pada malam hari. Pada saat anak beraktifitas, bermai...n, berlari atau menangis suhu tubuh dapat berfluktuasi.

Pada saat infeksi, hypothalamus me"reset" suhu tubuh untuk melawan kuman. Mengapa demikian? saat ini para ahli berpendapat bahwa dengan meningkatkan suhu tubuh maka tubuh menyediakan tempat yg tidak nyaman bagi kuman.

Apa yang dapat menyebabkan demam?

satu hal yg penting diingat adalah demam adalah gejala dari masalah yg mendasari dan bukan suatu penyakit. penyebab tersering adalah:
  1. Infeksi : demam membantu tubuh untuk melawan infeksi
  2. Overdressing : biasanya terjadi pada bayi karena mereka belum dapat mengatur suhu tubuhnya sebaik anak yg lebih besar
  3. Imunisasi : kadang2 dpt terjadi low-grade fever
Walaupun tumbuhnya gigi dapat sedikit meningkatkan suhu, namun jarang meningkatkan suhu di atas 37,8 C.

Kapan demam merupakan petanda sesuatu yang berbahaya?

Saat ini para dokter menilai demam bukan hanya dengan suhu yang terukur namun juga dengan keadaan umum anak. Anak dengan suhu tubuh 38,9 C seringkali tidak memerlukan obat kecuali bila mereka tidak nyaman. Pengecualiannya adalah bayi dibawah 3 bulan bila mengalami demam diatas 38 C anda harus segera membawanya ke dokter.

Demam kemungkinan bukan sesuatu yang berbahaya, apabila:
  • anak masih dapat bermain
  • dapat makan dan minum dengan baik
  • masih sadar dan dapat tersenyum
  • warna kulitnya normal
  • terlihat baik saat suhu tubuhnya turun
jangan terlalu khawatir bila anak tidak mau makan saat demam. Untuk anak yang masih dapat minum dan buang air kecil secara normal, tidak makan sebanyak biasanya saat demam adalah sesuatu yang biasa.

Sumber: ROOM FOR CHILDREN

EMPENG 'PACIFIER'



Empeng (Pacifier) buat anak : baik atau buruk?

Keputusan utk memakai pacifier atau empeng terserah pada anda sbg orang tua. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. American Academy of Pediatrics (AAP) masih memberi lampu hijau bagi penggunaan empeng (pacifier) ini. Berikut adalah pro dan kontra penggunaan empeng pada anak:

Pro:
  1. Empeng dpt menenangkan bayi yg rewel. Beberapa bayi le...bih happy jika mengisap sesuatu.
  2. Empeng memungkinkan pengalihan sementara, pada saat bayi lapar sebelum diberi susu.
  3. Dapat membantu bayi utk tidur.
  4. mungkin menurunkan SIDS (sudden infant death syndrome)
  5. Disposable. Lebih sulit utk menghentikan kebiasaan menghisap jempol dibanding menghilangkan kebiasaan ngempeng.
Kontra:
  1. Pemberian empeng yg terlalu dini dpt mengganggu proses menyusui
  2. dapat menjadi tergantung pada empeng.
  3. dapat meningkatkan risiko infeksi saluran telinga bagian tengah.
  4. Penggunaan yg lama dpt mengakibatkan masalah pada gigi.
Bila memilih utk menggunakan empeng, ingatlah:
  1. Tunggulah sampai proses menyusui benar2 mantap, AAP menganjurkan setelah umur 1 bulan plg cepat baru diberikan.
  2. Jangan memberikan empeng sebagai first line defense tiap kali anak menangis
  3. Pilih yg one piece jgn yg two-piece
  4. Biarkan bayi anda yg menentukan , bila belum mau jgn dipaksa
  5. Jaga kebersihan dan keamanannya
  6. Anda harus tahu kapan harus menghentikannya. Bila infeksi telinga menjadi concern anda hentikan pada saat usia 6 bulan. Kebanyakan bayi akan berhenti sendiri pada umur 2-4 tahun.
Bagaimanapun keputusan untuk memakai tidaknya tergantung pada anda dengan memperhatikan rambu2 diatas.

Demikian mudah2an bermanfaat

Sumber: ROOM FOR CHILDREN

PEREDARAN VAKSINASI INDONESIA



Pernyataan Ikatan Dokter Anak Indonesia tentang Program Imunisasi dan Peredaran Vaksin di Indonesia

Pemberian vaksin merupakan upaya preventif untuk mencegah beberapa penyakit infeksi berat yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan, mencegah penyebaran penyakit, sehingga suatu saat penyakit tersebut terbasmi.

Imunisasi merupakan program yang dijalankan hampir seluruh negara di dunia yang pola dan jadwal imunisasinya disesuaikan dengan pola epidemiologis dan kemampuan pembiayaan program masing-masing negara.

Sebelum vaksin digunakan pada manusia, tahapan ilmiah harus dilalui untuk menjamin keamanan dan efikasinya (dimulai dari uji pada binatang, manusia, kelompok tertentu, ‘multi countries’). Vaksin yang beredar di Indonesia sudah tentu setelah mendapat pengkajian ilmiah ulang yang mendalam mencakup uji keamanan dan manfaat dari Pemerintah dalam hal ini Badan POM dan Departemen Kesehatan, dan bila diperlukan meminta masukan dari organisasi profesi terkait, misalnya IDAI untuk vaksin yang akan diberikan kepada anak atau organisasi profesi lainnya sesuai indikasi (misalnya PAPDI, POGI).

Keputusan akhir tentang dapat atau tidaknya satu vaksin beredar berada pada pemerintah (Badan POM) dan bukan pada organisasi profesi termasuk IDAI. Keberadaan dan peredaran vaksin di Indonesia berdasarkan ijin dari Badan POM. Oleh karena itu tidak mungkin vaksin dapat beredar tanpa ijin BPOM.

Vaksin setelah berada di pasaran masih dipantau oleh kelompok independent (Komnas dan Komda KIPI, diketuai oleh dokter spesialis anak di setiap propinsi) yang bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia memasukkan suatu vaksin ke dalam Rekomendasi Jadwal Imunisasi IDAI apabila vaksin tersebut sudah mendapat ijin edar dari pemerintah dan dilakukan kajian ilmiah dari Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi IDAI.
Jakarta, 25 Maret 2009

Sumber : ROOM FOR CHILDREN

Friday, April 15, 2011

DEMAM KEJANG (STEP)


Adi, anak laki-laki usia 1 tahun enam bulan, pada jam 6 sore itu mendadak demam walau tidak terlalu tinggi. Sehari sebelumnya sudah ada gejala batuk dan pilek-pilek.

Ibunya segera meminumkan obat penurun panas yang ada di rumah. Tapi 2 Jam kemudian demamnya makin meninggi (seperti memegang “ Kompor” ibunya mengibaratkan) dan ibunya mulai cemas karena demam anaknya tak kunjung turun.

Kecemasan bercampur kepanikan ibunya menjadi ketika sang anak pada jam 11 malam tiba-tiba matanya mendelik keatas, mulutnya mengancing rapat bahkan sebagian lidahnya sempat tergigit, berlanjut dengan kejang kaku pada seluruh tubuhnya yang kemudian menjadi kejang kelojotan. Ibunya berteriak-teriak histeris memanggil semua orang yang ada di rumah (sayang pada waktu itu ayahnya Adi sedang dinas keluar kota ).

Bersama pengasuhnya, ibunya adi berusaha memberikan pertolongan dengan segala kepanikannya. Dimintanya sendok yang dibalut kain untuk mengganjal mulut Adi agar lidahnya tidak tergigit sembari terus menepuk-nepuk badan maupun pipi Adi dan memanggil-manggil nama anaknya. Pengasuhnya membantu dengan melonggarkan pakaian Adi dan mengompresnya. Kebetulan waktu itu sedang menginap nenek Adi yang baru tiba dari kampung, sang nenek sibuk komat kamit berdoa sambil menghambur-hamburkan garam dapur ke sekeliling rumah karena beranggapan cucunya ‘kesambet’ (kebetulan rumah orang tua Adi dekat dengan pohon beringin tua ‘angker’ yang usianya sudah ratusan tahun kabarnya). Hampir 1 menit anaknya seperti itu, tapi pada akhirnya kejangnya berhenti sendiri, anaknya menjadi lemas tertidur dan sempat menangis sebentar. Segera ibunya membawanya ke RS, di jalan Adi sempat kembali menangis dan meminta minum pada ibunya.

Kejadian di atas bisa jadi juga dialami oleh ibu yang lain. Hampir kebanyakan orang tua akan panik bila menghadapi keadaan demikian. Anak yang mulanya demam biasa tapi kemudian mendadak tinggi dan diikuti dengan kejang jelas menakutkan pada sebagian besar orang tua. Dalam kasus di atas Adi mengalami kejang demam atau orang awam mengatakannya sebagai ‘step’.

Apa itu kejang demam atau ‘step’?

Kejang demam (KD) didefinisikan sebagai suatu serangan atau bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh anak (di atas 38 C suhu rectal), biasa terjadi pada bayi atau anak mulai usia 6 bulan sampai 5 tahun dimana penyebab demamnya adalah proses ekstra cranial (diluar penyakit atau infeksi pada otak) dan terbukti tidak ada penyebab tertentu. Kejang demam harus di bedakan dengan epilepsy yang kejangnya tanpa demam atau kejang pada anak yang menderita infeksi intrakranial seperti radang otak (ensefalitis) atau radang selaput otak (meningitis). Pada keadaan yang terakhir anak demam kemudian kejang dan pasca kejang anak mengalami penurunan kesadaran. Pada kejang demam anak setelah kejang kembali sadar seperti sedia kala, seperti halnya Adi yang sempat menangis dan meminta minum kepada ibunya atau kalau bayi kembali menetek ibunya.

Mengapa anak bisa KD?

Sampai saat sekarang belum diketahui pasti mengapa anak utamanya yang dibawah 5 tahun dapat mengalami kejang demam. Hipotesis ada yang menyatakan bahwa secara genetic ambang kejang pada anak berbeda-beda dan ambang kejang tersebut akan turun pada kenaikan suhu. Yang jelas ada 3 faktor yang berperan penting yaitu factor suhu, infeksi dan umur. Kenaikan suhu yang tinggi dan proses kenaikan suhu yang cepat akibat berbagai infeksi (ISPA, otitis media, tonsillitis, gastroenteritis akut dsb) dapat mencetuskan terjadinya kejang demam pada kelompok anak berumur 6 bulan-5 tahun. Hanya saja pada sebagian kecil kelompok anak kejang dapat timbul pada demam yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 38 C) tapi tetap yang terbanyak adalah pada suhu diatas 39 C.

Apa gejala atau manifestasi klinis kejang demam?

Kejang demam biasa terjadi pada awal demam, pencetusnya adalah cepatnya peningkatan suhu tubuh. Anak pada mulanya menangis, kemudian tidak sadar, diikuti kaku otot (tonik) dan berlanjut dengan kejang kelojotan (klonik), berulang, ritmik kemudian lemas dan tertidur. Dapat juga didahului dengan mata yang mendelik ke atas dan mulut yang mengunci rapat sampai bisa menggigit lidah anak. Bentuk kejang yang lain : langsung gerakan sentakan berulang atau sentakan maupun kekakuan local (kejang fokal). Lama kejang kebanyakan dibawah 5 menit, tapi pada sebagian kecil bisa sampai 15-30 menit. Pada kejang demam, pasca kejang anak tertidur dan bila dibangunkan menangis dan sadar.

Apa yang dimaksud dengan kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks?

Secara klinis kejang demam dibagi menjadi 2 yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana : kejang berlangsung kurang dari 15 menit, kejangnya umum dan tunggal (dalam 24 jam demam hanya satu kali kejang). Sedangkan kejang demam kompleks : kejang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang fokal dan atau multiple (terjadi 2 kali atau lebih kejang dalam 24 jam demam).

Apa factor resiko kejang demam pertama?

Diketahui ada beberapa factor yang membuat seorang anak beresiko untuk mengalami kejang demam untuk pertama kali. Faktor tersebut antara lain : riwayat keluarga dengan kejang demam, bayi baru lahir yang sempat dirawat selama lebih dari 4 minggu, anak dengan perkembangan terlambat (delayed development), anak dengan pengawasan khusus/perawatan khusus, kadar natrium darah yang rendah dan yang terpenting adalah temperatur yang tinggi.

Apakah seorang anak yang pernah kejang demam bisa kembali berulang?

Diketahui ada sekitar 33 % anak yang dapat mengalami kejang berulang 1 kali atau lebih. Makin muda usia anak mendapat kejang demam pertama kali, makin besar kemungkinan kambuh. Selain itu factor cepatnya si anak kejang setelah demam, temperatur yang ‘rendah’ (<38 C) saat kejang, riwayat keluarga dengan kejang demam dan riwayat keluarga dengan epilepsy juga merupakan factor resiko seorang anak mengalami kejang demam berulang.

Apakah anak yang kejang demam dapat menjadi epilepsy ?

Sebagian besar kejang demam tidak berkembang menjadi epilepsi. Tapi diketahui ada beberapa faktor yang membuat seorang anak yang pernah KD beresiko menjadi epilepsi. Faktor-faktor tersebut antara lain : perkembangan abnormal sebelum kejang demam yang pertama (misal : anak penderita cerebral palsy atau CP), riwayat keluarga dengan epilepsi dan kejang demamnya dikategorikan kejang demam kompleks.

Apakah kejang demam membuat anak tidak cerdas (bodoh) ?

Tidak pernah ada bukti bahwa kejang demam akan dapat menurunkan kecerdasan anak. Anak yang pernah kejang demam sewaktu kecil sama cerdasnya dengan mereka yang tidak pernah kejang demam. Lain halnya kalau ternyata seorang pernah kejang disertai demam dan penyebabnya diketahui sebagai infeksi otak (ensefalitis, meningoensefalitis) yang dapat menimbulkan kerusakan permanen pada otak dan akhirnya mempengaruhi perkembangan anak termasuk kecerdasannya.

Apa penanganan/pengobatan yang dilakukan pada anak dengan kejang demam ?

Seandainya kejang demam terjadi dirumah, orang tua diharapkan tetap tenang, apabila mulut sang anak mengunci rapat sampai mengigit lidah, bisa diberikan pengganjal pada mulutnya dengan sendok yang dibalut kain atau bantalan apa saja yang empuk. Longgarkan semua pakaian yang ketat, kompres hangat untuk membantu menurunkan suhunya (jangan lagi pakai kompres dingin atau alkohol).
Umumnya kejang berhenti sendiri, tapi bila kejang harus segera diberikan anti kejang (anti konvulsan) secepatnya. Kalau dirumah bisa diberikan anti kejang yang berbentuk rectal tube dimana obat tersebut disemprotkan ke dalam anus, satu hal yang bisa dikerjakan oleh orang tua. Di klinik/IGD dokterpun sering menggunakan obat anti kejang yang berbentuk rectal tube, karena mudah dan praktis ketimbang obat yang harus disuntikkan. Setelah kejang teratasi dilanjutkan dengan pemberian obat penurun panassesegera mungkin, lagi-lagi yang diberikan lewat anus (seperti proris supp, propyretic supp atau dumin supp). Pemberiaan obat lewat anus pada saat pasca kejang dianjurkan karena anak biasanya tertidur ditambah lagi dengan efek obat anti kejang yang membuat anak mengantuk (efek sodasi). Bila demam tinggi sekali (hiperpireksia) apalagi sebelumnya anak diare atau muntah, anak harus dirawat dan dipasang infus untuk masukkan cairan maupun obat selanjutnya.
Sebagian besar anak dengan kejang demam bisa dipulangkan dan berobat jalan. Sewaktu pulang orang tua dibekali obat panas umumnya golongan parasetamol (sanmol, panadol, tempra, dumin dsb) atau golongan ibuprofen (proris, fenris, bufect dsb) yang ditambah juga dengan obat pencegah kejang (diazepam). Obat dapat diberikan dalam puyer racikan atau terpisah berupa sirup penurun panas dan puyer anti kejang (diazepam). Bila demamnya disebabkan infeksi bakteri diberikan antibiotika. Dokter adakalanya juga membekali orang tua dengan obat anti kejang (diazepam) dalam bentuk rectal tube (nama dagangnya stezolid) dan penurun panas dalam bentuk supposotoria (proris, dumin, propyretic). Selain itu orang tua diberikan edukasi oleh dokter bila menghadapi anak yang kembali demam dengan kaitannya dengan penggunaan dan dosis obat demam yang sesuai. Banyak orang tua yang sering memberikan dosis obat panas yang kecil karena sering memakai patokan dosis obat yang lalu, karenanya jangan malu bertanya pada dokter berapa dosis obat penurun panas yang tepat sesuai berat badan anak.
Dengan edukasi yang baik, diharapkan orang tua bertindak cepat ketika anaknya demam dan tidak terlambat membawa ke dokter.

Apakah diperlukan obat pencegah kejang yang rutin atau cukup sewaktu anak demam saja?
Pengobatan pencegahan (profilaksis) dengan anti konvulsan bertujuan mencegah kambuhnya kejang, bisa diberikan intermitten (sewaktu demam saja) atau yang diberikan rutin terus menerus. Profilaksis intermitten bisa diberikan lewat racikan obat panas dan anti konvulsan (diazepam) atau dengan anti konsulvan supp yang dimasukkan lewat anus. Bila berat badan anak kurang dari 10 kg memakai diazepam supp 5 mg tapi bila sudah dia tas 10 kg memakai diazepam supp 10 mg. Kebanyakkan kasus kejang demam hanya butuh profilaksis intermitten atau sewaktu demam saja.
Profilaksis terus menerus selama 1 tahun (sejak dari kejang terakhir) diberikan secara individual dan pada kasus tertentu saja. Obat yang sering adalah fenobarbital (luminal) atau yang makin sering dipakai sekarang karena efek sampingnya minimal adalah asam valproat ( depakene). IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia) melalui UKK Neurologi Anak memberikan rekomendasi profilaksis terus menerus pada keadaan sebagai berikut : sebelum kejang pertama sudah ada kelainan neurologik yang nyata (cerebral palsy, mikrocepali atau retardasi mental), riwayat kejang demam yang lama, kejang demam fokal dan dipertimbangkan pada anak yang mendapat kejang pertama pada usia kurang 12 bulan atau terjadi kejang multiple (2 kali kejang atau lebih) dalam satu episode demam atau kejang demam lebih dari 4 kali dalam setahun.

Beberapa Tips : keadaan yang perlu diwaspadai !
Beberapa hal yang perlu diwaspadai pada anak dengan kejang demam antara lain :
  • Munculnya demam pada anak yang pernah kejang demam.
  • Kejang demam pertama pada anak usia kurang 12 bln, karena punya kemungkinan berulang.
  • Kejang demam yang lama (15 menit) atau kejang fokal yang bisa menimbulkan gangguan otak.
  • Efek samping obat anti konvulsan (anti kejang) : depresi napas, gangguan fungsi hati, gangguan perilaku, gangguan intelektual dll.
  • Setiap anak kejang demam harus disingkirkan kemungkinan meningitis, ensefalitis tau ensefalopati karena berdampak pada prognosa (harapan kesembuhan) dan gejala sisa yang mungkin timbul.

SUMBER:
Dr. M. Muchlis Sp.A
Klinik Anak Rumkit Lanud Abd. Saleh Malang